1. Bertemu Lagi

1.8K 133 10
                                    

Ellgar kembali terbangun oleh tangisan Aiden, dia segera menghampiri putranya namun putranya itu justru memberontak ketika Ellgar mencoba untuk memeluk dia. Ellgar memijat pangkal hidungnya, setelah mengusir perempuan kemarin dan Aiden terbangun, putranya kembali menangis dan marah pada Ellgar seolah-olah sudah tahu siapa yang membuat perempuan itu pergi.

Seorang nanny masuk ke kamar Aiden, wanita berumur 50 tahun itu membawa Aiden untuk dimandikan. Sedangkan Ellgar keluar dengan wajah yang lelah, dia harus bersiap-siap untuk bekerja hari ini. Setelah selesai bersiap-siap, Ellgar keluar dari kamarnya menuju ruang makan, terlihat Aiden sudah duduk di kursi tanpa menyentuh makanannya.

"Kenapa kamu tak makan?" tanya Ellgar, dia mengusap kepala Aiden tapi putranya itu malah menepis tangannya bertanda dia masih marah pada si ayah.

Ellgar menghela napas, dia duduk di samping Aiden. "Aiden, dengar! Dia bukan mama kamu. Papa tak bisa membiarkan orang asing yang tak jelas asal usulnya tinggal di rumah kita," jelasnya.

"Mama!" Kata Aiden dengan tegas.

Karena sudah lelah, Ellgar pun memutuskan untuk pergi bekerja. "Jaga Aiden," pintanya pada maid dan penjaga rumah.

Mereka menganggukkan kepala, kemudian Ellgar pergi meninggalkan rumah. Melihat ayahnya yang pergi begitu saja jelas membuat Aiden merasa sedih, para maid yang menyadari hal itu mencoba untuk menghibur tuan muda mereka.

***

Sementara itu di pusat kota, tepatnya di sebuah cafe yang baru saja buka terdapat 3 orang yang bekerja di shif pagi. Cafe yang di layani oleh 2 perempuan dan 1 laki-laki, yang laki-laki membersihkan meja, yang perempuan menyiapkan alat-alat yang di perlukan.

"Cassie," panggil perempuan satunya.

Cassie pun menoleh, dia menoleh pada sahabatnya. "Ada apa?" tanyanya.

"Rapikan rambut mu," ujar Monica.

Mendengar hal itu, Cassie pun segera merapikan rambutnya yang agak berantakan. Dia kembali menoleh pada sahabatnya dan di balas dengan acungan jempol dari Monica.

"Terimakasih," ucap Cassie.

Setelah kejadian kemarin, Cassie memutuskan untuk tetap bekerja di cafe tersebut tak hanya bekerja, dia pun tinggal di tempat kerjanya dan meskipun mendapatkan ijin untuk tinggal di sana Cassie tetap harus membayar uang sewanya. Baginya tak masalah, asalkan dia memiliki tempat untuk tidur dan meneduh dari panas dan hujan. Lalu seharian itu, Cassie membersihkan gudang di cafe tersebut untuk menjadi tempat tidur yang layak, dia benar-benar mendekorasi gudang tersebut menjadi kamar yang indah. Bahkan Monica meminta ijin untuk sesekali tidur dengannya di kamar tersebut.

Terlihat di luar sana sebuah mobil terparkir di depan cafe, melihat akan ada pelanggan ketiganya pun langsung bersiap-siap untuk menyambut kedatangan pelanggan. Lonceng pintu berbunyi ketika pelanggan tersebut masuk ke dalam cafe, serentak mereka bertiga memberikan salam padanya.

"Selamat pagi dan selamat datang," katanya.

Pria itu hanya memberikan senyuman tipis, wajah tampan namun terlihat begitu lelah, bahkan kantung matanya terdapat lingkaran hitam seperti seseorang yang kurang tidur.

"Hot Americano satu," pesannya.

Cassie pun langsung membuat pesanan, dan saat dia menatap pelanggan tersebut keduanya saling bertatapan. Wajah yang tak asing membuat keduanya tertegun, pria dengan wajah yang sama yang telah mengusirnya kemarin sore. Rasa kesal karena sikap pria itu masih ada dalam dirinya, Cassie yang tadinya tersenyum ramah kini raut wajahnya berubah menjadi kesal.

DADDY SITTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang