29

426 66 5
                                    

Selamat membaca!

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekaraang juga!"

Sunghoon mendekatkan mulutnya ke lilin yang ditancapkan diatas kue rasa coklat dan dibaluti selai stroberi diatasnya. "Fuuh ... udah kan selesai acaranya?" tanya Sunghoon kepada yang lain.

"Ya belom lah Hoon, masa abis tiup lilin bubar? Potong kue aja belom," balas Jake. Sunghoon pun mengambil pisau lalu memotong kue ulang tahunnya yang dibuat oleh Anna spesial untuk anaknya yang satu itu.

Hari ini, tanggal 9 Desember adalah hari dimana Sunghoon bertambah umurnya. Seharusnya di hari ulang tahunnya ia merasa bahagia. Tapi entah kenapa ia tidak merasa bahagia sama sekali, ia ingin segera pergi ke kamarnya dan memainkan ponselnya saja.

"Buat siapa Hoon potongan pertamanya?" tanya Heeseung. Sunghoon pun melirik ke arah bundanya yang terlihat seperti sudah tahu kalau potongan pertamanya akan diberikan kepadanya.

"Buat gue," Sunghoon menyendokkan kuenya lalu melahapnya. Keenam saudaranya yang lain hanya menatap Sunghoon kaget. Memang sekarang hubungan mereka dengan sang bunda sudah tidak seindah dulu, tetapi tetap saja kalau ulang tahun mereka akan memberikan potongan pertamanya untuk Anna.

Anna tersenyum. "Ahaha Sunghoon pasti sudah sangat lapar ya?" tanya Anna. Bukannya menjawab, Sunghoon malah mengacuhkan bundanya dan lanjut memakan kuenya.

"Iya tuh kayaknya Bunda, biasanya orang laper suka gampang emosi sama jutek," kata Sunoo mencoba mencairkan suasana.

"Ya sudah kalian makan juga gih, kuenya bunda bikin pakai bahan spesial loh," kata Anna, Sunghoon yang sedang sibuk mengunyah pun sontak menengok ke arah Anna dan menatapnya seperti menyelidiki sesuatu.

"Bahan spesial apa Bunda?" tanya Jungwon.

"Rahasia," kata Anna sambil menaruh jari telunjuknya di depan mulutnya. Yang lain hanya menangguk pelan lalu satu persatu mengambil kuenya untuk dimakan, tetapi saat mereka ingin memakannya, tiba-tiba Sunghoon mengetuk dan menyeret ujung sendoknya ke meja.

Pertama ia menggores meja dengan sendok itu sekali, lalu mengetuk dua kali, dan menggores lagi sekali. Setelah itu ia menaruh sendoknya di samping piring. Ia berhenti makan dan hanya duduk diam.

Yang lain hanya menatap Sunghoon dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan seperti apa. Keenam saudara Sunghoon yang sudah hampir melahap kuenya pun diam membeku begitu mendengar suara ketukan dan seretan sendok tersebut.

"Oh eum ... Bunda, tau gak sih kan di deket sekolah Sunoo ada kafe baru." Sunoo mendekati Anna lalu menunjukkan foto sebuah gedung kecil yang ia sebut cafe tadi.

"Oh benarkah?"

"Iya Bunda, di situ gak cuma jual kopi, tapi jual makanan ringan sama makanan berat juga ada Bunda. Keliatannya enak ya Bunda? Mau coba beli gak? Mumpung Sunoo punya kupon nih, jadi lebih murah," kata Sunoo. Saat Sunoo mengalihkan perhatian Anna, yang lain menjauhkan kuenya dari hadapannya.

"Boleh, kalian mau makan apa?" tanya Anna kepada anak-anaknya.

"Heeseung i-ikut Bunda aja," jawab Heeseung.

Anna berpikir sebentar sambil melihat-lihat menu di cafe tersebut. "Kalau gitu kita pesan pizza saj—"

"Hoon anjir kok lo mimisan?!" pekik Jay saat melihat cairan berwarna merah gelap keluar dari hidung Sunghoon. Dengan cepat ia mengambil beberapa lembar tissue lalu memberikannya kepada Sunghoon.

Sekarang semuanya terfokus kepada Sunghoon yang sedang membersihkan darahnya yang tak kunjung berhenti mengalir. "Sunghoon kamu gapapa nak? Kamu lagi sakit?" tanya Anna dengan nada khawatir.

ELYSIUM - EnhypenWhere stories live. Discover now