Pdkt lama kembali bermula🐷

302 61 26
                                    

Hari ini, Adel berangkat ke sekolah lebih siang dari biasanya.

Semua ini, gara-gara Elvan yang tiba-tiba mulas di saat mereka sudah siap berangkat sekolah. Alhasil, Adel mau tak mau harus menunggu Elvan menyelesaikan panggilan alamnya terlebih dulu.

Suasana SMA Dwilingga nampak sudah ramai. Waktu tersisa sepuluh menit lagi, sebelum bel masuk berbunyi. Dan karna itulah, Adel harus segera pergi ke kelasnya.

"Aduh-aduh, tumben ya seorang Juleha, datangnya kesiangan!"

Adel memutar matanya malas. Tak mau terlalu menanggapi cowok titisan makhluk astral tersebut. Namun, cowok itu menghalangi langkahnya.

"Bukan urusan lo! Awas, minggir!"

Azam tertawa kecil melihat ekspresi galak gadis itu. "Jul, lo kok masih belum laku? Lo belum move on ya, dari seorang Azam yang ketampanannya tiada tara ini."

Cowok itu menyungar rambutnya dengan menggunakan sela-sela jari. Menampilkan ekspresi khas seorang buaya kelas kakap. Membuat Adel sedikit menunjukan eskpresi jijik.

"Enak aja, ngatain gue gak laku! Gue tuh bukan gak laku, cuma lagi gak mau deket sama cowok!"

"Gak mau deket sama cowok, atau gak ada yang mau deketin lo?"

Azam tertawa keras setelah mengakhiri kalimatnya itu. Sedangkan Adel, hanya menatapnya datar. Enggan berekspresi sama sekali.

"Kucing gue tuh, satu ada yang laki. Jomblo kok dia. Bininya mati kena racun tikus. Udah duda dia, anaknya satu, si Bubu. Kalau mau, ntar gue jodohin lo sama dia!"

Golok mana golok. Gue udah gak tahan.

"Stres!"

Tak mau berlama-lama di sana, Adel lebih memilih menabrak bahu cowok itu. Bergegas menuju kelasnya, sebelum bel masuk berbunyi. Meninggalkan cowok yang masih tertawa itu.

Sesampainya di kelas 12 IPA 2, gadis itu langsung masuk dan duduk di bangkunya, tanpa mau melirik ke arah sahabatnya terlebih dulu.

"Kenapa lo, Del? Lecek amat tuh muka!" Naya -- teman sebangkunya itu menatapnya heran.

"Gak mood gue hari ini, Nay. Gak abang gue, gak si Junaidi, ngeselin semua sumpah!"

Naya tertawa kecil. Ia sudah tak heran lagi dengan faktor penyebab anjloknya mood seorang Adellina. Kalau bukan Elvan, ya Azam.

"Lo tau gak, gue tadi tuh udah pake sepatu. Udah siap, udah nangkring depan rumah. Lah, abang gue tercintah, yang minim akhlak, malah kepengen berak dulu. Siapa yang gak kesel coba."

"Apalagi tadi si Junaidi, pake nongol lagi depan gue. Ngeledek lagi. Ngatain gue gak laku-laku! Makin gak mood kan gue!"

Naya kembali tertawa mendengarkan cerita dari teman sebangkunya itu.

Ia sudah terbiasa mendengarkan keluh kesah gadis itu setiap hari. Adel itu orangnya, gampang kesal sama orang. Apalagi sama Azam, kesalnya pasti nambah. Karna ya, Azam itu memang paling bisa membuat mood Adel benar-benar anjlok.

"Si Cacha Maricha kemana, Nay?"

Adel menoleh ke arah bangku Cacha. Di sana hanya ada tas berwarna hijau milik gadis itu saja. Sedangkan, orangnya tak ada di ruangan kelas.

"Ke toilet, kebelet katanya. Lo tau sendiri, dia kan langganan toilet," jelas Naya, yang hanya mendapat balasan 'oh' saja dari gadis di sebelahnya.

Ia sudah tau kebiasaan Cacha. Selain sering menghayal dinikahi duda kaya raya, gadis itu juga paling suka makan makanan super pedas. Bukan hal aneh lagi, jika gadis itu sering bulak-balik ke toilet.

Mantan masa Gitu?Место, где живут истории. Откройте их для себя