After Midnight - Part 4

1.7K 277 119
                                    

Jensoo💙

Happy Reading

#Jennie Side

Jennie’s Family Home
Seoul, South Korea

Aku turun dari taksi dan berjalan menuju pintu rumahku. Pintu ini masih sama seperti dua tahun lalu. Eomma selalu suka dengan ukiran dan warna cat pada pintu itu, jadi ia tak akan membiarkan siapapun untuk mengganti pintu tersebut.

Kutekan bel pada pintu. Kutatap barang bawaanku, aku tak membawa banyak barang. Hanya beberapa souvenir khas London untuk Eomma, Eonnie, dan Appaku. Aku tahu bahwa souvenir tak akan meluluhkan hati mereka setelah dua tahun kepergianku dari Seoul tanpa kabar sedikitpun. Mereka butuh penjelasan dan permintaan maafku. Aku sudah siap bila mereka membenciku.

Ceklek

Pintu terbuka dan Krystal eonnie berdiri menatapku dengan tercekat, aku tersenyum padanya. Ia tak membalas senyumanku, ia masih menatapku seolah aku adalah makhluk dari planet lain. Kugoyangkan tanganku di depan wajahnya, ia mengerjapkan matanya.

“Hai, eonnie?” sapaku kikuk. Ia lalu berhambur ke dalam pelukanku.

“Kim Jennie! Kau darimana saja?” teriaknya keras di dalam pelukanku. Aku bisa dengar suaranya berubah parau.

“Aku merindukanmu eonnie.” Ucapku padanya.

Aku benar-benar merindukan keluargaku. Merindukan kakak cantikku ini dan… merindukan Jisoo.

Ia menganggukan kepalanya dalam pelukanku.

“Aku juga merindukanmu, Jen. Kau benar-benar adik yang sangat kurang ajar! Kau baik-baik saja?” tanyanya setelah melepas pelukannya, ia meraba wajahku seolah ia tak percaya ini aku. Aku tahu ia sangat emosional.

“Ya, aku baik-baik saja. Bisakah kita masuk?” tanyaku padanya.

Ia menganggukan kepalanya seolah baru saja sadar bahwa kami masih berada di luar. Kami berjalan masuk ke dalam rumah, ia terus melingkarkan tangannya pada lenganku. Ia terus berceloteh menanyakan apa saja yang kulakukan selama aku tak di Seoul. Terlalu banyak hal yang ingin aku sampaikan, tapi pertama-tama aku butuh mandi dan istirahat.


****

At night

Aku berdiri dengan diam di depan pintu kamar Krystal. Pikiranku masih berputar pada apa yang terjadi sore tadi. Aku ingin menanyakan semua hal yang dikatakan Appa padaku. Sore tadi ia baru saja pulang dari kantor, ia begitu terkejut dan marah saat melihatku. Tanpa mandi dan makan ia langsung memintaku untuk menemuinya di ruang kerjanya.

Selama tiga jam lamanya ia memarahiku dan mengatakan semua kekecewaannya pada apa yang sudah kulakukan dua tahun lalu. Aku tahu aku pantas mendapatkannya, aku bahkan mengira ia akan mengusirku. Tidak, ia bilang ia tak akan mengusirku. Ia memintaku memperbaiki semuanya. Aku pasti akan melakukannya tanpa ia minta sedikitpun. Itu sudah menjadi tujuanku saat kembali ke Seoul.

Hanya saja ada satu hal yang tidak kumengerti dari apa yang ia katakan. Ia bilang hubungan keluarga kami dengan keluarga Kim tak cukup baik. Ia tak menjelaskan lebih. Ia hanya terus memarahiku dan menanyakan pada dirinya sendiri bahwa apakah ia sudah salah mendidikku. Aku hanya diam saat ia melontarkan kemarahannya, aku lebih dari tidak pantas bila hanya mendapatkan kemarahannya. Seharusnya ia memukul atau mengutukku tapi ia bilang bahwa aku sudah dewasa, ia menghormati apa yang menjadi keputusanku.

Tok… Tok… Tok…

Tanpa membuang waktu kuketuk pintu kamar Krystal. Aku ingin segera menanyakan semua hal yang sudah terjadi selama kepergianku ke London. Aku tak bisa hanya berharap bahwa semuanya baik-baik saja. Aku tahu aku sudah merusak segalanya.

After Midnight (Short Story)✔️Where stories live. Discover now