Don't Break It !!!

2.6K 270 82
                                    

Jensoo💙

Happy Reading

Six day later…

Jisoo berjalan tergasa-gesa memasuki gerbang sekolah Aeri, ia terlambat menjemput putrinya lagi. Terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, akhir-akhir ini butiknya memiliki banyak pesanan.

Jisoo mengedarkan pandangannya tetapi matanya tak menemukan di mana Aeri berada. Kegelisahan mulai muncul, ia menarik nafas lalu mulai melakukan beberapa panggilan. Ia menelpon guru Aeri tetapi wanita di seberang telepon justru mengatakan Aeri sudah dijemput. Rasa panik tak pelak semakin membuat Jisoo ketakutan. Ia menggigit bibir bawahnya mencoba menahan kegelisahannya. Ia takut terjadi sesuatu pada Aeri.

“Eomma!”

Jisoo membalikan tubuhnya dengan cepat seolah ia tak punya tulang sama sekali.

“Aeri-ya!” pekik Jisoo tertahan, ia segara berjalan menuju gadis kecil itu.

Matanya membulat saat melihat Jennie di belakang Aeri, Jennie membawa tas merah muda milik putrinya.

“Jennie?” ucap Jisoo terkejut.

Ini pertama kalinya ia melihat wanita itu lagi setelah pembicaraan mereka di kafe. Selain itu, ia terkejut melihat kedekatan Jennie dan Aeri.

“Hai.” Sapa Jennie saat dia berdiri di samping Aeri. Sedangkan Jisoo terdiam, masih terkejut melihat Jennie.

“Eomma, kau terlalu lama menjemputku. Tadi kami makan dulu. Setelah ini kami akan pergi membeli es krim, bolehkan?” tanya Aeri pelan.

“Ne? Maafkan eomma Aeri-ya. Ah… Aeri-ya, ini sudah sore. Jennie Ahjumma mungkin lelah setelah seharian bekerja.” Balas Jisoo pelan tidak tahu harus mengizinkan atau tidak. Ia merasa sedikit kikuk.

Gwaenchana, aku senang mengajak Aeri pergi. Kami punya topik pembicaraan yang menyenangkan. Lagipula aku tidak terlalu lelah.” Balas Jennie dengan senyum penuh arti, ia seolah sedang mempermainkan Jisoo. Jisoo tahu Jennie sengaja merencanakan semua ini.

“Eomma, kau dengar sendiri apa yang Jennie Ahjumma katakan, kan? Lagipula ini jumat, besok libur. Tidak ada salahnya kita jalan-jalan.” Ucap Aeri masih merayu Jisoo.

“Di mana Jeno?” tanya Jisoo berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Dia dijemput Krystal eonnie tadi, mereka tiba-tiba punya acara sendiri.” Balas Jennie.

“Jadi bagaimana? Boleh, kan?” tanya Aeri lagi.

Jisoo meringis pelan mengutuk tingkah anaknya, ia menatap Jennie seolah meminta wanita itu untuk menolak keinginan putrinya itu tapi Jennie seolah membutakan hati dan matanya. Ia justru menoleh pada Aeri dengan senyum anehnya.

Jisoo menyipitkan matanya.

“Kalian sudah merencanakannya, kan? Dasar menyebalkan, aku bisa apa.” Ucap Jisoo kemudian, Jennie dan Aeri tertawa kecil lalu melekukan high five di depan Jisoo.

Kajja!” Ucap Jennie lalu meraih tangan Aeri dan berjalan meninggalkan Jisoo di belakang.

Jisoo berdiri menatap kedua orang itu pergi dari hadapannya, hatinya seolah meluruh melihat keceriaan Aeri, belum lagi sikap perhatian Jennie. Tidak pernah ada seorang  pun yang melakukan hal seperti ini pada mereka. Ia hanya terus mengurung diri, ia tak pernah mengizinkan siapapun manapun mengambil tempat Lim. Tapi hari ini, hari ini ia membiarkan orang lain –bukan orang lain sebenarnya- mengisi sebagian kecil tempat di hatinya. Ia tahu, ia terharu dengan sikap Jennie. Perasaan hangat membanjirinya.

After Midnight (Short Story)✔️Where stories live. Discover now