"THIRTY-TWO"
Jaemin, masuk kedalam kamar di ikuti Renjun yang berjalan di belakangnya.
"Jaem" panggil Renjun, namun tak ada respon dari Jaemin yang masih setia menunduk entah apa yang menarik di bawah sana.
"Jaem" panggil Renjun sekali lagi.
Tapi masih tak ada jawaban dari Jaemin, membuat Renjun mendekatinya.
"Jaemin"
Jaemin, mengkat wajahnya saat Renjun menepuk pundaknya.
"Apa dia akan menbenciku?" ucap Jaemin lirih.
Renjun, menggelengkan kepalanya sambil tersenyum hangat.
"Tidak" ucap Renjun.
"Tapi ak-"
"Aku tau kau punya alasan melakukan itu, jelaskan padanya saat semua sudah tenang, aku yakin dia akan memaafkanmu" ucap Renjun.
Jaemin, mengangguk sebelum Renjun secara tiba-tiba membawanya kedalam pelukan.
• • • • •
Di sisi lain, Haechan terus berlari dengan airmata yang terus keluar dari manik kecoklatannya, kakinya terus melangkah membawanya pergi tanpa arah.
"Hiks.. kenapa... kenapa harus seperti inin hiks" gumam
Haechan sepanjang jalan.Bugh!
Haechan, terjatuh di pinggir jalan di atas jembatan saat kaki kecilnya tak mampu lagi menopang tubuhnya untuk berjalan lagi.
"Hiks"
Lagi-lagi Haechan terisak bersandarkan tiang pembatas jembatan itu.
Dan sedetik kemudian entah apa yang ada di pikiran Haechan, sehingga laki-laki mungil itu kembali bangkit dan memanjat pagar pembatas tersebut.
"Jika kau tak menginginkanku kenapa kau memberiku harapan, Na" gumam Haechan yang sudah berdiri tegak di atas pagar pembatas.
"Jika kau ingin pergi dariku, kenapa kau harus hadir dalam hidupku, Na"
Haechan, menunduk menatap perutnya yang masih terlihat rata, "maaf" gumamnya.
Ddrrtt....
Ddrrrttt....
Ponsel Haechan terus begetar dari awal dia pergi meninggalkan asrama saat dirinya melihat Jaemin mencium orang yang tak ia kenal.
"Shit! kemana sih dia" umpat Jeno sambil terus berjalan dan mengedarkan pandangannya ke segala arah mencari keberadaan Haechan.
Ingin rasanya Jeno menyerah karena tak juga menemukan Haechan, sedangkan hari mulai gelap.
"HAECHAN~AA!!" teriak Jeno.
Jeno, terus berjalan sambil sesekali bertanya pada pejalan kaki lainnya dengan menunjukkan foto Haechan yang ada di dalam ponselnya.
"HAECHA- FUCK!"
Teriakan Jeno terhenti dan berubah menjadi umpatan saat melihat sosok yang ia yakini itu Haechan sedang berdiri di atas pembatas jembatan sedetik sebelum Haechan melompat ke sungai.
Byurrr!
"HAECHAN~AA!!"
Teriak Jeno mengedarkan pandangannya kesegala arah berharap menemukan tubuh Haechan di dalam derasnya air sungai.
• • • • •
Brakk!!!
Bugg!
Bugg!
"JENO HENTIKAN!!" teriak Renjun panik saat tiba-tiba Jeno masuk dan menyerang Jaemin dengan tubuhnya yang basah kuyup.
Bugg!
Bugg!
Jeno, menulikan pendengarannya dan menghiraukan teriakan-teriakan Renjun yang mencoba menahan tubuhnya agar tak menyerang Jaemin lagi.
Srakk!!
"Renjun!" teriak Jaemin saat tubuh Renjun terpental karena dorongan Jeno.
Mendengar teriakan Jaemin, membuat Jeno menghentikan pukulannya dan menatap Renjun yang sudah terbaring di lantai dengan dahi yang mengeluarkan darah.
"Njun, Renjun.. kau mendengarku?" panik Jeno sambil menggoyang-goyangkan tubuh Renjun.
Tak ada respon dari Renjun, Jeno segera mengangkat tubuh Renjun dan keluar dari kamar di ikuti oleh Jaemin yang berjalan di belakangnya dengan wajah penuh lebam dan beberapa luka sobek karena pukulan Jeno.
Sesampainya di rumasakit Renjun segera di bawa ke ruang UGD untuk mendapatkan pertolongan.
Sedangkan Jeno dan Jaemin berada di luar ruangan menunggu dokter yang menangani Renjun keluar.
"Jaem" panggil Jeno dengan nada datar dan dingin.
Jaemin, memilih diam menunggu ucapan selanjutnya dari Jeno.
"Haechan, juga ada di rumasakit ini" lanjut Jeno yang berhasil membuat Jaemin membelalakkan matanya.
"A-apa kau bilang barusan?" tanya Jaemin menoleh ke arah Jeno.
Jeno, mengangguk dengan tetap melihat ke arah lantai "dia mencoba bunuh diri setelah kejadian sore tadi" ucap Jeno.
"B-bagaimana keadaannya sekarang? dan di kamar mana dia di rawat?" tanya Jaemin dengan nada panik penuh penyesalan.
Jeno, mengangkat wajahnya dan menatap tajam Jaemin "bukankah kau ingin dia pergi? jangan berpura-pura menghawatirkannya itu sangat menjijikkan, dia melakukan ini karena dia ingin menuruti kemauanmu bukan?" ucap Jeno.
"aku sadar aku breksek telah mempermainkannya demi uang, tapi kau tau rasa penyesalan itu tak kan pernah terbayarkan oleh apapun dan kau akan menyadarinya saat semua sudah terlambat"
Jeno, bangkit dari dudunya dan berdiri tepat di hadapan Jaemin sebelum dia membukukan badannya dan membisikkan sesuatu pada Jaemin.
"Terimakasih kau sudah mengembalikannya padaku, ku harap kau tak menyesal, dan jangan pernah temui dia lagi karena dia sudah menjadi milikku seutuhnya setelah ini"
Jeno, beranjak dari sana berjalan santai meninggalkan Jaemin yang masih terdiam tak berkutik mencerna setiap perkataan Jeno.
~||~
Hayolohhh Jaemin....
Tanya dong... kalau aQ Up gitu di tempat kalian jam berapa..??? ada beberapa Dm masuk katanya kepagian n ngebuat mereka gak bisa baca padahal pengen baca pas dapet notif wkwkwkwk...

YOU ARE READING
"STRAIGHT" {Nohyuck or Nahyuck} || END
FantasyHaechan yang polos menjadi gay setelah mengenal Jeno dan bagaimana akhir cinta Haechan dengan Jaemin?. Nahloh gimana tuh..??? Wkwkwkwk... udah kepoin aja langsung daripada gak bisa tidur karena penasaran. SELAMAT MEMBACA..!!! 📌 BxB {mengandung ba...