"THIRTY-FIVE"

5.4K 537 95
                                    

"THIRTY-FIVE"







Renjun, yang merasa kesepian berada di kamar rawat sendirian, meraih ponselnya dan menelfon seseorang.

"Hallo?"

.......

"Bisakah kau kesini sebentar?"

.......

"Okay" ucap Renjun dengan senyum yang mengembang pada wajah manisnya.

Tak selang berapa lama pintu kamarnya terbuka dan menampikan sosok Jeno dengan kantong plastik di tangannya.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Jeno.

"Seperti yang kau lihat" jawab Renjun, "kau membawa sesuatu untukku?" lanjut Renjun sambil melihat kantong plastik di tangan Jeno.

"Tidak, maaf karena aku tak tau kau sudah siuman" ucap Jeno.

Renjun, mengangguk dengan wajah kecewanya membuat Jeno merasa tak enak hati pada sahabatnya ini.

"Maaf, nanti aku akan kemari setelah memberikan es cream ini pada Haechan" ucap Jeno sambil mengusak poni Renjun sebelum dia melenggang pergi dari ruang rawat Renjun.

Jeno, melangkah menuju kamar rawat Haechan dengan senyum di wajahnya membayangkan bagaimana lucunya anak di dalam kandungan Haechan saat sudah lahir nanti dan merengek meminta es cream seperti yang Haechan lakukan.

Brug!

Tanpa sengaja dan tak fokus pada jalan Jeno sampai menabrak seseorang.

"Ma- Mina!?" terkejut Jeno melihat Mina dengan mata sebam terjatuh di lantai karena menabraknya.

"A-apa yang terjadi?" tanya Jeno.

Bukannya menjawab, Mina langsung memeluk erat Jeno dan menangis sejadi-jadinya.

Tak mau jadi bahan tontonan banyak orang, Jeno mengajak Mina untuk ke taman kecil dekat rumasakit.

"Ada apa?" tanya Jeno lembut.

Mina, melihat ke arah Jeno "Appa meninggal karena kecelakaan" ucap Mina dan kembali menangis.

Jeno, hanya diam tak tau harus bereaksi seperti apa, ia hanya bisa memeluk tubuh Mina yang begetar.

Selang beberapa menit Jeno memberi jarak antara dirinya dan Mina setelah di rasa tangisan Mina mereda.

"Maaf" ucap Mina.

"Untuk?"

"Untuk semuanya dan sudah membuat bajumu basah" ucap Mina.

Jeno, tersenyum hangat ke arah Mina "tak ada yang harus di maafkan, bukankah kira teman" ucap Jeno membuat Mina tersenyum dan mengangguk.

"Bagaimana keadaan Haechan sekarang?" tanya Mina membuat Jeno membulatkan matanya.

"Haechan! Astaga" ucap Jeno menepuk jidatnya,

"Min, maaf aku harus pergi" ucap Jeno yang sudah lari meninggalkan Mina yang masih kebingungan.

• • • • •


Sedangkan di sisi lain Haechan di buat terkejut dengan kedatangan Jaemin ke kamar rawatnya.

"H-hai, gimana kabarmu?" tanya Jaemin sambil melangkah masuk kedalam ruangan itu.

Haechan, memilih diam dengan terus menatap tajam ke arah Jaemin.

Ya, Jaemin mendatangi kamar rawat Haechan setelah melihat Jeno keluar dari arah kamar Haechan saat dirinya di taman bersama Renjun, bukan Jaemin tak berusaha mencari kamar Haechan, namun Jeno telah berpesan pada petugas dan perawat yang menangani Haechan untuk tidak memberi tahu siapapun keberadaan Haechan.

Jeno, menepati ucapannya untuk memiliki Haechan seutuhnya dengan cara menjauhkan Haechan dari Jaemin.

"Chan" panggil Jaemin.

Haechan, menampik tangan Jaemin saat ingin menyentuhnya.

"Maaf" ucap Jaemin sambil menunduk.

"Bisakah kau keluar dari sini? Aku tak mau Appa dari anakku salah paham"

Deg!

Dada Jaemin terasa tertusuk ribuan pisau tajam saat mendengar ucapan Haechan.

"Ta-"

"Kita bisa urus perceraian setelah anak ku lahir" potong Haechan yang seolah tau apa yang akan Jaemin katakan.

Kenapa harus menunggu Haechan melahirkan? karena pengadilan tak akan mau memproses perceraian di saat sang istri mengandung.

"Baiklah" ucap Jaemin pasrah seolah memang tak pernah mengharapkan Haechan lagi.

Ada rasa kecewa pada diri Haechan saat Jaemin menyerah begitu saja, ada banyak pertanyaan yang terlintas pada pikiran Haechan kenapa Jaemin berubah 90% dari Jaemin yang ia nikahi beberapa bulan lalu.

"Jaga dirimu baik-baik, aku pergi" ucap Jaemin.

"PENGECUT! KAU SEORANG PENGECUT NA!" teriak Haechan tiba-tiba dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipinya.

Jaemin, membalikkan tubuhnya dan langsung memeluk Haechan yang sudah menangis sejadi-jadinya.

Tanpa mereka sadari Jeno terduduk lemas di depan ruangan melihat Jaemin dan Haechan berpelukan dengan tangis Haechan yang terlihat sangat merindukan sosok Jaemin.

"Apa aku egois untuk memisahkan mereka? Apa aku pecundang yang hanya bisa memanfaatkan keadaan? Tapi aku tak mau kehilangan dia untuk kedua kalinya, tidak hiks" tanpa Jeno sadari airmatanya menetes tanpa permisi membasahi wajah tampannya.



~||~



Hayolohhh... masih mau di tim Nahyuck apa Nohyuck atau tim threesome 🤣🤣🤣

                                                •

                                                 •

                                                 •
            
Ngomongin threesome aQ mau promosi Book baru nih.... jangan lupa mampir ya... 👇👇👇

 👇👇👇

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"STRAIGHT" {Nohyuck or Nahyuck} || ENDWhere stories live. Discover now