Bab XV. Tentang Masa Lalu

2.5K 365 28
                                    

"Dor!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dor!"

Gadis yang tengah menyuapkan makanan ke mulutnya itu terkaget di tempat. Ia hampir tersedak swedish meatball miliknya. "Andara!! Ngeselin lo sumpah," pekiknya kesal.

"Gue ada berita baikkkkk banget. Nih, gue barusan dapet info dari Bayu kelas sebelah, loh. Katanya nanti ada quiz mendadak dari Pak Pranoto, materinya sih yang beliau catat minggu kemarin." Deinandara bergerak untuk ikut duduk di samping Athania seraya mencomot sekotak susu coklat milik gadis itu. Wajahnya terangkat sombong.

"Hah? Beneran? Tumben Bayu nggak pelit," Athania menyahut curiga.

"Iya lah, soalnya gue sogok nge-date sama gue. Mana mungkin nolak sih dia," sombong Andara terkekeh pelan.

Athania berdecak miris dengan menggelengkan kepalanya berulang-ulang kali. "Ck! Lo ini beneran definisi playgirl."

"Demi nilai, Tha. Nyokap makin nuntut terus, capek juga gue lama-lama."

Athania mengangguk cepat, menyetujui kalimat barusan. "Tuntutan belajar dan nilai kayanya udah jadi makanan kita sehari-hari."

Kemudian keduanya saling berpelukan erat. Menghela napas secara bersamaan. "Emang nasib anak perempuan pertama kaya kita tuh harus kuat. Bebannya berat banget," curhat Andara.

"Apalagi kalo anak perempuan tunggal, pengen nyerah aja gue seriusan," tambah Athania menghela kasar. "Enek tau nggak ngeliat deretan angka di buku matematika, enek dituntut harus jago musik, enek dituntut harus bisa segalanya."

Deinandara mengerucutkan bibirnya malas. "Dikira kita serba bisa kali. Tiap hari belajar kaya nggak ada kata istirahat."

Dalam hitungan beberapa detik, raut wajah murung Deinandara langsung berubah sumringah. Ia menatap Athania dengan raut wajah seolah gadis di sampingnya itu adalah seorang malaikat penyelamatnya. "Untung ada lo, jadi nggak capek-capek banget. Gue jadi bisa ngatain lo tiap gue capek. Terus entar lo marah-marah, gue kehibur deh," ungkap Andara dengan jujur, yang sontak menuai delikan dari Athania.

Gadis itu mendecih, merebut paksa susu kotak coklat miliknya. Tak membiarkan Andara meminumnya. "Taik! Ternyata gitu tabiat lo selama ini," makinya kesal.

❀❀❀

"Kamu nggak bisa datang ke pertemuan orang tua murid?! Kamu ini ibunya! Bagaimana bisa kamu bicara seperti itu! Jangan selalu mementingkan pekerjaanmu, Riana!!"

"Kubilang aku mau rapat!! Kamu juga ayahnya, kenapa tidak kamu saja yang urus?! Jangan selalu melimpahkan kewajibanmu terhadapku. Aku juga lelah!"

"Aku ini sibuk!! Perusahaan perlu diurus, belum lagi Ayah yang menuntutku untuk meluangkan waktu memperhatikan urusan rumah sakit. Lagipula, sudah ku bilang padamu berkali-kali untuk berhenti bekerja. Anakmu itu butuh kasih sayang, jangan egois jadi orang."

How To Fix Everything [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang