Bab XIX. Pesta

2.2K 340 21
                                    

Athania ingin pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Athania ingin pulang. Kata pulang, hanya itu yang terus berada di otaknya. Rasanya gadis itu ingin berteriak frustrasi akan keadaan yang sedang dihadapinya. Ingin menyumpah serapahi Bara saat ini juga. Bagaimana tidak? Duduk di kursi dengan segenap keluarga besar Bara yang menatapnya tanpa berkedip tentu saja membuat Athania hampir gila. Kalau bisa, Athania ingin menghilang saat ini juga.

Bara sama sekali tak bercerita ataupun memberitahu Athania ke mana tujuan ia membawa gadis itu. Tiba-tiba saja, mobil yang lelaki itu kendarai berhenti di sebuah hotel megah. Tak lupa, dengan seluruh rangkaian bunga serta ucapan selamat atas perayaan pertunangan yang terpampang di depan gedung. Lelaki itu dengan cepat bercerita bahwa sosok kakak perempuannya yang selama ini bekerja di Malaysia baru saja dipinang lelaki pujaannya. Maka saat itu pula Athania memukulkan sling-bag miliknya untuk menghantam wajah Bara.

Jujur saja, Athania merasa takut, gelisah, canggung, dan tak nyaman. Semuanya terlalu mendadak, tiba-tiba ia dihadapkan dengan keadaan dimana dirinya harus menemui seluruh keluarga besar Bara. Athania jadi merasa seperti tamu yang tak diundang, apa lagi jika mengingat sosok Ibu Bara yang tak menyukainya. 

“Jadi ... Athania ini pacar kamu?” pertanyaan yang keluar dari bibir Diara, kakak perempuan Bara sekaligus si pemilik acara itu sendiri, sukses membuat Athania yang tengah meneguk segelas champagne kontan terbatuk-batuk.

Soon deh, doain aja,” balas Bara cuek. Lelaki itu bahkan tidak menoleh sedikitpun untuk menatap wajah Diara. Malah menunduk di kursinya sembari memainkan tangan Athania di bawah meja. Genggaman lelaki itu hangat. Sangat hangat. Athania bahkan sedikit merasa tak rela saat Bara akhirnya melepaskan tangannya.

“Dih, kayak dia mau aja sama lo,” caci Diara pedas membuat Bara terkekeh.

“Ya makanya, doain supaya dia mau sama gue. Lo habis pulang dari Malay bukannya tambah pinter, malah nurun tingkat kepinteran lo, Dir? Atau emang udah goblok dari dulu? Gue aja yang nggak nyadar.”

“Bara,” tegur Widadiningsih dengan tatapan tak senang. Bara hanya kembali tertawa. Diiringi dengan gelak tawa oleh Diara yang juga ikut bersahut-sahutan.

“Bajingan banget. Kok lo nggak berubah-berubah sih dari dulu."

“Lo berharap gue berubah jadi apa sih emang? Power rangers? Sorry, kalo itu sih sampe lo punya anak juga nggak bakalan kewujud, Dir. Mending nyerah aja,” racaunya yang kembali membuat Diara tertawa terbahak-bahak.  “Sialan.”

Athania jadi teringat percakapannya dengan Bara beberapa jam yang lalu. Seingat gadis itu, Bara mengatakan bahwa dirinya tak pernah punya banyak waktu mengobrol dengan Diara. Namun, mengapa keduanya saat ini tampak begitu akrab? Entah kenapa Athania merasa dibohongi.

“Pesta pertunangan?! Lo kenapa nggak bilang!!” Athania memekik panik di dalam mobil. Membuat Bara sejenak menutup telinganya seraya meringis kecil.

How To Fix Everything [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang