Bab XLIV. This Is Not What You Promised Me Before

960 128 0
                                    

"Lo kenapa, Tha? Tha!! Athania!!" teriakan dari seberang telepon membuat gadis yang sedari tadi menumpahkan rasa sedihnya dengan terisak tersebut kini kembali sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo kenapa, Tha? Tha!! Athania!!" teriakan dari seberang telepon membuat gadis yang sedari tadi menumpahkan rasa sedihnya dengan terisak tersebut kini kembali sadar. Athania mengacak wajahnya, berusaha bercerita namun gadis itu masih dalam keadaan gemetar hebat. Ia meraih teleponnya dengan jari yang gemetar, bibirnya berusaha untuk bergerak membentuk kata-kata, namun lagi-lagi gagal. Athania terlalu lemah.

"Anjing, lo kenapa sih, Tha? Jangan cuma nangis, bilang lo kenapa? Cerita! Lo lagi dalam masalah apa gimana? Lo dimana? Gue samperin," desak Renjana dengan nada panik setengah mati. Pemuda itu bahkan terdengar menghela napas berat.

Athania terisak, kembali menangis karena tak sanggup untuk menyebut satu nama yang berputar di otaknya. Gadis itu memukuli dadanya sendiri, menggeleng cepat, berusaha untuk mencoba tenang walau Athania benar-benar sudah kacau saat ini. Ia menampar dirinya sendiri berkali-kali, berulangkali menyuruh dirinya sendiri untuk sadar.

"Ba-ra, Ren. Bara...."

"Iya, kenapa dengan Bara?"

Athania mengulum bibirnya dalam-dalam, menahan isakan. "Bara ... dia sa--kit, kritis, gue mau ke Rusia sekarang juga. Sekarang juga. Lo--lo bisa temenin gu-gue nggak? Gu-e nggak sanggup, Ren," lirih gadis itu terbata-bata. Athania mengucapkan kalimat barusan seraya menahan tangisnya yang sudah di ujung mata.

Renjana terdiam sejenak di ujung telepon, lalu kembali buka suara dengan nada bingung. "Bara sakit ap-"

"Please jangan tanya apa-apa dulu, nanti gue jelasin lebih detail. Mama udah beli tiket buat ke Rusia. Jadi sekarang, lo ke rumah gue. Sekarang juga. Tolong, Ren."

Renjana kembali terdiam, lalu kemudian menghela napas pelan. "Oke, gue ke rumah lo. Tenangin diri lo lebih dulu, Tha. It's okay, everything will be alright. Everything will be okay, i promise."

Lalu sambungan telepon terputus begitu saja, meninggalkan Athania terduduk di pojok ruangannya dengan pandangan kosong. Gadis itu masih berusaha mencerna segalanya, masih berusaha berpikir apa yang harus ia lakukan saat ini. Sampai akhirnya, Athania meraih ponselnya, mengetikkan nama Bara di kontak lalu meneleponnya, berharap sang pemilik nomor akan mengangkatnya dan berkata bahwa semua yang Athania bayangkan tidak benar-benar terjadi. Setidaknya itu yang Athania bayangkan. Namun, nihil, nomor tersebut di luar jangkauan.

Dan alih-alih hal baik yang ia dapatkan, notifikasi email beberapa jam lalu sukses menarik perhatian Athania saat nama sang pengirim terpampang dengan jelas. Barata Killian Javas, menulis sebuah email dengan subjek yang benar-benar membuat Athania merasa hampir gila.

Subjek :
Things i won't be able to tell you if i've left

1. I love you, and that's something that i want you to remember. I will always love you, baik sekarang maupun nanti.
2. You're not alone, i will always be there for you, Tha. Even when i left someday, i will always be your side. Always.
3. Maaf, karena ingin mendapatkan bahagia dari kamu tanpa ingin berbagi rasa sakit yang aku alami. Maaf, untuk segala rasa sakit yang nantinya aku beri. Maaf, karena sebenarnya permintaan maaf aja nggak akan cukup.
4. I hope your day is always amazing, i hope everyone in your life will make you happy, i hope you spend your life around people that you love.
5. Aku harap kamu akan tersenyum setiap harinya, tertawa, dan menghabiskan waktu kamu dengan hal-hal baik.
6. I wish there will be no tears anymore that will came from your gorgeous eyes.
7. I had no damn idea that i'll love you this much, i love you not because of who you're, but because who i am when i'm with you.
8. Aku harap cita-cita kamu tercapai, entah apapun itu. Jadi pecatur, kerja kantoran, apapun cita-cita kamu. I wish it will be come true.
9. Aku harap, kamu nggak akan benci aku
10. You're the best thing that ever happened in my life, Athania.

How To Fix Everything [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang