Part 7

4.1K 502 15
                                    

Jihan sangat kaget setelah menemukan Alifa dengan keadaan yang tidak sadar.

Ia segera berlari dan membawa Alifa keluar dari gudang menuju UKS.

Jangan salah, Jihan membawa Alifa dengan menggendongnya Ala bridal style. Yah, setidaknya Jihan cukup kuat mengangkat tubuh sahabatnya ini, karena memang Alifa tidak terlalu berat bahkan Jihan rasanya sangat ringan.

Setelah sampai di UKS, Jihan langsung merebahkan tubuh Alifa di brankar. Dan membuka masker Alifa agar ia bisa lebih leluasa bernafas. Lagi pula di UKS hanya ada mereka berdua, entah kemana para anggota PMR berada.

Jihan mengambil minyak kayu putih dan mengarahkannya ke hidung Alifa.

Jihan menatap jam yang ada di UKS, ternyata sebentar lagi bel pulang akan berbunyi sedangkan Alifa belum sama sekali terlihat ingin membuka matanya.

"Ini gara-gara pasangan bodoh itu, yang buat Alifa kaya gini. Coba aja tadi gue langsung tonjok tuh muka Kahfi biar jadi jelek jadi dia enggak perlu pura-pura jelek". Batin Jihan yang sangat emosi.

"Eugh..." Alifa perlahan membuka matanya dan menatap sekeliling dan menemukan Jihan yang sedang memperhatikan nya dengan intens.

" Gimana? Badan Lo masih ada yang sakit enggak?". Tanya Jihan semangat setelah melihat Alifa yang sadar dari pingsannya.

" Udah enggak kok, tapi kenapa aku ada disini?".

Jihan memutar otaknya untuk memikirkan jawaban apa yang pas untuk ia katakan.

" Tadi Lo pingsan, terus gue nemuin Lo di gudang yaudah gue langsung bawa Lo kesini aja". Ucap Jihan sembari memberikan Alifa air minum.

" Tadi..." Ucapan Alifa terpotong karena Jihan yang langsung mengarahkan jari telunjuknya ke bibir Alifa.

"Suttt.... Lo enggak usah mikirin apa-apa dulu, sekarang lebih baik Lo istirahat lagi. Nanti kalo udah bel pulang gue bakal bangunin Lo". Ucap Jihan dengan nada yang begitu perhatian.

Jihan memang tomboy tapi ia memiliki sifat lembut jika menyangkut orang yang sudah ia anggap penting dalam hidupnya.

Alifa menuruti perkataan Jihan dan kembali menutup matanya.

20 menit kemudian bel pulang berbunyi, Jihan menepuk pelan pipi Alifa .

" Alifa bangun.... ".

Alifa membuka matanya dan menyesuaikan cahaya yang masuk.
Ia turun dari brankar dan memasang kembali masker miliknya.

Jihan membantu Alifa yang terlihat masih memegang kepalanya.
Ia memapah Alifa sampai parkiran karena ternyata di sana sudah ada Abang sepupu Alifa .

Wiliam, Devon, Rangga, dan David yang melihat Alifa Dengan dipapah oleh seseorang perempuan yang tidak mereka kenal langsung khawatir dan berlari menuju Alifa.

" Ya Allah, ini Alifa kenapa?". Tanya Wiliam dan langsung menggantikan Jihan yang tadi memapah Alifa.

" Tadi Alifa pingsan". Jawab Jihan

" Kok bisa?". Kali ini Rangga yang bertanya.

" Hmmm....gue juga enggak tau kenapa Alifa bisa pingsan. Dari pada kalian banyak nanya lebih baik kalian bawa Alifa pulang, kasian kalo entar di pingsan Lagi". Mereka berempat langsung mengangguk setuju dengan ucapan Jihan.

" Makasih Jihan". Ucap Alifa sebelum berjalan ke arah mobil abangnya.

Jihan hanya tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Alifa.

Saat Jihan ingin membalikan badannya tiba-tiba dia dikejutkan dengan keberadaan laki-laki yang sangat tampan sedang tersenyum ke arahnya.

"Loh...kok Abang bisa disini? Bukannya lagi di Mesir?". Tanya Jihan bingung saat melihat Abangnya yang sedang berdiri di depannya.

" Ucapin salam dulu sama abangnya, baru nanya-nanya". Ucap sang Abang dengan menyentil dahi Jihan.

" Abang tinggal jawab apa susahnya sih".

" Abang lagi libur, jadi sempetin deh kesini. Ayah juga tadi minta Abang buat jemput kamu". Jihan sekarang paham.

Evan Raffasya Ar Rahman adalah anak pertama dari Devan dan Fani.
Ia memiliki sifat yang ramah pada siapapun. Saat kalian melihat wajahnya saya yakin kalian langsung terpanah. Wajahnya yang terlihat kearab-araban menambah nilai plus dalam dirinya.

Sifat Evan sangat berbeda dengan sifat ayahnya saat muda. Jika ayahnya dulu saat muda bisa dikatakan anak yang nakal dan suka menyakiti hati perempuan maka berbeda dengan Evan yang bahkan tidak pernah dekat dengan perempuan mana pun kecuali ibunya Fani dan Jihan.
Ternyata ungkapan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya tidak selamanya bisa terjadi, karena semua bisa berubah karena goresan takdir.

•••••

Sekarang Evan dan Jihan berada di dalam mobil.
Tidak ada yang membuka suara keduanya diam.
Jihan hanya membaca komenan orang-orang di Instagram miliknya.

Ketika ia membaca komentar yang membuat dirinya marah, seketika ia mengumpat.

"Anjing banget!!!. Umpat Jihan sembari memaki-maki orang yang mengomentari dirinya dengan seenak jidatnya.

Evan yang mendengar Adiknya mengumpat langsung saja menampol mulut adiknya itu.

" Kebiasaan banget nih mulutnya kalo lagi marah ngumpat. Kan Abang udah bilang biasain untuk istighfar kalo misalnya kamu lagi marah biar hati kamu lebih tenang". Nasehat Evan dengan nada yang masih lembut, salah satu cara menasehati seseorang itu adalah dengan nada yang tidak membuat dirinya sakit hati sehingga orang itu bisa dengan mudah menerima nasehat kita begitulah pemikiran Evan.

Sedangkan Jihan merutuki dirinya yang seketika lupa jika sekarang ia bersama abangnya.

" Iya Jihan minta maaf". Ucap Jihan dengan nada bersalah sembari tunduk.

Evan mengusap kepala adiknya dengan lembut.

" Iya enggak papa, lain kali jangan diulangin".

Setelahnya semua kembali hening hanya murotal Al-Qur'an yang terdengar dari handphone Evan. Hitung-hitung bisa memecahkan keheningan mereka.

" Abang Jihan mau nanya?".

Evan menatap sekilas ke arah jihan setelahnya ia kembali fokus ke jalan.

" Mau nanya apa?".

" Menurut Abang gimana sih definisi mencintai seseorang itu?".

" Kalo menurut Abang jika kita mencintai seseorang maka kita harus melibatkan Asma Allah di dalam cinta kita, karena dengan itu kita tidak akan pernah merasakan kecewa dan sakit hati, terlebih kalau kita melibatkan Allah dalam urusan kita, maka Allah sendiri yang melibatkan manusia untuk menyayangi kita". Ucap Evan yang sesekali melirik ke arah jihan

Jihan memang sangat kagum dengan pemikiran abangnya ini.

" Hmmm... Bang kalo misalnya ada orang yang cinta sama Jihan terus dia ajak Jihan pacaran, menurut Abang gimana".

" Adik Abang yang cantik dengerin Abang yah. Kalo misalnya dia memang sayang dan cinta sama kamu dia akan membatasi dirinya sendiri agar tidak mengajak kamu berpacaran. Karena kebanyakan laki-laki mencari pacar untuk kesenangan atau mengejar gengsi. Kalo dia memang cinta sama kamu dia tidak akan mengajak kamu untuk menjalani hubungan yang tidak jelas seperti itu".

" Tapi Abang gimana kita mau dapat jodoh kalo kita enggak dekat dulu atau bisa dibilang pacaran gitu".

" Kamu harus tau dek kalo dalam Islam jodoh tidak dicari lewat pacaran. Jodoh dicari lewat perkenalkan dan komitmen untuk membangun rumah tangga. Cara mengetahuinya adalah saling terbuka satu sama lain.kalau cocok lanjut,kalo tidak cocok maka tidak perlu berkomunikasi lebih lanjut. Yah bisa kita sebut dengan ta'aruf lah. Lagi pun sejauh mana pun kita pergi jika ia memang jodoh kita maka kita akan dipertemukan".

Mendengar penjelasan Evan membuat Jihan dilema.

"Apakah hubungan ku dengan Xander sudah benar?". Batin Jihan bertanya-tanya.

Terimakasih atas kesediannya membaca cerita ini 🤗.

Jangan lupa untuk vote dan komen ❣️❣️❣️.

_Hastina
2/5/21.

Story Alifa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang