Part 8

4.1K 519 20
                                    

Evan POV

Evan saat ini sedang memandang langit-langit kamarnya, ia memikirkan kejadian beberapa tahun lalu saat tidak sengaja bertemu dengan seorang perempuan yang mampu membuat sesuatu dihatinya bergejolak.

Hanya pertemuan pertama namun meninggalkan kesan tersendiri pada dirinya.

Pertama kali ia bertemu saat dirinya tidak sengaja memotret perempuan tersebut yang sedang tertawa dan bermain dengan anak kecil yang ada di taman. Evan bahkan pernah menjadikan foto perempuan tersebut menjadi walpaper hp nya.

Namun kini ia sudah mengganti wallpaper nya, terlebih setelah Jihan melihatnya.

Ia juga tau jika apa yang ia lakukan saat itu salah, karena dengan begitu lancangnya menyimpan foto seseorang yang bukan mahram nya. Evan sangat tau itu.

"Astagfirullah". Evan mengusap wajahnya kasar saat bayangan perempuan yang bahkan ia tidak ketahui namanya tiba-tiba kembali datang di pikiran nya.

Akhirnya Evan memutuskan untuk bangun dari tidurnya dan berjalan ke arah kamar mandi untuk berwudhu setidaknya jika ia sholat bisa menghilangkan bayangan-bayangan yang tak sepantasnya ia pikirkan .

Setelah menunaikan sholat Ashar, Evan berjalan ke arah meja belajar yang ada dikamar nya dan mengambil buku diary nya yang berwarna hitam.

Dear seseorang yang ku kagumi.

" Tak saling menyapa demi menjaga ridho ilahi, tak saling berjumpa demi menjaga kesucian hati,dan berharap pada Allah agar bisa menjadikan aku dan kamu menjadi kami".

" Tak bertemu bukan berarti tidak rindu, tak menyapa bukan berarti lupa. Karena tentangmu, telah lebih dulu ku utarakan dalam doa.

Setelah menuliskan beberapa kalimat dengan tumpahan tinta hitam yang menggoreskan dan menghiasi kertas putih tersebut, Evan kembali menutup diary nya dan menyimpannya rapi di meja belajarnya.

POV Evan end.

•••••

Alifa saat ini sedang berada di rumah Bian selaku kakak dari bundanya.
Ia akan tinggal sementara disini sampai orang tuanya pulang.

Alifa berjalan jalan di sekitar taman di belakang rumah Bian, ia menikmati udara sore yang sangat sejuk itu.

Namun Ekor mata Alifa tidak sengaja menangkap Wiliam yang sedang duduk di kursi taman. Ia bisa melihat jika Wiliam pasti memiliki masalah terlihat dari dirinya yang melamun dan tidak mempedulikan sekitarnya.

Alifa melangkah ke arah Wiliam dan duduk disampingnya.

"Assalamualaikum Abang". Ucap Alifa yang membuat lamunan Wiliam buyar.

Wiliam memperbaiki duduknya menjadi tegap setelah tadi ia menyenderkan bahunya di kursi.

" Wa'alaikumsalam dek, kamu lagi apa disini?". Tanya Wiliam namun tatapannya tetap lurus ke depan.

" Abang lagi punya masalah yah?". Wiliam yang mendengar pertanyaan Alifa sontak saja menoleh dan menganggukkan kepalanya.

" Iya dek, Abang lagi ada masalah sama pacar Abang".

" Ternyata lagi galau to". Batin Alifa.

" Kalo boleh tau, Abang punya masalah apa? ".

" Abang bertengkar sama dia karena tiba-tiba mantannya datang dan pengen gangguin hubungan Abang sama dia. Menurut kamu Abang harus bagaimana?". Evan mengacak rambutnya frustasi hanya karena memikirkan hubungannya ke depan.

" Abang dalam hubungan itu memang akan ada saat nya kita bertengkar entah karena berbeda pendapat, saling bertukar kesalahan, saling bertengkar atau saling diam. Karena tidak ada jalan yang benar-benar akan bebas dari krikil. Tapi itu tidak akan menjadi masalah jika Abang melewati nya bersama. Dan tentang mantan dari pacar abang lebih baik Abang tidak perlu memikirkan hal yang tidak penting itu. Karena memang akan selalu ada orang-orang yang berniat jahat kepada kita, tapi balik lagi ke diri masing-masing. Mau kita tanggapi atau cuekin aja. Tapi lebih baik kita cuekin aja. Untuk apa kita berurusan dengan masa lalu? Toh yang lalu juga nantinya akan berlalu". Jelas Alifa dengan mengikuti arah pandang Wiliam lurus ke depan.

Wiliam tersenyum mendengar penjelasan dari Alifa. Ia benar-benar banyak mengambil pelajaran dari apa yang tadi ia katakan.

" Kamu kok pintar banget sih? Kamu pernah ngalamin kaya gini? Atau kamu udah pernah pacaran?". Tanya Wiliam yang beruntun membuat Alifa tersenyum.

" Enggak kok, Alifa belum pernah ngerasain pacaran. Alifa cuman sering denger pengalaman teman-teman Alifa aja jadi yah sedikit tau".

" Kamu enggak takut gitu dek, kalo bakalan jomblo terus-menerus dan akhirnya enggak punya jodoh padahal kalo dilihat-lihat gini kamu itu cantik banget". Alifa langsung menoleh saat mendengar apa yang di ucapkan Wiliam.

" Abang berbicara tentang jodoh, Abang tau enggak sih kalo jodoh itu unik banget?".

" Hah apanya yang unik?".

" Iya unik, coba deh Abang pikirin sering kali apa yang kita kejar malah akan menjauh, yang tidak kita kejar malah akan mendekat, yang seakan menjadi sudah pasti menjadi Ragu, dan awalanya di ragukan menjadi pasti, yang awal diimpikan tak berujung ke pernikahan, dan yang tak pernah diimpikan malah bersanding di pelaminan. Intinya jodoh itu unik dan susah ditebak".

Ucapan Alifa barusan seolah menampar diri Wiliam yang selalu mengejar pacarnya itu agar selalu ada disampingnya.

Terimakasih atas kesediannya membaca cerita ini 🤗.

Jangan lupa untuk vote dan komen ❣️❣️❣️

_Hastina
3/5/21.

Story Alifa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang