#17 Kecewa

61 8 188
                                    

Rey berusaha menahan tawa saat melihat Syifa menyantap semua makanan yang ia bawakan. Ia tahu, seharusnya ia tak menemui Syifa sendirian seperti ini. Namun, semuanya sedang bertugas.

Rey sengaja membuka lebar-lebar pintu kamar Syifa. Ia tak mau jika nantinya menimbulkan masalah besar.

"Jangan deket-deket mereka lagi," ujar Rey dengan nada jengkel. Hal ini tentu membuat Syifa menatap pria itu. Ia juga ingin melakukan apa yang Rey katakan. Namun, ia yakin hal itu akan sulit. Terlebih Ara masih dirawat di rumah sakit itu.

Syifa meletakan makanan yang masih tersisa setengahnya itu. Selera makannya hilang saat ingat Taehyung ataupun Jungkook. Inilah yang membuatnya sempat ragu untuk kembali ke negara sejuta kenangan itu. Mungkin jika ia tak memutuskan untuk pergi, semuanya takkan sekacau ini. Lebih-lebih, ia juga takkan merasa sakit hati saat tahu jika perlakuan manis Taehyung selama ini, hanya untuk kepentingannya belaka.

Syifa tahu hal ini karena Tzuyu. Gadis itu yang memberitahukan segalanya. Ia pikir Taehyung yang pernah memperlakukannya dengan kasar itu, berubah. Nyatanya tidak sama sekali.

Rey menatap Syifa saat gadis itu malah melamun dan bukan menghabiskan makanannya. "Kenapa?"

"Bukan apa-apa, Syifa udah kenyang." Syifa menutup kotak makan itu. Ia memang ingin sekali pulang. Namun, ia tak ingin masalahnya ini mempengaruhi tugasnya. Ia akan tetap berada di sana.

Rey membantu Syifa membereskan segalanya. Ia memang sering meledek gadis itu. Namun, sebagai teman yang baik, ia takkan mungkin membiarkan Syifa. Bahkan ia terus mengetuk pintu saat Syifa tak kunjung membukanya.

"Jangan ngunci diri lagi." Rey memperingatkan. Ia tak mau jika harus mengetuk pintu lagi nanti. "Istirahat aja. Aku bakal gantiin kamu."

Syifa melepas gelang yang selama ini melingkar di tangannya. Ia memberikannya pada Rey, membuat pria itu mengerutkan dahi. "Sekalian buang."

"Kenapa?"

"Gak usah banyak nanya." Syifa takkan menyebut lagi nama pria itu. Lagi pula, ia membuang jauh perasaannya pada Jungkook. Bahkan tak ada lagi sedikit pun perasaannya pada pria itu.

Mulai detik ini, Syifa gak bakal mikirin Jungkook lagi, batin Syifa.






Tzuyu menyingkap selimut dengan hati-hati. Ia kemudian melepas cincin yang selama ini tersemat di jari manisnya, lalu meletakannya di atas nakas.

Ia tersenyum miris. Apa ini akhir dari kisah cintanya? Ia memang cukup muak dengan hubungan yang selama ini ia jalani. Namun, perasaannya pada Jungkook benar-benar nyata.

Tzuyu menyeka air matanya, menatap koper yang sudah ia siapkan diam-diam semalam. Hatinya memang merasa berat untuk pergi. Namun, ia pikir ini saatnya untuk kembali ke kampung halamannya. Setidaknya, ia bisa lebih tenang berada di sana.

Tzuyu meraih tangan pria itu, tersenyum meski lelehan bening itu tetap jatuh. "Aku sangat mencintaimu. Tenanglah, aku pasti menjaganya dengan baik."

Matanya menatap turun lalu tersenyum. Ia lantas bergumam, "Aku pasti akan menjagamu."

Tzuyu beranjak, meraih kopernya dan berjalan perlahan agar Jungkook tak terbangun. Setelah berhasil keluar, ia segera mengirimkan pesan singkat pada Taehyung untuk menjemputnya.

Ia memang tak ingin anak lain merasakan apa yang Ara rasakan. Namun, ia tak punya pilihan lain selain pergi. Lagi pula, pernikahannya belum tentu diadakan.

*
*
*

Jungkook menyentuh bagian ranjang di sebelahnya. Ia heran saat tak menemukan Tzuyu di sana. Segera ia membuka mata. "Tzuyu," panggilnya.

Paper Heart Return✔️ [Terbit!]Where stories live. Discover now