Extra Part 3 {END}

49.7K 2.1K 168
                                        

Frans tersenyum dalam tidurnya, dia bermimpi sedang berada di padang rumput yang luas dengan matahari yang bersinar terang, suasana yang menenangkan dan indah. Pandangan dia kemudian berpaling, melihat istri tercintanya yang sedang menelusuri padang rumput tersebut.

Frans bersumpah dia melihat wanita itu bersinar terang dengan senyum lebar menghiasi wajahnya. Wanita itu bagaikan malaikat dengan gaun putih selutut yang dipakainya. Melihat tatapan yang dilemparkan sang istri pada dia, Frans tahu kalau dia harus mengejarnya. Frans mengejar Caitlin. 

Kaki-kaki telanjangnya menelusuri tanah. Caitlin terus berlari, melihat apakah Frans berhasil meraihnya. Tentu saja pria itu berhasil, dia menarik Caitlin dan memeluk wanita itu sambil menyatukan bibir mereka, melumatnya dengan penuh cinta. Lalu perlahan membaringkan tubuh mereka di atas rerumputan.

Frans melepas pagutan bibir mereka, menatap Caitlin yang tidak berhenti tersenyum. Betapa cantiknya wanita ini, dia memuja dan mencintai Caitlin dengan segenap jiwa dan raganya. “I love you....” bisik Frans, tepat di depan bibir Caitlin. 

Frans tidak akan membiarkan wanita ini pergi sehari saja darinya, dia akan menahan Caitlin di sisinya setiap hari dan melimpahinya dengan rasa cinta. Frans bisa mati kalau Caitlin meninggalkannya lagi. Dia hendak menyatukan bibir mereka kembali, tiba-tiba terdengar suara yang memekakkan pada telinganya. 

Mimpi itu lenyap seketika, begitu juga senyum Frans, menyisakan kernyitan di dahinya. Frans mengerang mencoba mencerna siapa yang sudah mengganggu tidur dan menghancurkan mimpi indahnya. Frans membuka mata perlahan dan melihat wajah mungil seorang anak kecil tepat di depan wajahnya.

Daddy, wake up!” Frans memejamkan mata lagi. Astaga, dia masih ingin tidur dan melanjutkan mimpi tadi. Tapi putra kecilnya terus berteriak dan melompat-lompat di atas tubuh dia. Suaranya sangat keras. Okay, Frans menyerah, dia tidak akan membiarkan gendang telinganya rusak. 

Frans kemudian bangun dan menyandarkan punggung di kepala ranjang, sambil menguap. Dada telanjangnya terpampang, dia selalu tidur tanpa mengenakan atasan. Malaikat kecilnya duduk di atas pangkuannya, menatap Frans dengan tatapan polos yang lucu. 

Frans menguap lagi, sambil menelusuri kamarnya dan tidak menemukan Caitlin dimanapun. Frans ingat kalau dia baru tidur jam tiga pagi karena pekerjaan yang mengharuskan dia lembur. Pandangannya lalu turun ke bawah, menatap putranya. “Kenapa kau selalu mengacaukan mimpi Daddy?” tanya Frans serak, suara khas bangun tidur. 

“Aku harus ke sekolah dan Mommy menyuruhku membangunkan DaddyDaddy harus mengantarku ke sekolah atau aku akan terlambat.” jawab putranya. Frans mengangguk malas dan turun dari ranjang sambil menggendong malaikat kecilnya. 

Raymond Salvatore Palker, putra Frans dan Caitlin yang baru berusia lima tahun. Yang suka berteriak di depan telinga Frans untuk membangunkan sang Ayah dari tidurnya. Raymond sudah masuk ke kindergarten dan itulah alasannya membangunkan Frans, menyuruh pria itu mengantarnya.

Frans masuk ke dalam walk in closet dan mendudukkan Raymond di salah satu kursi di sana, sedangkan dia memilih kaus yang akan dipakainya. Sesudah berpakaian, Frans kembali menggendong Raymond dan turun ke bawah—karena kamarnya berada di lantai dua—menuju dapur, dimana pasti ada Caitlin di sana.

Frans dan Caitlin akhirnya memutuskan menetap di Boston enam tahun yang lalu, mereka membeli sebuah mansion yang dekat dengan mansion Carlos. Setelah diskusi dan pertimbangan yang cukup panjang, mereka memilih tinggal di Boston karena orang-orang yang mereka cintai berada di kota ini. Frans langsung memindahkan seluruh pekerjaannya di sini pada saat itu.

Hidden In The DarkDonde viven las historias. Descúbrelo ahora