44 - Bukan Rachel

3.5K 737 79
                                    

Jasmin duduk di kursi di sisi brankar. Itu merupakan tempat untuk penunggu pasien. Setelah diperiksa, dokter mengatakan Kaisar keracunan makanan. Itu cukup membuat Jasmin terkejut. Kini Kaisar sudah dipindahkan ke ruangan yang lebih nyaman. Sebelumnya, ia berada di IGDㅡinstalasi gawat darurat.

Sehun mengikuti mata kuliah. Setidaknya, satu orang dapat mengikuti materi dosen. Jasmin diberi keterangan izin, sedangkan Kaisar diberi keterangan sakit. Banyak mahasiswa membicarakan keadaan yang menimpa Kaisar. Kebanyakan dari mereka iba.

Hal seperti ini sering terjadi, jika sang pemberi makanan atau sang penerima tidak memperhatikan makanan tersebut dengan baik. Tanggal kadaluarsa yang tertera harus diperhatikan dengan baik.

Namun, berbeda dengan kasus kebanyakan orang. Kasus ini sepertinya ada unsur kesengajaan. Bagaimana pun kasus ini terjadi setelah Alex datang ke kampus. Sehun dan Jasmin sangat mencurigai Alex.

Sehun kini tidak fokus mengikuti mata kuliah. Ia cukup khawatir dengan keadaan sahabat sejak sekolah menengah pertama itu. Kina duduk di sisi Sehun, ia mengamati air muka Sehun. Gadis itu dapat melihat, bagaimana khawatirnya Sehun sekarang ini.

"Sehun," lirih Kina.

Sehun menoleh, Kina berkata, "Tadi Kaisar dapat kiriman dari ojek online. Terus ditanya sama Kaisar dari siapa. Terus ojek online-nya nyebut nama cewek. Kalau nggak salah Rachel."

Pupil Sehun mengecil, namun ia masih bisa mengontrol raut wajahnya, agar ia tidak terlalu terlihat terkejut. Tatapan Sehun beralih, ia menatap buku tulisnya yang sudah terisi sebagian.

Mustahil.

Setelah memberitahukan hal tersebut. Kina mengikuti pelajaran lagi. Sehun semakin tidak fokus. Ia bahkan memikirkan banyak kemungkinan. Rachel merupakan orang terpercaya. Mustahil, ia mencelakai orang lain, walaupun itu bisa saja terjadi karena rasa bencinya pada keluarga Sanjaya.

Hari ini merupakan kelas gabungan. Mahasiswa dengan nomor pokok akhiran ganjil berada di kelas yang sama dengan genapㅡpembagaian kelas menurut nomor pokok mahasiswa akhir, dilihat dari angka genap atau angka ganjil. Alex yang menyaksikan Kaisar diracun. Hanya menatap dengan raut datar tanpa suara.

Dengan wajah pucat dan selang infus yang mengalir masuk ke dalam tubuhnya. Kaisar masih belum sadarkan diri. Jasmin yang berada di sisinya, kini berniat untuk melihat penyebab sepupunya keracunan makanan.

Jasmin pelahan memegang tangan Kaisar. Ia mencari ingatan terakhir yang Kaisar miliki. Ia masuk ke dalam ingatan itu. Di ruangan kilas balik, Jasmin  dapat melihat Kaisar menerima seplastik makanan dari ojek online. Saat itu, ia mendengar kalau makanan itu dari Rachel.

Kaki Kaisar melangkah, ke kursi yang berada di depan kelas. Di sana memang di sediakan kursi untuk mahasiswa yang menunggu dosen keluar dari kelas, untuk mengikuti mata kuliah selanjutnya di kelas tersebut. Ia melihat secarik kertas di atasnya. Namun, itu hanyalah kartu tempat makanan itu berasal.

"Tapi, kok Rachel nggak ngabarin kalau mau ngirim ginian?" Suara Kaisar menggema. "Yah! Makan aja dulu."

Kaisar mengambil dua potong roti dan melahapnya sampai habis. Kemudian, kembali ke dalam kelas. Selama 30 menit, tidak ada hal aneh yang terjadi.

Setelahnya, Kaisar yang berniat membeli air mineral karena kepalanya terasa sakit, justru terbaring dengan mulut yang berbusa. Jasmin terkejut, gadis ini memegangi jantungnya. Ia tidak sanggup melihat orang tersayangnya kesakitan.

Jasmin bergegas mencari Alex. Di tengah-tengah kerumunan. Alex menatap ke arah Kaisar dengan raut datar. Setelah cukup lama, Alex keluar dari kerumunan menuju keluar kelas.

INDIGO 3 ; percaya untuk matiМесто, где живут истории. Откройте их для себя