Part 4

250 24 0
                                    

Happy Reading

------>

Tidak terasa, hari cepat sekali berlalu. Daftar yang berisikan jadwal sang aktor yang menjadi tanggung jawabnya, juga sudah ada di tangan.

Jeonghan kini tengah berada di lokasi shooting, tempat dimana Seungcheol mengambil gambar untuk drama barunya.

Sebelum berangkat ke tempat ini, Jeonghan sempat membaca sinopsis drama yang akan di perankan oleh Seungcheol, yang ia dapat dari asisten sutradara melalui chat.

Dan benar yang dibilang sang aktor tampan itu, drama yang dimainkannya bergenre rom – sci-fi, tapi masih terselip adegan kekerasan. Walaupun hanya beberapa scene.

Jeonghan tersenyum saat melihat Seungcheol memainkan perannya dengan sangat baik, tapi ada sebuah kejanggalan yang ditangkap oleh mata Jeonghan.

"Kenapa tidak ada adegan ciuman di scene ini? Bukankah kemarin malam aku dan Seungcheol memeragakan bagian dari scene ini? Aishh, sudahlah. Yang penting Seungcheol memainkanya dengan baik." gumam Jeonghan selirih mungkin.

Karena tidak mungkin ia mengucapkan kata tersebut di tempat yang ramai ini. Mau di taruh dimana mukanya, jika ia mengatakannya dengan nada keras.

"Sempurna." Sahut sang sutradara membuat semua orang tersenyum senang. Akhirnya proses pengambilan gambar selesai juga.

Jeonghan yang sedari duduk di samping asisten sutradara, pun berdiri dan membungkuk sebagai tanda hormat dan terima kasih pada semua staff.

"Hufftt,. Ini melelahkan." Kata Seungcheol yang sudah berada di hadapan Jeonghan.

"Kau memerankanya dengan baik, Seungcheol-ssi." Senyum manis Jeonghan terpatri indah di wajahnya. Membuat Seungcheol juga tersenyum.

"Terima kasih. Baiklah, kau sudah boleh pulang Jeonghan-ah. Karena ini sudah hampir malam, apa kau mau ku antar?" tanya Seungcheol.

"Tidak perlu, Seungcheol-ssi. Aku bisa pulang sendiri, kalau begitu aku duluan. Annyeong." Jeonghan segera menjauh dari hadapan Seungcheol dan tak lupa memberi salam.

------->

Setelah dari lokasi shooting Seungcheol tadi, Jeonghan mendapat panggilan oleh Sajang-nim untuk mampir ke agensi sebentar. Jadilah ia di sini sekarang.

Dengan langkah riang dan santai, Jeonghan menyusuri lorong untuk keluar gedung agensi. Lantunan bait lagu ia nyanyikan lirih, guna menghilangkan kebosanan karena berjalan di lorong gedung sendirian.

Tanpa Jeonghan sadari, sebuah tangan tiba-tiba membekap mulutnya dari belakang. Sapu tangan yang di pakai untuk membekapnya ternyata diberi obat bius.

Dalam hitungan detik, tubuh Jeonghan sudah terkulai lemas dalam dekapan sang pembius. Dan membuatnya tak sadarkan diri.

"Sekarang tinggal melakukan rencana B." kata orang yang sekarang membawa tubuh Jeonghan dengan seringai di bibirnya.

<------------> ^ <------------>

Tawa seseorang memenuhi ruangan dengan pencahayaan yang minin tersebut. Ruangan yang bisa di bilang kamar itu, hanya di isi dua orang saja.

Satu orang yang tertawa tadi dan satu lagi tengah tertidur di atas ranjang berukuran king size.

"Rencanaku memang sempurna, sekarang aku tinggal merekam ketika akan melakukan rencana B. Aku ingin tahu, akan seperti apa ekspresi Seungcheol saat melihat rekaman itu nanti." Kata orang yang ternyata pelaku pembekapan Jeonghan tadi.

Jeonghan yang terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang, hanya mengenakan kemeja putih longgar dan celana pendek selutut.

Orang yang diketahui berkelamin laki-laki itu mendekati tubuh Jeonghan, tangannya terulur membuka satu persatu kancing kemeja yang dikenakan Jeonghan.

"Aku akan merebut apa yang telah kau rebut dariku, Choi Seungcheol. Termasuk namja cantik ini."

Namja yang berujar tadi, sudah berada tepat di atas tubuh Jeonghan yang tak tertutupi satu helai kain. Menampilkan tubuh putih tanpa luka yang siap membuat siapa saja tergoda.

Ketika akan mencium bibir Jeonghan, suara pintu yang di dobrak membuat aktifitas namja misterius tadi tertunda.

Brakkk !!

Matanya membulat saat tahu siapa yang telah brengseknya mendobrak pintu dan mengganggu rencananya.

"Kau si keparat busuk. Tidak akan ku biarkan kau melakukannya." Teriak Seungcheol.

Benar, yang mendobrak pintu milik namja misterius tadi adalah Seungcheol.

Baku hantam tak terelakkan sekarang. Kedua namja itu saling tinju dan membuat tanda luka di masing-masing tubuh mereka.

"Pergi kau dari sini." Seru Seungcheol ketika orang yang di lawannya sudah tumbang.

"Aku tak percaya, kau melakukan hal yang sekeji ini, Junhui-ya." Seungcheol menatap orang yang telah membekap dan akan memperkosa Jeonghan dengan tatapan membunuh.

Seungcheol masih tak percaya, jika pelaku penyekapan Jeonghan adalah orang yang sudah ia anggap teman dan adik itu. Teman yang berjuang bersamanya untuk menjadi seorang aktor. Dia adalah Wen Junhui.

"Aku tidak akan berhenti sampai di sini, Choi Seungcheol. Tunggu pembalasanku." Kata Junhui yang jalannya tertatih-tatih menuju pintu. Luka yang ia dapat juga semakin mempersulit langkahnya.

------->

Sepeninggalan Junhui, Seungcheol segera melangkah menghampiri Jeonghan yang sudah mulai sadarkan diri.

"Jeonghan-ah." Panggil Seungcheol.

"Aku ada dimana?" tanya Jeonghan yang memegang kepalanya. Rasa pusing yang di dapatkan dari obat bius masih terasa.

"Kau sudah aman sekarang." Bukannya menjawab, Seungcheol kini menarik tubuh Jeonghan yang sudah terbalut selimut ke dalam pelukannya.

Tanpa diketahui keduanya, Junhui ternyata masih berdiri di balik tembok dan seringai yang tak hilang dari bibirnya.

"Kau pikir ini sudah selesai, Choi Seungcheol? Tidak, hanya dengan foto-foto ini kau akan hancur. Dan semua akan meninggalkanmu." Kata Junhui dengan sebuah ponsel di genggamannya.

<------------> ^ <------------>

"S.Coups, aktor muda yang tengah naik daun. Di kabarkan telah memperkosa anak di bawah umur."

Berita tentang Seungcheol dengan cepat menyebar ke khalayak. Entah melalui koran, televisi, maupun situs internet. Pihak agensi dibuat sibuk hanya dengan pemberitaan yang menyangkut artis yang bernaung di agensinya itu.

Sementara di lain tempat.

"I-Igeo?" tunjuk Jeonghan pada layar ponsel yang menampilkan berita yang sedang menjadi trending topic.

"Jangan lihat berita itu, Jeonghan-ah." Sahut Seungcheol dengan nada lemahnya.

"Jujur itu tak masalah untukku, asalkan kau selamat dari rencana busuk Junhui." Lanjut Seungcheol yang sudah menegangkan kepalanya menatap wajah Jeonghan.

"Tapi, berita ini tidak benar Seungcheol-ssi. Aku akan mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya kepada orang-orang." Sergah Jeonghan yang tak terima dengan pemberitaan palsu yang ia dan Seungcheol hadapi.

"Hey, Jeonghan-ah. Kau mau kemana?" teriak Seungcheol saat Jeonghan akan meninggalkannya.

"Aku hanya ingin melindungimu, Seungcheol-ssi. Pemberitaan itu semuanya palsu, aku tak ingin kau berakhir dengan cara seperti ini." balas Jeonghan yang hampir mendekati pintu.

Tinggal memutar kenop pintu, tubuh Jeonghan sudah berada di pelukkan Seungcheol.

"Gomawo. Aku akan menyelesaikan semuanya, jadi kau tenang saja. Arraseo?" Tangan Seungcheol mengelus pelan rambut Jeonghan saat mengucapkannya.

Diperlakukan seperti itu, Jeonghan terpaku dalam rengkuhan Seungcheol. Hanya gumaman yang ia berikan saat menanggapi pertanyaan namja tampan itu.

MY ASSISTANT (JEONGCHEOL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang