Part 7

46.5K 2.8K 54
                                    

Happy reading ~

***

"ARAAA"

Teriakan itu menggema di sepanjang koridor. Ara menghentikan langkahnya dan berbalik badan. Melihat Ririn--sahabatnya itu berlari ke arahnya. 

Ara tadi berangkat bersama Gavin, tapi dia menyuruh Gavin untuk menurunkannya di halte. Karena dia tidak ingin semua orang tahu dirinya berangkat bersama salah satu Most Wanted di sekolah ini. Pernikahannya saja hanya beberapa guru disini saja yang mengetahuinya.

"Huaaaa, gue kangen sama lo. Lo bilangnya cuman tiga hari ijin tapi nyatanya hampir seminggu lo nggak masuk. Gue kangen, gue sendirian tahu" Ririn berlari dan langsung menubruk badan Ara memeluknya untung saja Ara sudah mewanti-wanti hal itu, jadinya mereka tidak terjatuh terjungkal balik.

Ara meringis pelan. Sahabatnya ini terlalu berlebihan. Lebay. Belum seminggu tapi sudah sebegininya, apalagi nanti--eits jangan sampai.

"Ck, lebay banget sih lo" Ara melepaskan pelukan mereka dengan paksa. Sesak napas dia.

"Ih, lo mah nggak bisa mendramatisirkan keadaan banget" ucap Ririn berdecak kesal membuat Ara memutar bola matanya malas

"Ayo kita ke kelas. Selama ini gue duduk sendirian tahu, nggak ada temen nyontek gue" ujar Ririn

"Dih, ada maunya aja lo mah" Ara mendengus membuat Ririn tertawa

Mereka berjalan di sepanjang koridor menuju kelas XI IPA 3 sambil berbicara banyak hal.

~•~

"Arabella, bisa kamu ikut Ibu ke ruang guru? Kamu harus ulangan susulan, karena kemarin kamu tidak masuk" ujar Bu Sekar--selaku guru mata pelajaran Fisika. Dia baru saja selesai mengajar di kelas Ara.

"Iya Bu" Ara bergegas memasukkan buku-buku ke dalam tasnya dan hanya meninggalkan pen dan satu buku untuk di bawa ke ruang guru.

"Gue sendiri aja nih yang susulan?" tanya Ara pada Ririn di sebelahnya

"Ya gitu, kemarin cuman lo aja yang nggak masuk" jawab Ririn

Ara menghela napas pelan. Ulangan susulan seperti ini membuatnya tidak bisa menyontek nantinya, terlebih lagi dia sendiri. Ara itu tidak bisa kalau sudah hitung menghitung, malas untuk menghafal rumusnya. Bikin mengantuk saja. Tadi saja, waktu pelajaran berlangsung dirinya menahan kantuk setengah mati.

"Tunggu gue di kantin ya, Rin" ujar Ara dan langsung bergegas menuju ruang guru. Karena ingin cepat-cepat mengerjakan soal itu, lalu ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan.

Begitu sampai di ruang guru, Ara melihat ada seorang laki-laki juga sedang duduk di depan meja Bu Sekar. Sepertinya dia tidak sendiri dalam ulangan susulan ini. Ara menolehkan kepalanya ke samping, untuk melihat siapa gerangan orang itu. Ah, ternyata itu Kenzo anak kelas sebelah IPA 2.

"Nah, kalian sudah disini. Ini soalnya, kerjakan sendiri-sendiri. Jangan ada yang menyontek" ujar Bu Sekar memperingatkan sambil memberi kertas soal.

Soal hanya terdapat tiga nomor, tapi dalam setiap nomor terdapat lagi beberapa suruhan. Kalau di jumlahkan mungkin lebih dari lima soal. Dan juga kenapa harus Essay, kenapa tidak Pilihan Ganda saja. Kalau Pilihan Ganda, pasti dia hanya akan menebak saja. Astaga, apa yang harus Ara lakukan sekarang. Menyontek pun percuma, dia tidak ada siap apa-apa. Jadi, pilihannya hanya satu. Mengerjakan sesuai dengan apa yang terlintas di otaknya.

BIG BABY [On-Going]Onde histórias criam vida. Descubra agora