Chap 3

1.3K 108 26
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide asli milik thor
Jika ada fanfic yang sama itu hanyalah kebetulan semata
Genre : romance, comedy
Pair : narusasu, kurafemita
Sifat karakter berbeda dengan versi anime dan manga
Terkadang ooc
Cerita gaje, author amatir
Typo bertebaran






Happy reading






"Aku mandi dulu ah. Sesudah mandi, baru aku makan," gumam Naruto. Ia melangkah masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dekat dapur. Sebelum itu Naruto menyempatkan dirinya untuk melirik pada gadis cantik yang sedang memasak di dapurnya. "Jadi kayak punya istri."

Naruto masuk ke dalam kamar mandi dengan hati riang gembira. Begitu pula dengan sosok gadis yang menjadi idola si pirang. Ia memasak dengan begitu senang. Memasak adalah salah satu hobinya. Akibat sibuk syuting dan manggung, sang idola jadi tidak sempat melakukan hobi menyenangkannya tersebut.

Di dalam kamar mandi, Naruto terus berpikir jika yang terjadi hari ini adalah mimpi. Bagaimana tidak? Idolanya sedang berada di apartemennya. Membersihkan apartemennya yang kotor dan sedang memasak.

"Sasuke chan kayak istriku saja. Tapi..aku tidak keberatan kalau Sasuke chan jadi istriku. Selain cantik, dia juga baik. Walau kadang membuatku kesal. Ah.. Sasuke chan.. Punyaku sudah tegang nih. Kau sangat mempesona. Aku mencintaimu," kata Naruto sambil mandi. Untung saja Sasuke tidak bisa mendengar apa yang Naruto katakan. Bisa malu tujuh putaran jika Sasuke sampai tahu.

Acara mandi selesai. Sosok pemuda tampan berambut kuning jabrik yang setengah basah dengan dadanya yang berotot yang memakai handuk hanya dari pinggang sampai lutut, berjalan mendekati Sasuke. Tercium wangi makanan yang menggoda hidung. Perut yang awalnya tidak begitu lapar, kini menjadi sangat lapar.

"Wangi sekali, Sasuke chan," puji Naruto.

Sontak Sasuke membalikkan badannya. Wajahnya langsung memerah saat melihat Naruto dari atas kepala hingga ujung kaki. Penampilan Naruto membuat Sasuke terpesona hingga masakannya hampir saja hangus.

"Ah. Untung tidak hangus," ujar Naruto mematikan kompor saat melihat omlet buatan Sasuke yang menggoda. Itu hanya omlet.

"Ti-tidak akan hangus, dobe!" bantah Sasuke menyembunyikan wajahnya yang memerah. "Cepat pakai bajumu! Dasar tukang pamer!" Maksud Sasuke pamer body Naruto yang berotot.

Naruto terkekeh. "Oke." Ia pun masuk ke dalam kamarnya tanpa tahu jika idolanya diam - diam meliriknya.

'Kenapa dia berpenampilan culun? Padahal si dobe itu tampan. Matanya biru dan sangat indah. Badannya seksi. Senyumnya juga menawan. Aktor Utakata saja kalah sama dia,' suara hati Sasuke. Tanpa sadar ia sudah memuji Naruto. Perlahan Sasuke mulai menyukai Naruto.

Di dalam kamarmya Naruto terkekeh. Senyam senyum sendiri bak orang gila.

"Tadi Sasuke chan kayaknya terpesona deh padaku," gumam Naruto sambil memakai pakaian. "Tapi.. Aku kan hanya penggemarnya. Aktor dan penyanyi saja dia tolak. Bagaimana aku yang hanya mahasiswa dari kalangan rakyat biasa? Dia pasti menolakku." Si pirang kembali merasa rendah diri. Padahal idolanya mulai tertarik padanya.

Sasuke sudah menghidangkan makanan di atas meja. Ia tersenyum bangga dengan masakan yang telah ia buat. Bukan hanya dari segi penampilannya yang enak, masakannya juga enak. Tadi Sasuke sudah mencicipinya berkali - kali.

"Sudah lama tidak masak banyak gini. Tapi.. Ini kan kebanyakan. Habis tidak ya?" ungkap Sasuke setelah selesai memasak.

"Pasti habis. Aku kan lapar sekali," kata Naruto yang mendadak muncul di belakang Sasuke. Kali ini ia hanya mengenakan kaos oblong berwarna abu tua dan celana training berwarna oranye. Ia tidak memakai kaca mata.

My Idol is My Wife (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang