31. REVANARA

49K 2.7K 17
                                    

Karena dukungan dari kalian ide ngalir terooossss makaknya banyakin komen ya biar ide lancar😘

Warning ada konten yang bikin meleleh dan susah move on!

Happy reading gaeeess

Vote sebelum baca!

"Terluka dalam hidup itu hal yang wajar karena tanpanya kita tak kan pernah menjadi kuat" - Authornote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Terluka dalam hidup itu hal yang wajar karena tanpanya kita tak kan pernah menjadi kuat" - Authornote


Seandainya saja jatuh cinta bisa memilih sudah pasti Nara tidak akan memilih Revan.

Seandainya waktu bisa di putar kembali Nara ingin kembali ke malam itu. Malam di mana asal mula permasalahan ini terjadi.

Malam itu Nara hanya di perintahkan oleh bosnya untuk mengantar laudrian ke sebuah hotel. Awalnya dia ragu namun setelah sampai ia tau kalau itu perbuatan yang di sengaja oleh Kara untuk mempermalukan dirinya di depan anak-anak lainnya.

Tapi, takdir berkata lain saat Nara memasuki kamar hotel Kara untuk meletakkan pakaian-pakaian itu, tiba-tiba saja Revan membanting pintu. Cowok itu dalam keadaan mabuk berat hingga tak menyadari apa yang dia lakukan.

Ia menarik pakaian Nara kasar, memaksa karena Ia terus melawan. Merobek pakaian gadis itu tanpa ampun seperti vampir yang haus akan darah.

Kekuatan Nara yang tak sebanding dengan kekuatan cowok itu membuatnya sama sekali tidak berdaya.

Malam itu Nara yang rapuh harus mengahadapi kebuasan nafsu Revan yang dipengaruhi obat-obatan dan minuman keras.

Nara tidak tau apa pun, kejadian itu begitu cepat hingga tak ada kesempatan bagi gadis itu untuk melarikan diri.

Mahkota yang selama ini ia jaga sepenuh jiwanya terenggut hanya dalam semalam. Rasa sakitnya berlipat ganda bercampur dengan harga dirinya yang jatuh.

Air mata gadis itu mengalir deras mengingat detik-detik kejadian yang menghancurkan hidupnya. Lintasan takdir yang membawanya pada kesakitan yang tak berujung.

Kesakitan yang membawanya pada cinta yang tak seharusnya. Bagaimana bisa ia berani mencintai Revan? Dan bagaimana bisa tak ada sedikit pun rasa benci untuk laki-laki itu?

Nara kamu terlalu baik atau terlalu bodoh?

"Aku harus gimana?" tanyanya pada ruang kosong di kamarnya seraya menangis

Tubuh gadis itu merosot di antara dipan dan lantai kamarnya. Meringkuk menangis sembari memeluk lututnya.

Kesepian. Rasanya seperti hidup sebatang kara di dunia ini. Tidak ada yang memberinya nasehat, menguatkannya bahkan hanya untuk mendengarkan keluh-kesahnya tidak ada.

Tak ada seorang pun yang benar-benar ia miliki selain dua janin di perutnya. Sejak dulu Nara tidak pernah memiliki seorang teman karena masa kecilnya yang memaksanya harus berjuang hingga ia tak bisa hidup seperti anak-anak lain yang bebas bermain.

REVANARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang