15.

5.6K 806 32
                                    

Pagi-pagi sekali, Noelle sudah menyibukkan diri di dapur. Setelah kejadian Jayden sakit kemarin, Noelle rasa ia harus menyempatkan diri untuk membuat sarapan untuk dirinya dan Jayden.

Kalau dipikir-pikir, Jayden itu jarang sarapan karena tabiatnya yang suka bangun kesiangan. Sedangkan Noelle sendiri juga lebih suka hanya menyantap satu lembar roti tawar karena praktis. Maka sesekali ia ingin memasak sarapan dengan lauk super komplit. Saat ini, Noelle memasak sup daging, ayam goreng, dan menyiapkan susu vanilla untuk dirinya dan Jayden.

Setelah beres dengan urusan memasaknya, Noelle segera membangunkan Jayden.

"Jay, bangun. Hari ini Senin. Pasti upacara kan." Noelle menyibakkan selimut yang menutupi seluruh tubuh Jayden. Lalu menepuk pipi laki-laku itu pelan.

Namun, hasilnya nihil. Jayden belum juga bangun. Noelle hanya geleng-geleng kepala melihatnya. Tiba-tiba, Noelle teringat ucapan Arin.

'Jayden kalo tidur udah kayak orang mati. Kalo mau langsung bangun, siram aja pake air. Serius manjur.'

Tanpa pikir panjang, Noelle meraih segelas air di nakas lalu menyipratkan sedikit demi sedikit air ke arah wajah Jayden. Tidak lama, Jayden langsung terbangun.

"Nah, akhirnya bangun juga kamu."

"Kirain kamar kita kebocoran." Jayden sibuk mengusap wajahnya yang basah.

"Udah. Sana mandi terus siap-siap. Aku tungguin di bawah." Noelle keluar dari kamar meninggalkan Jayden yang masih saja menyebikkan bibirnya kesal.

Ia langsung saja bangun dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

.

Sepertinya kesialan memang sedang berpihak pada Jayden hari ini. Lima menit lagi bel masuk berbunyi yang artinya upacara akan dimulai. Namun, sedari tadi ia sibuk mencari topinya di dalam tas yang tak kunjung ketemu.

"Jay cepetan, lo ketahuan bu Irene mampus lo." teriak Jake dari pintu kelas.

"Aduh gue gak bawa topi lagi." Seingat Jayden tadi ia melihat topinya di meja belajar. Apa mungkin ia lupa mengambilnya. Ah sial.

"Terus gimana? Bolos? Gak ah, gue gak berani soalnya jam pertama ada Pak Namjoon." ucap Shaka. Membayangkan betapa killernya Pak Namjoon saja membuat ia bergidik ngeri.

"Ck. Lo berdua bantuin gue dong. Palakin punya adik kelas kek."

"Nyusahin banget lo. Tunggu sini bentar." Jake berlari menuju aula sekolah, tempat para petugas upacara berkumpul. Mungkin di sana banyak yang memiliki topi menganggur.

Tidak lama setelah itu, Jake muncul sambil membawa topi.

"Nih, kurang baik apalagi gue sama lo. Buruan pake." Jake menyerahkan topi itu pada Jay.

"Dapet dari mana lo?" tanya Jayden.

"Gak usah banyak bacot deh. Mending segera lo pake, abis itu kita ke lapangan." Jake berjalan meninggalkan kelas. Disusul oleh Shaka dan Jayden.

.

"Perhatian-perhatian. Dengerin gue sebentar." teriak Tara selaku ketua kelas dan ketua osis baru yang menggantikan Hanan.

"Ada apaan?" sahut Jake malas-malasan.

"Jadi gini. Dua minggu lagi ada acara wisuda anak kelas dua belas. Nah kita sebagai kelas sebelas bakal ngasih pertunjukkan buat ngisi acara itu." Tara menjeda ucapannya.

"Nah, untuk kelas sebelas wajib menyumbangkan empat pertunjukan. Ada drama, skating dance, modern dance, sama pertunjukan orkestra."

"Firasat gue gak enak." ucap Shaka.

"Nah untuk skating dance, sudah pasti Shaka akan mewakili karena dia atlet ice skating nasional dari angkatan kita."

"Tuh kan, udah gue duga. Makin sibuk aja jadwal gue." batin Shaka.

"Yang sabar ya, bos." Jake menatap iba sahabatnya itu lalu mengusap pundak Shaka.

"Apaan sih lo sentuh-sentuh. Geli gue." Shaka menepis tangan Jake.

"Untuk modern dance sama orkestra nanti perkelas disuruh ngeluarin satu perwakilan. Nanti kita rundingin bareng-bareng."

"Yang drama gimana, Tar?" tanya Jake penasaran.

"Nah, dramanya ini tuh tentang putri salju. Ini usulan dari bu Irene. Ada 3 kandidat buat yang jadi pangeran sama princess nya. Ini semua emang ditentuin bu Irene. Tugas kita sekarang, vote aja kandidatnya ada di grup angkatan. Vote secepatnya, karena waktunya cuma sampe nanti siang."

Semua siswa segera mengecek grup angkatan dan benar saja ada polling yang tertera di sana.

"Woy, Jay jadi kandidat woy. Heh babi bangun lo." Jake dengan heboh menggeplak kepala Jayden yang sedang tertidur di belakangnya. Jayden langsung terbangun.

"Apaan sih lo pake pukul-pukul segala." Jayden mengucek matanya pelan. Mengumpulkan kesadarannya.

"Lihat nih. Lo jadi salah satu kandidat pangeran di pementasan drama." jelas Jake sambil menunjukkan ponselnya.

Jayden menyambar ponsel Jake. Di sana terlihat ada namanya

Pangeran
Kandidat 1 : Jayden
Kandidat 2 : Haris
Kandidat 3 : Samuel

Princess
Kandidat 1 : Keira
Kandidat 2 : Salsa
Kandidat 3 : Thalita

"Apaan nih? Gak mau gue ikutan begian." Jayden melempar ponsel Jake ke meja. Jake melotot melihatnya.

"Mau protes? Sana ke bu Irene." jawab Tara santai.

"GAIS AYO VOTE JAY BIAR JADI PANGERAN." Jake sampai naik ke atas kursi.

"Jake, pengang goblok." tegur Shaka.

"AYO GAISS DUKUNG JAYDEN BIAR JADI PANGERAN HAHAHA." Jake terus saja berteriak dan teman-temannya juga mengikuti ajakan Jake untuk memberikan suara untuk Jayden.

.

Jayden kini sedang berada di depan kelas Keira. Tujuannya kemari yaitu untuk mengembalikan topi. Memang kurang ajar si Jake itu. Tadi dia asal saja mengambil salah satu topi milik petugas upacara. Untung saja ada nama yang tertera di baliknya, ternyata milik Keira.

"Loh, Jay ngapain di sini?" Keira menyisipkan rambutnya ke balik telinga. Tindakannya itu membuat Jayden sedikit ngeri.

"Nih topi lo. Tadi diambil Jake." Jayden langsung saja menyerahkan topi itu.

"Astaga gue cariin ke mana-mana. Hmm makasih ya lo udah mau balikin."

"Ok." Jayden baru saja akan beranjak dari sana. Namun, tangan Keira menahannya.

"Jay, bentar."

"Apa lagi?"

"Lo tahu kan kalau kita berdua bakal jadi pasangan di drama nanti?"

Jayden langsung saja badmood mendengarnya. Memang, yang memenangkan polling untuk pemeran utama ada dirinya dan Keira. Sungguh ia sangat ogah-ogahan untuk mengikuti hal seperti itu. Apalagi bersama Keira. Ia tidak mau jika nanti menimbulkan masalah baru dengan Haris. Bukannya Jay takut, tapi repot banget asli.

"Hm."

"Besok kita disuruh bu Irene mulai latihan sepulang sekolah."

"Hm."

"Jangan lupa ya. Hmm, boleh minta nomer lo gak biar gampang nanti ngingetinnya."

"Gue gak pikun kok. Tanpa lo ingetin gue udah tahu. Permisi." Jayden langsung saja pergi dari sana. Setelah ini, harinya menjadi tidak setenang biasanya. Apalagi berada di urusan yang sama dengan cewek itu.

.

Oh My Jay (REVISI)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora