30.

4.7K 686 36
                                    

Jayden, Jake, dan Shaka kini sudah berada di  sirkuit. Tenang, ini merupakan acara balap mobil resmi yang bekerja sama dengan brand mobil ternama, jadi aman-aman saja untuk diikuti. Jayden sudah mengganti pakaiannya dengan kemeja yang dilapisi jaket kulit. Kini ia menyibukkan diri untuk berpikir kenapa pesannya tidak dibalas oleh istrinya.

"Ngelamun apa lo, Jay?" tanya Jake menyadarkan lamunannya.

"Enggak. Kenapa Noelle gak bales pesan gue ya? Gue jadi overthinking."

"Gue saranin mending jangan mikirin itu dulu deh. Lo harus fokus sekarang, dua puluh menit lagi lo tanding." Ujar Shaka yang disetujui oleh Jake.

"Maunya sih gitu, tapi kepikiran mulu."

"Mungkin kak Ela sibuk. Positive thinking aja lah, Jay. Lo tahu sendiri kalo istri lo produktif banget."

"Iya mungkin. Dia juga sibuk karena adeknya baru bangun dari koma."

"Hah? Kak Ela punya adek?" Jake dan Shaka terkejut.

"Heem. Gue juga baru tahu beberapa minggu lalu."

Lalu hening, mereka pun sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Jake sibuk bercengkrama dengan teman-temannya yang kebetulan menjadi tim promotor acara itu. Shaka yang sibuk memasang raut muka dingin sebagai ancang-ancang agar tidak digodai gadis-gadis dengan pakaian minim. Sedangkan Jayden yang sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Jay, siap-siap." instruksi Jake yang membuat Jayden segera mengendarai mobilnya ke garis start.

Jayden melirik mobil sport yang tepat berada di sebelahnya. Tidak salah lagi, itu pasti lawannya malam ini. Jay melihat seorang perempuan berada di balik kemudinya.

"Kenapa lihatnya begitu? Naksir?" ucap perempuan itu sambil menampilkan seringaian.

Jayden hanya mendecih menanggapinya.

"Jangan ngeremehin. Gue meskipun cewe jago banget ngedrift."

"Siapa juga yang ngeremehin lo. Gak penting juga."

"Oke. Kita lihat aja nanti hasilnya."

Jayden dan perempuan itu sama-sama memamerkan deru mesin mobilnya. Tanda kalau balapan akan dimulai. Lalu, seorang perempuan berjalan ke tengah garis start dengan berlenggak-lenggok. Membawa sebuah kain berwarna merah.

"Are you ready?" gadis itu menunjuk Jay. Jay menanggapinya dengan deru mobilnya.

"I know you're ready." gadis itu beralih menunjuk lawan Jayden.

"Okay...3...2..1... Go!!!"

Mobil Jayden dan lawannya langsung melesat jauh bagaikan angin.

Jayden memperhatikan lawannya yang beberapa meter di depannya. Bukannya resah, Jayden malah tersenyum.

"Terlalu buru-buru sih, mobil lo bisa overheat kalo begitu, gak lama lagi palingan pistonnya meledak." monolog Jayden.

Jayden tetap menambah kecepatannya secara konsisten. Ia baru tahu jika dirinya selihai ini. Mungkin ia bisa menjadikan balapan sebagai hobi barunya.

Beberapa kilo sebelum garis finish, barulah Jayden merasakan waktu yang tepat untuk menyalakan nos nya. Ia yakin dirinya pasti menang malam ini.

Dan tepat ketika Jayden menyalip, mobil lawannya mengalami ledakan di bagian belakangnya. Tepat seperti perkiraan Jayden tadi.

Jayden hanya menyeringai dan melewati garis finish. Ia menang.

.

Jayden sampai di rumah pukul dua dini hari. Sebenarnya acara sudah selesai sejak pukul sebelas malam, namun Jay memutuskan untuk mentraktir Jake dan Shaka terlebih dahulu.

Jayden bahkan baru ingat jika ia harus mengedit beberapa foto yang diperintahkan Juna sebelumnya. Alhasil sepertinya malam ini ia harus begadang. Tapi tidak apa-apa, agensi Juna memberikan bayaran tinggi untuknya. Lagipula, dua hari lagi ia akan berhenti bekerja.

Jayden memasuki rumah yang sudah gelap. Istrinya pasti sudah tidur. Namun, ketika hendak memasuki kamar, Jayden menemukan lampu dapur menyala. Ia otomatis membawa kakinya untuk ke sana.

Jayden melihat seseorang tengah sibuk mengunyah es batu sambil duduk di meja pantry. Jangan lupakan muka khas seperti orang bangun tidurnya.

"Kak? Kok di sini?" Jayden menghampiri Noelle dan berdiri tepat di depannya.

"Udah mau pagi loh, ngapain bangun? Terus malem-malem ngunyah es batu?" Jayden membawa tangannya untuk mengusap lembut kepala istrinya.

"Kok diem?" tanya Jayden sekali lagi.

Noelle hanya melirik sebal suaminya, lalu bangkit dari sana.

"Eh? Kenapa?" Jayden menahan tangannya.

"Pikir aja sendiri." Sewot Noelle sambil melepaskan tangan Jayden.

"Kasih tahu aku ada apa? Kalo aku ada salah jelasin. Biar masalah clear malem ini." ucap Jayden yang sukses menghentikan langkah Noelle.

Noelle berbalik lalu langsung memukuli dada Jayden bertubi-tubi. Jangan lupakan cairan bening yang ikut lolos dari mata cantiknya.

Jayden mengetahui istrinya menangis. Namun, ia hanya diam. Biarkan Noelle tenang terlebih dahulu.

"Udah mukulnya?" tanya Jayden ketika pukulan Noelle berhenti.

"Hikss. Ya kamu pikir lah Jayden. Kamu selalu pulang malem bahkan begadang sampai pagi. Alasannya selalu nugas. Emang akhir semester ada tugas seberat itu hah? Kamu gak mikirin kesehatan kamu? Kamu mau sakit? Aku benci sama kamu, Jayden. Hikss.."

Noelle semakin menangis. Sedangkan Jayden mengembangkan senyumnya. Ternyata istrinya khawatir dengan kondisinya.

"Istriku khawatir ternyata." Jayden membawa tubuh Noelle ke pelukannya.

"Maafin aku ya, Kak. Aku janji akan cerita semuanya ke kakak dua hari lagi. Kakak harus sabar nunggu ya? Intinya semua yang aku lakuin ini demi kakak." Jayden mengusap punggung Noelle yang bergetar itu.

Ia melepas pelukannya lalu menangkup wajah Noelle yang basah air mata. Ia masih terisak.

Tanpa ragu Jayden mendekatkan wajahnya, hingga bibirnya menyatu dengan bibir Noelle. Hanya kecupan singkat untuk menenangkan Noelle. Ini adalah kali kedua Jayden mengecup bibir itu setelah pernikahan mereka. Ia sempat takut Noelle akan mendorongnya, ternyata gadis itu tidak menolak.

"Udah jangan nangis. Besok mata kamu bengkak, terus kalau tetangga lihat gimana? Aku dikira ngelakuin kekerasan sama kamu."

"Ya emang. Kamu melakukan kekerasan secara batin. Bikin aku khawatir." omel Noelle. Jayden terkekeh.

"Udah deh. Mending kamu tidur sekarang. Ini dini hari."

"Ya udah ayo."

"Hah? Ngapain?"

"Kamu juga harus tidur, Jayden. Besok sekolah."

"Iya, kamu tidur dulu. Aku nanti nyusul."

"Gak. Gak percaya."

"Beneran ih. Nanti aku nyusul."

Noelle sebenarnya ingin memaksa, tapi matanya sudah mengantuk. Ia hanya menghela napas pasrah, dan berjalan menuju kamar.

.

"Yang bener sekolahnya." Pesan Daniel pada Keira yang baru keluar dari mobilnya. Ia harus mengantar Keira sekolah pagi ini.

"Iya-iya." Keira pun hmelangkah masuk ke dalam sekolah. Namun, ketika sampai di gerbang ia berbalik.

Dilihatnya Daniel sedang berbincang dengan seorang perempuan yang sangat ia kenal.

"Loh itu kan Noelle? Kok bisa kenal sama kak Daniel?"

Keira pun menyeringai. Setelah ini, ia akan lebih mudah melancarkan aksinya untuk memisahkan Noelle dan Jayden. Tentu saja, ia akan memanfaatkan kehadiran Daniel di sini.

"Gue punya ide bagus."

Oh My Jay (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang