BAB 30

132K 10.7K 517
                                    

Paula menangis sejadi-jadinya setelah Nathanael pergi meninggalkannya dalam keadaan mengenaskan.

Awalnya Paula hanya berbohong soal diperkosa, tapi kini ia justru benar-benar telah diperkosa oleh Nathanael.

Rasanya sakit, sakit sekali.

Perlakuan kasar Nathanael yang mendorongnya, menjambaknya dan mencekiknya masih terasa jelas menyakitkan disetiap inci kulit Paula.

Dengan susah payah Paula berusaha bangun, menahan rasa nyeri yang ia rasakan dibawah sana. Pakaiannya robek tak lagi bisa ia pakai.

Paula harus berjalan terseok-seok menuju kamar untuk mengambil baju ganti, air mata Paula tak kunjung berhenti mengalir. Paula merasa terluka namun ia tidak akan tinggal diam, ia akan memanfaatkan keadaan ini untuk menguntungkan dirinya sendiri.

***

Sejak hari dimana Logan dengan sengaja menunjukkan keintimannya dengan Agatha, sejak saat itu Nathanael mulai menjadi lebih pendiam.

Nathanael juga keluar dengan sendirinya dari rumah, bukan kembali ke apartemennya tapi Nathanael membeli apartemen lain untuk tempat tinggal barunya. Dengan uang yang Logan berikan, tentu saja.

Hal tersebut tentu saja membuat Logan senang, Logan jadi lebih leluasa membawa Agatha ke rumah dengannya. Menghabiskan waktu bersama sembari menghitung hari menuju hari pernikahan mereka berdua.

Seperti hari ini Logan dan Agatha tengah menghabiskan waktu mereka berdua, hari ini Agatha mengidam masakan buatan Logan.

Maka dari itu Logan menjemput Agatha dan membawanya kemari karena ingin menuruti keinginan Agatha dan calon anak mereka.

“Bagaimana, enak?” tanya Logan sembari memperhatikan Agatha yang tengah makan. Sesekali ia mengusap sudut bibir Agatha yang kotor.

Agatha menganggukkan kepalanya, “Masakan mu enak, kau pintar juga dalam memasak. Dulu aku meminta Nathanael memasakan ku makanan, masakan dia tak pernah benar.”

Wajah Logan seketika muram sesaat Agatha menyebut nama Nathanael. “Kenapa membawa-bawa dia dalam perbincangan kita.”

Alis Agatha terangkat, “Memangnya kenapa, dia kan putra mu?”

Logan berdecak sebal, hanya karena Nathanael putranya bukan berarti Logan senang terus dibanding-bandingkan dengan Nathanael meski ia tahu ia akan terus unggul dibandingkan Nathanael.

Tetap saja Logan tidak ingin Agatha mengingat-ingat kembali kenangannya dengan Nathanael dulu. Itu membuatnya cemburu.

“Makan saja makanan mu, aku sudah berjanji kepada Ezekiel untuk mengantarkan kau pulang setelah kau selesai makan.” Logan teringat dengan kesepakatannya dengan Ezekiel.

Ezekiel hanya memperbolehkan Agatha dibawa oleh Logan karena Agatha sedang mengidam. Ezekiel melarang keras Agatha untuk bersama dengan Logan lama-lama dengan alasan besok Agatha dan Logan akan menikah. Ezekiel tidak punya banyak waktu lagi untuk menghabiskan waktu bersama Agatha sebelum Agatha resmi menjadi istri orang lain.

Setelah Agatha menghabiskan makanannya, Logan segera mengantarkan Agatha pulang. Meski sebenarnya ia tidak berpisah dengan Agatha secepat ini.

“Kau terlihat tidak rela melepas ku pulang.” ledek Agatha pada Logan, “Besok kita menikah, besok aku resmi jadi istri mu. Sabarlah menunggu hari esok tiba.”

Logan menghela nafas, padahal pernikahannya dengan Agatha sudah di depan mata namun masih saja terasa lambat bagi Logan.

Logan menggandeng tangan Agatha, mengecup lembut tangan itu. “Sampai jumpa besok di pelaminan, sayang.”

Sebelum benar-benar membiarkan Agatha turun dari mobil, Logan mengecup lembut bibir Agatha.

Sementara Ezekiel sudah keluar dari rumah dan menunggu Agatha keluar dari mobil Logan dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Ezekiel benar-benar bersikap seperti Ayah Agatha.

“Sampai bertemu di pelaminan juga, calon suami ku.” ucap Agatha mengecup pipi Logan sebelum ia turun dari mobil.

Logan terbengong dengan apa yang baru saja terjadi. Ia tidak salah dengarkan? Agatha baru saja memanggilnya apa?

Calon suami?

Sudut bibir Logan tertarik membentuk sebuah senyuman, jadi begini indahnya rasa jatuh cinta. Logan baru pertama kalinya merasakannya.

Logan memperhatikan Agatha yang melangkah mendekati Ezekiel, memeluk Ezekiel yang awalnya menatap tak senang karena Agatha pulang telat dari perjanjian.

“Apa lagi yang kau tunggu, kenapa masih disini? Pulang sana!” usir Ezekiel pada Logan yang masih saja belum melajukan mobilnya pergi dari area rumahnya.

Agatha menepuk bahu Ezekiel pelan, berusaha mengingatkan Ezekiel untuk tidak bersikap kasar pada Logan.

Logan hanya tertawa, ia melambaikan tangannya sebentar pada Agatha sebelum ia melajukan mobilnya menjauh pergi dari area rumah Agatha.

Logan tidak sabar menunggu hari esok tiba. Hari dimana ia dan Agatha akan resmi menjadi suami istri.

Logan tidak tahu bahwa Paula sudah merencanakan sesuatu untuk mengacaukan hari bahagia Logan dan Agatha itu.

Jika Paula tidak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan paling tidak Paula tidak ingin hancur sendirian, Nathanael dan keluarganya harus ikut hancur bersamanya.

Devilish Choice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang