BAB 42

95.6K 9.6K 338
                                    

Agatha semakin khawatir dengan Logan tak membalas pesannya sama sekali, biasanya meskipun sibuk Logan pasti selalu menyempatkan diri untuk membalas pesan yang Agatha kirimkan.

Jika pesan yang Agatha kirimkan tidak Logan baca mungkin Agatha bisa merasa sedikit tenang karena Logan tidak membalas karena memang belum membaca pesan darinya karena saking sibuknya.

Tapi Logan membaca semua pesan yang Agatha kirimkan, namun tak ada balasan sedikitpun. Membuat Agatha khawatir bukan main.

Masalahnya pemberitaan soal Nathanael dan Logan semakin ramai, pertama berita bahwa Logan menuntut Nathanael atas percobaan pembunuhan.

Agatha berdecak jengkel ketika melihat nama Paula muncul di layar handphone-nya, Agatha menunggu pesan dari Logan bukannya panggilan dari Paula.

Sebenarnya Agatha malas mengangkat panggilan dari Paula, tapi Agatha ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin saja Paula tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena pemberitaan dari pihak media masing sangat abu-abu.

Agatha tidak tahu siapa yang Nathanael coba bunuh sehingga Logan sendiri yang mengajukan tuntutan kepada putra sulungnya itu.

Jemari Agatha bergerak menggeser tombol warna hijau dilayar handphone-nya, mendekatkan handphone itu ke telinganya untuk mendengar suara Paula dari sebrang sana.

"Ada apa, apa yang kau inginkan dariku?" tanya Agatha to the point kepada Paula, sejenak Agatha terkejut mendengar suara isak tangis Paula.

"Tidak bisakah kau bujuk suami mu untuk membatalkan tuntutan nya kepada Nathanael? Nathanael tidak boleh dipenjara, kalau Nathanael dipenjara bagaimana dengan ku."

Agatha menghela nafas berat, "Urusan rumah tangga mu adalah urusan mu, aku tidak mau ikut campur. Logan menuntut Nathanael tidak mungkin tanpa alasan. Maaf aku tidak bisa membantu mu."

"Aku sedang sakit Agatha, aku terkena penyakit kanker serviks. Aku tidak bisa sendirian dalam masa seperti ini, suami ku dipenjara dan semua fasilitas ditarik. Aku tidak bisa.. ku mohon kali ini saja bantu aku. Kau itu istrinya, dia pasti akan mendengarkan mu. Tolong bujuk suami mu untuk menarik tuntutannya dan maafkan Nathanael, Nathanael tidak bermaksud untuk menembak Ayahnya sendiri. Nathanael hanya terbawa emosi, kau juga tahu bukan bahwa Nathanael itu orang yang tempramen-"

"Apa maksud mu Nathanael tidak bermaksud untuk menembak Ayahnya, apa orang yang Nathanael celakai itu Logan?!"

"Kau tidak tahu? Suami mu belum memberitahu mu? Berita yang disampaikan media memang tidak lengkap karena Logan sendiri melarang polisi untuk memberikan keterangan apapun kepada pihak medi-"

"Bukan itu yang aku tanyakan Paula, aku bertanya apakah benar Logan orang yang Nathanael celakai?!" tanya Agatha sekali lagi, suaranya meninggi.

"Iya."

Sambungan telepon Agatha putuskan, ia tidak butuh bicara dengan Paula lagi. Sekarang yang ia khawatirkan justru Logan, bagaimana keadaan Logan? Apa karena ini Logan tidak membalas pesannya? Karena Logan terluka karena ditembak oleh Nathanael.

Agatha meraih kunci mobilnya, ia harus menemui Logan. Logan pasti berbohong, Logan tidak pulang bukan karena pekerjaannya menumpuk.

Baru saja Agatha membuka pintu rumah Agatha sudah mendapati Edgar berdiri di depan pintu.

"Kau tidak boleh pergi kemana-mana, Logan sudah berpesan kepada ku untuk menjaga mu selama ia tidak ada."

"Om Edgar, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Agatha kepada Edgar.

Bukannya menjawab Edgar justru mengambil alih kunci mobil Agatha, takut-takut jika Agatha nekat ingin pergi.

"Logan akan menjelaskannya nanti secara langsung, untuk saat ini kau harus ikut dengan ku. Tidak aman kalau kau sendirian disini, kemungkinan Nathanael tidak akan tinggal diam setelah apa yang Logan lakukan padanya." Edgar meraih tangan Agatha, mengajak Agatha untuk masuk ke dalam mobilnya namun Agatha menepis tangan Edgar.

Devilish Choice [END]Where stories live. Discover now