Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
○🏀○
Injun memejamkan matanya dan merentangkan tangannya, menunggu angin kencang mendorong tubuhnya dengan sendirinya menuju air laut yang terlihat dalam itu.
'I thought i will lose you, i was so scared!'
Pemuda mungil itu mengernyit saat suara berat yang tak ia kenal menggema dalam kepalanya.
'Don't leave me, Ren...'
Injun berusaha untuk menggerakkan kakinya namun tak bisa, seakan kakinya tak ingin beranjak dari tempat ia berdiri. Tangannya meraih pagar pembatas di belakangnya dan menggenggamnya dengan erat, pemuda mungil itu mencondongkan tubuhnya agar setelah ia melepas genggamannya pada pagar, ia akan langsung tercebur.
'Konyol.'
"Injun!"
Pemuda mungil itu melebarkan matanya saat suara teriakan samar yang terdengar memasuki gendang telinganya, sebelum teredam oleh air laut yang bising. Injun memejamkan matanya, membiarkan tubuhnya tenggelam dalam air dingin yang seakan tengah membekukkannya hidup-hidup.
BYUR
Injun dapat merasakan tubuhnya yang dipeluk erat, dan ditarik menuju permukaan. Matanya perlahan terbuka, dan mendapati sosok yang tak ia duga. Perlahan orang itu menggendong tubuhnya dan menyelimutinya dengan jaket. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, ia langsung memasukkan Injun ke dalam mobil dan melajukan kendaraannya dengan cepat.
'Hyunjin?'
Injun ingin bersuara, ia ingin memanggil nama sang kakak sepupu yang baru saja menyelamatkannya dari aksi bunuh diri yang entah kenapa ia lakukan. Namun, jangankan bersuara, untuk menggerakkan bibirnya saja ia tidak bisa akibat gemetar kedinginan.
"Kita langsung ke penginapan, kok. Tolong tahan sebentar, ya? Nggak usah banyak gerak dulu." Ucap Hyunjin lembut, masih fokus dengan jalanan di depannya.
Mendengar ucapan Hyunjin lantas membuat Injun mengurungkan usahanya untuk berbicara, ia memperhatikan raut serius Hyunjin yang jarang sekali ia lihat.
Akhirnya mereka sampai di sebuah homestay terdekat, dan Hyunjin sesegera mungkin membawa Injun ke dalam.
"Kamu tunggu di sini." Ucap Hyunjin pada Injun yang ia dudukkan di kursi tunggu. Lelaki mungil itu mengusap kedua tangannya guna menghangatkan dirinya yang menggigil setengah mati. Tak butuh waktu lama, Hyunjin sudah kembali dengan kunci kamar di tangannya, lelaki jangkung itu menaikkan Injun ke punggungnya dan membawanya dengan cepat.