14 : Ular & Strawberry

1.1K 178 32
                                    

(Jun pov)

Kemping hari kedua berjalan mulus. Walau ada beberapa masalah kecil di sana sini. Tapi after all semua masih aman terkendali.

"Bi...!"

Gue manggil Hoseok yang langsung sigap mendatangi gue. "Ya kak?"

"Ayo ikut gue, kita nyari kayu bakar buat masak"

"Berduaan aja?" Hobi tersenyum mesum membuat gue menggeplak kepalanya gemas. "Ga usah mikir yang nggak-nggak! Ingat ini di hutan, jangan macam-macam!"

"Berarti kalau berduaannya di kamar kosan boleh ya macem-macem... " Dia bergumam pelan tapi gue malas menanggapi. Hhh. Dasar si Hobi.

Kita berdua pun masuk ke dalam hutan nyari kayu yang bisa dibakar buat memasak.

"Cari yang udah kering. Dan ambil secukupnya aja. Jangan serakah. Alam memberi dan kita boleh mengambil tapi manusia juga wajib ikut menjaga... Jangan merusak alam jika tak ingin ia murka... " Ucap gue panjang lebar. Sambil nunjukkin mana aja ranting pohon yang bisa diambil dan mana yang tidak.

Hobi manggut-manggut mendengarkan dengan seksama. Walau banyak bercanda dan suka mesum tapi nih anak juga tahu kapan waktunya serius.

"Dan ingat Bi, ada beberapa tanaman yang bisa dimakan dan ada juga yang beracun. Yang warna cerah gini biasanya yang beracun.... " Gue nunjuk tanaman jamur berwarna merah totol putih.

"Kalau... " Hoseok tiba-tiba berhenti bicara dan menatap ngeri ke belakang gue. "Kalau... Ular yang bertudung kepalanya berbisa ga kak?"

Gue mengernyit dan menoleh ke belakang. Namun tiba-tiba Hoseok berseru

"Awas kak Jun!"

.

(Hobi pov)

Gue menarik Namjun ke pelukan gue dan kami jatuh berguling-guling di tanah...

"Akh!!" Gue mengernyit merasakan sesuatu menggigit kaki kiri gue. Kak Jun yang berada di bawah gue buru-buru bangkit dan menatap ke rerumputan dimana seekor ular bersisik hitam baru saja kabur setelah menggigit kaki gue.

"Hobi! Kamu gapapa?!" Jun meraih kaki gue dan dengan cekatan melepas sepatu dan menaikkan ujung celana gue.

"Aku digigit kak... " Gue meringis melihat dua titik hitam di betis gue. Namjun berdecak dan mengeluarkan tali dan kain bandana dari salah satu kantong celananya.

"Ya kamu ngagetin ular itu. Pantes aja dia menggigit. Binatang manapun akan otomatis menyerang jika merasa terancam. Itu sudah naluri mereka... " Ucap Namjun sambil dengan cekatan membebat kaki gue agar racun ularnya ga menyebar kemana-mana.

Gue meringis... "Ya habis aku kira dia akan nyerang kamu... Makanya aku tarik... "

Namjun menghela nafas lalu mendekatkan mulutnya ke betis gue dan mulai menghisap racun ularnya...

Njirr... Kuat banget hisapannya...

Mau menghisap yang lain ga Jun?

Plakk

Gue menggeplak kepala gue sendiri yang terpesona melihat Namjun menghisap darah di betis gue... Bisa-bisanya gue punya pikiran horny di saat seperti ini.

Namjun mengernyit menatap gue lalu kumur-kumur dengan alkohol yang ada di saku lain di celananya. Woah lengkap sekali ya celananya si Jun. Kayak kantong ajaib Doraemon.

"Bisa berdiri?" Namjun bangkit dan mengulurkan tangannya.

"Emm bisa kok... "

"Waduh tapi kayaknya lumayan parah.." Namjun memandang betis gue yang walau sudah dibebat tapi terlihat mulai membengkak.

✔️ Botti ManlyWhere stories live. Discover now