34 : Baby, Come Back To Me

929 132 22
                                    

(Yoongi pov)

"Yunki Chan"

Aku mendongak dan tersenyum pada bosku. Yamamura Sadako, wanita asli Jepang yang cantik sekali.

"Gimana penjualan Minggu ini?" tanyanya. Walau orang Jepang namun dia fasih berbahasa Korea.

"Ada peningkatan pesat setelah promo kemarin bu"

Bu Yamamura mengangguk puas. "Dan itu berkat usulmu untuk menghadirkan menu yang berkolaborasi dengan idol remaja. Bagus Yunki Chan! Kamu saya kasih bonus!"

"Beneran bu? Hehe... Makasih" aku tersenyum senang.

Drtttt.

Hapeku bunyi. Dari Hoseok ternyata.

"Ya. Seoki? Kenapa?"

Yang menjawab bukan Seoki namun suara tak dikenal.

"Ah maaf, saya satpam di klub malam Burning Sun. Pemilik hape ini mabuk di klub tempat saya bekerja. Bisa anda jemput kemari? Akan saya kirim alamatnya"

Waduh.

"Oh iya Pak, mohon kirim alamatnya segera saya jemput ke sana" aku menutup telepon dan buru-buru berpamitan pada Bu Bos. Untungnya shift kerjaku emang sudah selesai.

.
.

"Seoki... Hey, ayo pulang" aku berusaha menyadarkan Hoseok yang tampak mabuk berat. Untung saja satpam klubnya baik hati dan menghubungi nomor terakhir yang ada di call list Hoseok dan kebetulan itu aku.

"Ha... Ha... Sapa lu... Mmmhhh mau apa lu" dia meracau ga jelas.

"Seoki ini aku Yoongi hey.. Aduh... Berat banget lagi" aku mengalungkan satu tangan Hoseok ke bahuku dan berusaha memapah tubuhnya.

"Pak tolong panggilkan taksi" aku minta tolong pada Pak Satpam yang langsung menyanggupi.

Seoki meracau dan ngomong sendiri selama di taksi. Kadang memaki-maki lalu menangis, lalu tertawa. Astaga. Kacau sekali.

Setiba di mess karyawan tempat tinggalnya, beberapa temannya datang membantuku memapah Seoki ke kamarnya.

"Makasih ya" aku tersenyum pada mereka semua yang begitu baik dan perhatian.

"Iya. Kalau ada apa-apa panggil aja kita ya Yoongi"

Aku mengangguk lalu beranjak menutup pintu. Hoseok berbaring di kasurnya sambil memejamkan mata.

"Juna... Juna... "

Dia meracau. Setitik airmata mengalir di ujung matanya.

Ya Tuhan Seoki...

Aku menghapus airmata itu lembut. "Relakan dia Hoseok. Kamu berhak mengejar kebahagiaanmu sendiri... "

Hoseok menggeleng dan meremas tanganku kuat-kuat.

"Juna... "

Aku menarik nafas panjang lalu berbaring di sebelahnya menarik Hoseok yang tampak begitu rapuh dan terguncang dalam pelukanku.

"Yoon... Gi?" dia memanggil namaku parau.

"Ya?"

"Aku mencintainya Yoongi..."

Aku memeluknya lebih erat. "Ya... Aku tahu. Relakan Seoki... Kamu akan lebih sakit jika begini terus. Lepaskan dia... "

"Nggak" dia menggeleng keras kepala. 

"Seoki... " aku membelai rambutnya lembut. Dan terus memberinya kata-kata penghiburan. Hingga akhirnya ia tertidur dalam pelukanku.

.
.

Hari-hari berikutnya aku tak pernah beranjak dari sisi Seoki.

Menemaninya. Memasak untuknya. Menghiburnya. Mengajaknya bicara dan bercanda. Melakukan apapun agar dia bisa bangkit lagi. Yah anggap aja semua ini untuk menebus kesalahanku dulu pada dirinya.

Hoseok masih pergi untuk bekerja dan kuliah. Walau Kyungsoo bilang dia banyak melamun selama di pabrik jadi aku berpesan pada teman-teman kerjanya untuk tidak pernah meninggalkan Hoseok sendirian.

.
.

"Seoki... Hari ini kamu libur kan" aku mendatanginya suatu pagi di hari Minggu yang cerah.

"Ya.. Kenapa Yoon?" dia melirikku dengan ekspresi wajah yang nampak tidak bersemangat.

"Ayo aku ajak kamu jalan!"

"Hmm... Kemana?"

"Kamu maunya kemana?"

"Entahlah. Males Yoon. Mending di rumah aja. Tidur"

"Yeee... Jangan dong. Kamu itu butuh refreshing. Biar ga mumet. Oke? Aku yang traktir! Kebetulan aku dapet bonus dari si bos!"

Hoseok hanya bergumam tidak jelas dan berbaring di kasurnya. Melamun menatap langit-langit.

"Seokiii... Hayuk ah!" aku menarik tangannya berusaha membuatnya bangkit dari tempat tidur. Aneh banget rasanya melihat Jung Hoseok jadi seperti ini sikapnya. Seperti tidak memiliki gairah hidup.

"Ayo kita jalan yuk ke kebun binatang! Ngelihat koleksi ular kobra dari India!"

"I hate snakeu"

"Oh... Atau kita ke rumah hantu di kota!"

"Kamu lupa? Aku takut hantu"

"Errr... Bagaimana kalau naik gunung?"

Hoseok melirikku. "Emang kamu bisa?"

"Bisalah. Gunung es di Inhyeon kan ada kereta listriknya. Kita tinggal naik sampai ke puncak!"

"Yunki Chan... Baby Sugar... " Hoseok mencubit pipi gembilku gemas.

"Tujuan utama orang naik gunung itu menikmati proses naiknya. Di situ seninya. Kalau pake kereta langsung instan sampai ke puncak ya apa serunya?"

Aku mengulum senyum dan berjalan duduk di kursi Hoseok. Sedikit baper karena ia barusan memanggilku 'Sugar'... Panggilan sayang dari dirinya saat kami masih pacaran jaman SMA.

"Jadi... Sunshine maunya apa?"

Hoseok tidak menjawab dan kembali berbaring di kasurnya. Aku menatap mejanya yang rapi dan dihiasi berbagai fotonya dengan Namjun yang didominasi foto mereka saat naik gunung.

Aku naik ke kasur berbaring di sebelahnya.

"Sunshine... " aku menyentuh lengannya lembut.

Hoseok menarik nafas dalam mendengar panggilan itu.

"Ya?"

"Bisakah kau... Lupakan dia dan... " aku menggigit bibir.

"Kembalilah padaku.... "

.
.

TBC

✔️ Botti ManlyWhere stories live. Discover now