" Num, nanti kamu masih jadi notulenku ya?"
" Nanti duduknya tetap di sebelahku "
" Besok nganterin undangan ke Pak RT nya sama aku ya"
" Kamu jalannya di sebelah kiriku aja, nanti keserempet motor"
Hanum terus ingat apa yang selalu Sandi katakan padanya. Hanum sampai tidak enak sendiri dengan teman-temannya. Sandi selalu memintanya jadi notulen dan duduk di sebelahnya setiap kali Pak Bayu menjadi pembicara dalam pertemuan rutin dengan warga.
Ya, ini sudah ketiga kalinya beliau mengisi kegiatan KKN di desanya. Pak Bayu berencana akan mengisi pelatihan sebanyak empat kali. Banyak sekali bantuan yang diberikan beliau di desa KKN ini. Tidak hanya ilmu saja, tapi juga tenaga, waktu dan modalnya. Pak Bayu memberikan banyak pengarahan dan pelatihan untuk budidaya lele di lahan yang tidak luas. Hanum sendiri juga kagum dengan suaminya tersebut, bagaimana bisa beliau yang seorang praktisi dunia ekonomi justru menguasai bidang peternakan juga. Ingin rasanya dia bertanya itu kepada suaminya, tapi waktulah yang belum memungkinkan. Kalian tahu sendiri kan? Mereka baru menjadi pasangan suami istri selama 24 jam, eh bahkan mungkin belum genap tapi sudah harus berpisah karena sang istri harus KKN. Hanum ingat di malam pertamanya, memang mereka banyak bercerita, tapi tidak sampai atau belum bercerita tentang kemampuannya beternak lele. Oya, jangan lupakan juga, beliau memberikan bibit lele kepada warga untuk dibudidayakan.
Untuk bertanya ? Mana sempat? Setiap beliau selesai mengisi, pasti waktunya sudah habis untuk berbagi ilmu dengan warga desa bahkan para perangkat desa setempat. Kemampuan beliau dalam berkomunikasi memang memberikan kenyamanan dalam berinteraksi. Setelah selesai dengan warga, gantian teman-temannya di posko yang mengajak beliau berdiskusi.
" Eh, malah melamun?"
Tepukan Melani mengagetkannya. Yah, malam ini mereka bertiga, Shinta, Melani, dan Hanum sedang mengobrol di kamar. Mereka ingin memanfaatkan waktu sebelum berpisah untuk saling curhat. Dimulai dari Melani, yang menceritakan bahwa setelah dia lulus kuliah akan langsung menikah. Saat ini dia sudah ditunggu oleh calon suaminya yang merupakan anggota militer angkatan darat. Makanya dia semangat untuk segera menyelesaikan skripsinya agar bisa segera lulus cepat.
Kalau Shinta sendiri, dia masih single. Belum memikirkan pasangan. Katanya mau fokus dulu kuliahnya. Saat kita godain tentang teman-teman laki-laki dari kelompok kami, dia hanya tertawa saja.
" Eh, gimana kalau sama Galih aja Shin?" tanya Melani
" Ehm...nggak ah"
" Atau Sandi aja ?" tanya Hanum.
" Nggak lah, keliatan gitu siapa yang disukai. Kamu nggak ngerasa gimana gitu sama Sandi?" tanyanya balik.
" Nggak, emang kenapa?"
" Kayaknya dia suka deh sama kamu"
" Bener-bener...aku juga setuju pendapatmu Shin" ucap Melani sambil mengacungkan jempolnya.
"Hah... nggak lah. Ngaco kamu"
" Beneran deh Num, kayaknya Sandi suka sama kamu. Inget nggak, gimana ngototnya dia saat pemilihan sekretaris dulu? Trus dia selalu minta kamu yang jadi notulennya? Tau maksudnya nggak?" Tanya Shinta lagi. Hanum yang terkejut pun hanya menggelengkan kepala.
" Yah..kamu sih Num, nggak peka jadi cewek. Sandi tuh mau kamu jadi notulennya, biar bisa deket-deket sama kamu. Masak ya kamu nggak ngerti sih!"
" Ya mana aku tahu"
" Atau jangan-jangan...."
" Jangan-jangan apa? " Tanya Hanum penasaran.
" Tapi kamu jangan marah ya Num?"
" Ya lihat-lihat dulu dong"
" Ya udah nggak jadi kalau gitu" Kata Shinta sambil melirik Melani.
" Hayo... kalian berdua ada yang disembunyiin dari aku ya. Bilang kenapa?"
" Tapi beneran jangan marah lho"
" Iya...iya, insyaAllah"
" Jangan-jangan...karena Pak Bayu?" jawab Shinta lirih.
Duarr... Hanum kaget.
" Kok...kok kamu bisa mikir kayak gitu Shin?"
" Sebenarnya bukan hanya aku sih, tapi Melani juga. Bahkan mungkin beberapa cowok teman kita. Nggak tau kalau Sandi gimana. Tapi bentar, kamu kok kelihatan kaget gitu? Ada hubungan apa kamu sama Pak Bayu?"
" Jujur aja Num, kami melihatnya setiap beliau ke sini perhatiannya sama kamu beda banget. Apalagi beliau seorang dosen, jarang sekali kan kalau sampai terjun langsung membantu kelompok KKN sampai sejauh ini, kalau memang nggak ada maksud apa-apa" tambah Melani.
" Aku lihat ya, kalau beliau sekedar suka sama kamu kayaknya nggak deh. Kalau pacaran kok kayaknya juga nggak, apalagi lihat kamu, sepertinya bukan tipe – tipe kayak gitu. Ehm...apa kamu dan Pak Bayu sudah menikah?" tanya Shinta hati-hati.
Hanum yang mendengarnya langsung menutup wajahnya dan menangis. Tidak tahu harus mengatakan apa pada teman-temannya. Bukan karena dia malu atau ingin menutupi pernikahannya. Hanya saja untuk saat ini belum siap saja. Melani dan Shinta yang mengerti Hanum menangis langsung memeluk dari sisi kiri dan kanannya. Berkali-kali Shinta dan Melani mengucapkan kata maaf kepadanya.
Beberapa waktu terasa senyap. Menunggu sampai Hanum tenang. Terdengar suara helaan nafasnya. Hanum kemudian memeluk kembali kedua teman KKN nya itu.
" Maafkan aku ya, belum bisa jujur. Iya benar, aku dan Pak Bayu sudah menikah. Kami menikah satu hari sebelum KKN"
" Ya Allah Num, Alhamdulillah. Kita bener-bener ikut bahagia" Shinta mengatakannya sambil berteriak dan memeluk kembali temannya itu.
" Ouwh... pantes-pantes"
" Pantes apaan?"
" Aku inget lho Num, pas malem-malem kamu telponan itu? Kamu lagi telponan sama Pak Bayu kan"
" Kamu denger?"
"Hehe.. Sorry. Nggak ding. Aku cuma sayup-sayup gitu kamu manggilnya mas. Tapi nadanya beda sama manggil mas untuk kakak"
" Oh aku juga ingat, pas kamu di mobil kamu keceplosan manggil mas kan ke Pak Bayu?" " Aku juga liat lho Num, pas kita makan di warung seafood dulu, Pak Bayu sengaja duduk di dekatmu kan? Tanganmu digenggam erat di bawah meja" kata Melani.
Hanum yang mendengarnya langsung menutup wajahnya malu.
" Kok kamu tau Mel?" Tanya Shinta.
" Iyalah, kan waktu itu HP ku jatuh terus aku ambil di bawah meja kan? Aku lihat Pak Bayu megang tangannya Hanum"
" Ya Ampun...so sweet banget. Oiya, pas makan itu juga, Pak Bayu sampai ngasihin daging ikannya ke kamu kan Num? kejadian itu bener-bener buat kita shock lho Num. kayaknya yang cowok-cowok juga"
" Hah...masak sih? Kok kalian ...Aduh.." ucap Hanum malu. Kedua temannya hanya tertawa terbahak-bahak.
Tok..tok...tok
" Hey...kalian ngapain?"
Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu. Kayaknya suaranya Adam.
" Nggak ngapa-ngapain. Tenang aja" jawab Shinta.
" Buruan tidur, besok pagi ada penyuluhan dengan Pak Bayu di balai desa lho. Jangan telat bangunnya!"
" Iye..iye" jawab Shinta.
" Shin..? " ucap Hanum dan Melani bersamaan.
" Apaan?!"
" Gimana kalau kamu sama Adam aja?"
Shinta yang mendengarnya langsung menyerang Hanum dan Melani dengan gulingnya. Kita berdua tertawa melihat reaksi Shinta karena tahu bagaimana sikap mereka berdua jika bertemu selalu seperti Tom and Jerry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen ( END )
Spiritual" Permisi Kak, boleh saya minta tanda tangannya?" Pria itu menoleh dan kaget tapi tidak lama kemudian tersenyum. Aneh, pikir Hanum. " Oh, ya..ya, sini bolpoinnya" katanya. Dia lalu meminta buku Hanum dan memberikan tanda tangannya. Tidak lupa di ba...