5. GLO SAKIT

1.4K 254 95
                                    

Selamat membaca ✨______

Kegiatan panas jevan-laura tertunda karena bunda-ayah mengantarkan aerglo ke mereka berdua, anak yang memiliki wajah fakboi tersebut terus menangis. Jevan dan Laura berusaha menenangkan aerglo dengan berbagai cara. Ayah-bunda tidak berlama-lama disana dikarenakan Angkasa dan Aurora masih di kediaman buwana untuk menginap dirumah kakek-neneknya itu.

"Akits hiks." Tangis aerglo sambil memeluk erat leher ayahnya.

"Mana yang sakit glo?" Tanya Jevan sambil mengusap-usap lembut kepala anaknya.

Aerglo tidak mengerti bagian mana yang sakit tapi seluruh tubuhnya merasa sakit.

"Ke dokter aja ya?" Tawar khawatir Laura pada aerglo.

"Hiks." Tangis aerglo semakin kencang.

"Stststttt ada ayje sama mimom disini jangan nangis habis ini glo sembuh." Ucap Jevan dengan lembut.

"Je apa ini efek kemarin jatuh?" Tanya khawatir Laura yang ikut mengelus kepala aerglo.

"Kayaknya iya tapi nggak tau lagi babe." Balas Jevan yang menunggu dokter anak untuk memeriksa aerglo di rumah mereka.

"Kok panas sih badannya ih." Ucap Laura yang sedang memeriksa suhu tubuh anaknya.

"Berapa emang babe?" Tanya Jevan.

"Tiga sembilan koma dua je huwe~" jawab Laura yang melihat suhu tubuh anaknya di termometer.

"Hiks." Tangis aerglo lalu menggigit-gigiti dada bidang ayahnya.

Jevan kemudian memeriksa gigi aerglo. "Kemungkinan juga mau tumbuh gigi baru babe."

Tak lama setelah itu lubang hidung aerglo mengeluarkan darah seperti orang mimisan.

"Je! Darah hiks." Tangis Laura yang melihat darah dari lubang hidung aerglo.

Jevan panik langsung keluar kamar mereka menuju kamar regan-feby di ikuti Laura.

Tok

Tok

Ceklek

"Hm?" Tanya Regan dengan wajah bantalnya.

"Lo ada nomer dokter anak yang di daerah sini nggak?" Tanya Jevan karena dokter yang dia hubungi tak kunjung datang.

"Ada, kenapa emang?" Tanya Regan lalu mengambil handphone nya.

"Akits hiks." Tangis aerglo dengan lemas sambil memeluk leher ayahnya.

"Bagi cepet anak gue sakit." Balas Jevan membuat Regan terbelalak kaget saat melihat bayi sembilan bulan di gendongan Jevan yang mimisan.

"GLO SAKIT?!" Pekik Feby tiba-tiba dari bangun tidurnya ke arah mereka.

"Iya feb hiks." Jawab Laura dengan panik.

Regan dengan pengertian langsung menghubungi dokter anak di daerah rumah barunya tersebut.

"Sepuluh menit lagi dia kesini." Kata Regan pada Jevan yang mencoba menenangkan aerglo yang rewel.

"Cepet sembuh ya glo." Ucap Feby menatap kasihan pada aerglo.

"Atan, Arka, Aksa, sama Rora masih di rumah bunda kan la?" Tanya Feby pada Laura.

"Iya yang pulang cuman glo." Jawab Laura yang ikut menenangkan kerewelan anaknya yang katanya mirip fakboi tersebut.

"Glo mau minum susu?" Tawar lembut Laura tapi dibalas gelengan tidak oleh aerglo.

PASUTRI BAR-BAR | S2 [End]Where stories live. Discover now