03

7.4K 474 3
                                    

Good Looking Belum Tentu Good Attitude [1]
.

.

.

Prima sedang sibuk membuat sarapan saat mendengar suara bel berdenting. Mengkerutkan kening heran. Siapa yang bertamu sepagi ini?

Apalagi di apartemen tersebut, sangat jarang ia menerima tamu.

Meninggalkan area dapur, ia segera ke arah pintu. Mengintip lewat layar interkom siapa yang ada di luar.

Tidak bisa menahan dengusannya. Bahkan ia mengumpat pelan melihat siapa yang bertamu.

Adalyn Katrina Biarwan.

Sosok tinggi semampai. Tentu saja cantik. Memiliki kulit putih bersih dan tentu saja selembut kulit bayi berkat perawatan rutin.

Wajahnya mulus. Sama sekali tidak nampak pori-pori ataupun bekas jerawat di permukaan wajahnya tersebut.

Rambut panjangnya dengan ujung curly.

Oh wanita itu mengganti warna rambutnya menjadi soft ashy. Berkilau dan kelihatan sangat lembut.

Tidak lupa juga dengan pakaian bermerk yang dikenakan. Mulai ujung kepala hingga ujung kaki. Yang harganya membuat Prima gigit jari.

Adalyn berasal dari kalangan atas. Sama dengan Kencana. Tidak pernah hidup susah seperti Prima.

Melanjutkan sekolahnya di Royal College of Art yang berada di London. Yang pastinya akan menjadi desainer setelah lulus nanti.

Tentu Prima tau semua dari Kencana.

Bel kembali berdenting, terlihat wanita itu menggerutu kesal.

"Kenapa gak dibuka?" Prima segera menoleh ke belakang yang baru turun dari tangga. Terlihat raut wajah Kencana yang baru bangun tidur. Mungkin terganggu suara bel yang yang berdenting beberapa kali.
Meringis pelan. Prima merasa bersalah.

"Siapa sih?" Kencana telah berdiri di sebelahnya menatap layar interkom. Lalu menatapnya.

"Tamumu."

Setelah mengatakan hal tersebut Prima melenggang kembali masuk ke dapur.

Agak dongkol karena kehadiran Adalyn saat ini. 

Bukannya Adalyn sedang kuliah di London, kenapa malah nongol di sini?

Sayup-sayup ia mendengar percakapan dua orang itu. Kencana yang bertanya kapan Adalyn tiba di tanah air dan kenapa berada di sini padahal bukan waktu libur kuliah.

Adalyn tiba semalam. Alasan kedatangannya ada di sini karena Omanya masuk rumah sakit. Merindukan Adalyn sehingga wanita itu pulang. Mengambil cuti selama seminggu.

Ternyata Kencana mengajak Adalyn ke ruang tengah yang otomatis Prima dapat melihat keduanya. Karena ruang tengah dan dapur tidak memiliki sekat.

Saat ini Prima sedang memotong daging sapi dengan irisan tipis. Secara sengaja memotong daging tersebut agak kasar. Menghentak hingga pertemuan pisau dengan talenan menimbulkan suara yang agak keras.

Membuat percakapan kedua orang itu berhenti. Pun tatapan Adalyn kini tertuju padanya.

"Oh Hai Prim! Gue baru nyadar lo ada di sana!" ujar Adalyn pura-pura terkejut. Wajah cantiknya memasang ekspresi terkejut.

Prima menegakkan kepala, balas menatap Adalyn.

Seharusnya Adalyn sekolah kelas akting saja. Cocok menjadi seorang aktris.

GORGONIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang