Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ia menatap kearah wanita itu dengan tatapan tajam, apa maksudnya ini. Kenapa tiba-tiba antagonis yang banyak dipuja orang-orang berada didepannya?!
Sepertinya ini azab karena (y/n) dulu pernah menjambak rambut ayahnya sampai rontok beberapa helai.
Sebuah senyuman polos terukir diwajahnya yang bisa dibilang manis itu, "Kakak siapa?" Sial sial, (y/n) benar-benar malu.
Wanita itu berjalan mendekat, lalu berjongkok didepan tubuh (y/n) yang masih pendek itu. Tangannya terangkat, meletakkannya diatas surai hitam milik sang bocah itu lalu mengelusnya dengan pelan.
"Namaku Makima, aku adalah teman ibumu." Bohong. Mana mungkin ibunya yang seperti malaikat ini berteman dengan sosok the control devil yang sekarang berada didepannya.
"Ibumu memintaku untuk merawatmu ketika sesuatu yang buruk terjadi padanya."
"Ibuku?"
Makima mengangguk, agak aneh memang. Tapi, mau bagaimana lagi. (y/n) terpaksa harus menerima ajakan wanita yang ada didepannya itu, tidak lucu bukan kalau mati kelaparan -karena ia sendiri bukan tipe orang yang bisa memasak-.
Tangannya terangkat mengarah kedepan wajah Makima yang masih berjongkok. "Kasih uang jajan tiap hari." Wanita itu, hanya tertawa kecil lalu mengangguk paham.
"Kalau begitu, ayo!" Tangannya yang masih mungil itu, menggenggam tangan Makima dan mencoba menariknya.
Makima berdiri, kemudian berjalan pergi dari area pemakaman bersama (y/n) yang masih menggenggam tangannya dengan erat.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sudah beberapa tahun ia hidup bersama Makima. Entah ia harus bersyukur atau jengkel dengan wanita itu. Pasalnya, setiap pagi (y/n) harus berlari mengelilingi Tokyo.
Pernah sekali, ketika ia sedang beristirahat dibangku taman ada buaya darat yang datang menggodanya. Dan berakhirlah lelaki yang malang itu terkapar lemas disalah satu kursi.
Hari ini, Makima terlihat aneh. Ia tersenyum puas seperti telah menemukan sebuah harta karun, (y/n) tau apa artinya ini.
