Chapter 28

57 18 42
                                    

"Vidio? Vidio apa?" tanya Shelina.

"Emang harus dijelasin vidio apa?" tanya Gavin balik.

Yang gue lihat gak separah apa yang Nio lihat, pikir Shelina. Matanya membelalak begitu paham vidio apa yang dimaksud Gavin. Gadis itu tersenyum canggung sambil menggelengkan kepala. "Nggak, gak usah."

***

"Heuhhh." Untuk kesekian kalinya Shelina menghela napas berat. Hari ini lebih melelahkan dari biasanya. Gadis itu melangkah gontai menuju kamarnya.

Sampai di kamar, ia langsung melempar tasnya sembarang arah lalu menghempaskan tubuhnya di kasur. Matanya terpejam sejenak, memikirkan apa yang terjadi hari ini. Terutama saat dirinya bercekcok mulut dengan Satya.

Salah gak ya gue ngungkapin semua itu ke Kak Satya? pikir Shelina. Melihat reaksi lelaki itu membuat Shelina mengerti. Bahwa Satya belum mengetahui perkara Ayahnya yang bermain dengan perempuan lain.

Shelina menyentuh bibirnya. Apa ucapan gue terlalu kasar ya?

Gadis itu melihat tangannya yang diplester. Luka fisik tak bisa disamakan dengan luka batin. Menyembuhkan luka batin jauh lebih sulit, ketimbang menyembuhkan luka fisik.

Mungkin sekitar 1 hingga 2 hari lagi, luka di tangannya akan sembuh. Namun, bagaimana dengan Satya? Tanpa sadar, Shelina menanam benih kebencian pada Bara di dalam hati lelaki itu. Jika melihat dari sikapnya yang arogan, benih itu akan tumbuh lebih cepat hingga membutakan dirinya.

Terbesit penyesalan dalam diri Shelina saat ini. Kenapa ia harus mengungkap dan menambah rasa benci dalam diri Satya. Tapi, di sisi lain gadis itu merasa tindakannya benar. Bagaimana pun Satya harus tahu bagaimana tingkah laku Bara di belakang anak-anaknya.

Pusing memikirkan semua ini, Shelina bangkit dan berniat untuk ke kamar mandi. Mungkin saja dengan berendam air hangat dapat membuatnya tenang.

Ketika meletakkan tasnya di kursi meja belajar, Shelina baru menyadari sebuah kotak yang belum dibukanya. Kotak kardus polos dengan pita merah berada di tengah penutup kotak yang mampu membuatnya gemetar.

Rasa trauma karena kotak berisi bangkai tikus waktu itu masih terbayang-bayang. Bagaimana jika isinya jauh lebih menyeramkan dari sebelumnya?

Namun, rasa penasarannya seolah mengalahkan traumanya. Dengan perlahan, Shelina menarik pita itu. Kemudian membuka tutupnya.

Bulu kuduk Shelina berdiri begitu tau apa isinya. Sebuah boneka Chucky dengan pisau berdarah dan sebuah catatan di badannya.

Welcome to the GameSHELINA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Welcome to the Game
SHELINA

Catatan ini ditulis dengan darah. Seakan pengirim dari kotak ini memberi tahu, jika ke depannya hal-hal buruk akan terjadi. Gadis itu tak siap, bahkan ia takkan pernah siap sampai kapan pun.

DARK MEMORIESWhere stories live. Discover now