Destroy

1.3K 254 166
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Lelaki berkemeja biru navi berbalut mentel itu segera beranjak, menutup pintu mobilnya lantas sedikit memperbaiki penampilannya. Senyum nya tercetak bak permanen diwajah berlesung nya. Setelah selesai memperbaiki dandannya dengan tangan kirinya, beralih tangan kanannya mendekatkan sebuah bucket bunga daisy...! Ahhh..! Itu kesukaan kekasihnya. Diciumnya harum wangi dari bunga putih itu.

Lantas ia beranjak berjalan, jaraknya terbilang cukup jauh dari parkiran menuju rumah kekasihnya. Suasana jalan gang yg sepi dengan keadaan yg terbilang kotor membuatnya sesekali bergidik ngeri.

"Aku harus cepat menikahinya.! Dan membawanya pergi dari tempat busuk ini..!!" Gerutunya, menaiki tangga yg cukup panjang hingga kakinya berhenti tepat disebuat rumah berukuran sedang yg sangat sederhana itu.

Kekasihnya memang bukan dari kalangan orang kaya..! Tapi apa masalahnya..? Lagipun dulu ia sama tidak mampunya, bahkan hanya untuk makanpun ia mengemis. Beruntung ada sosok wanita berhati dermawan yg menyelamatkannya dari ketersiksaannya, membiayainya hingga menjadi dokter yg bekerja di rumah sakit milik wanita tersebut. Ia beruntung..! Karena itu, sedikitpun ia takan pernah meninggalkan sosok pahlawannya itu..!

Berjalan beberapa langkah hingga tepat pada pintu lapuk kayu tersebut, secerah matahari senyumnya bangkit..!

Diketuknya pintu kayu tersebut beberapa kali..!

Cekleeekkk..!!

Dan gadis cantik yg menjadi tujuannya tepat dihadapannya, memasang senyum seindah dirinya. Rambutnya yg sedikit pirang dengan wajah yg begitu mempesona.

"Oppa..!!" Pekiknya menubruk pria berkameja biru navi tersebut. Sipria tersenyum membalas pelukan sang kekasih.

"Beogoshipo..!!" Rengeknya.

"Nado..!!!" Jawab pria tersebut..!

Sigadis sedikit menyembul kedalam, menengok keadaan rumahnya yg tampak sepi.

"Eomma....!!!!! Namjoon oppa...datang...!!!!"

●●●

"Jadi somi belum berhenti dari pekerjaannya..?" Somi meringis menggaruk tengkuknya yg tak gatal sambil menyengir, pria berkameja biru navi itu menatap somi sedikit tajam membuat som gelagapan, hingga akhirnya membuang nafas pasrah.

"Aku tak tahu bagaimana memulai pembicaraannya dengan tuan choi..! Dia sangat baik oppa..!! Aku jadi tidak enak...!"

Namjoon menghela nafas, rasa khawatir yg dirasakan Hera pun dirasakannya juga. Sangat rentan terjadi kejahatan di daerah sini, terlebih sangat sedikit tempat tuk berlindung atau meminta bantuan.

"Sudah ku bilang jangan terlalu tidak enak dengan tuan choi..!" Ujar Hera tegas, somi mencibir berkomat kamit mengejek sang ibu. Tidak tau saja, jika ibunya sendiri yg menghadapi tuan choi..! Salah tingkah bukan kepalang.

"Kalau begitu biar aku yg bicara yah..! Lagipun aku sudah menentukan tanggal tunangan kita.!!" Ujar namjoon, segurat senyum bangkit dari bibir hera dan somi. Namjoon memang slalu bisa diandalkan.

"Joon-nie..!! Kau sudah makan..? Makanlah dulu..!!" Hera berujar lembut membuat somi mengejek dalam hati, jika dihadapan namjoon lembeknya seperti squisy tapi kalo sudah berurusan dengannya saja..!! Kerasnya bagai batu karang..!

"Aniya..eomma..! Aku baru selesai makan tadi dirumah..!!" Tolak namjoon ramah, ia memang sudah menganggap ibu somi ibunya juga, terlebih sebentar lagi mereka akan bertunangan. Namjoon slalu merasakan kenyamanan seorang ibu jika bersama hera, itu membuatnya sedikit tidak merindukan kedua orang tuanya yg telah tiada.

SpecialWhere stories live. Discover now