🌞 23 | audition

29 23 9
                                    

Xiuhan duduk di kursi kebesarannya sambil memutar pulpen yang ada di tangan kanannya dengan sebuah map yang terbuka di depannya sambil ia melihat ke arah sofa dengan tatapan kosong mengingat kejadian tadi pagi membuat ia tidak fokus sama sekali.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan dan melihat ke arah pintu yang terbuka sedikit, dia mengintip dalam ruangan sambil terkekeh.

"COO Wang, apa aku menganggumu?" tanya Xu Zhan dan membuka pintu lebih besar lalu masuk ke ruangan dengan map lainnya di tangannya.

Xiuhan kembali membaca map yang ada di depannya sekilas lalu menutup map setelah Xu Zhan memberikannya dokumen lain, ia membuka dan baca isi dokumen dengan saksama sembari melihat ke arah Xu Zhan.

"Apa mereka sudah selesai menata isi toko dan siap melakukan peluncuran perdana besok?" tanya Xiuhan dan menutup map setelah tanda tangan di dokumen itu. "Xu Zhan, mari pergi ke pusat perberlanjaan Nangxi sekarang dan sidak secara mendadak," lanjut Xiuhan sembari mengambil setelan jas yang tergantung di tiang hangers dan berjalan keluar dari ruangan.

Xu Zhan berlari mengikuti dia dari belakang keluar dari ruangan dan meletakkan map di atas meja lalu mengambil kunci mobil dan kembali menyusul Xiuhan yang sudah ada di depan lift sedang menunggunya yang sambil memasukkan kedua tangan di dalam saku celana berbahan kain.

Pintu lift terbuka di lantai 45 secara perlahan dan mereka berdua masuk ke dalam lalu menekan tombol lantai basement satu di mana tempat mobil perusahaan terparkir, pintu kembali terbuka ketika sudah sampai lantai tujuan dan mereka keluar dari lift lalu berjalan menuju mobil sedan hitam itu terparkir.

Xu Zhan menyalakan mobil setelah dia masuk ke dalam lalu melajukan mobil keluar dari basement ke atas dan masuk ke dalam jalan raya yang sangat lebar serta ramai.

"Xu Zhan, aku ada pertanyaan. Ini tentang teman satu kampusku, dia dipakai untuk melindungi dirinya sendiri tanpa dia tahu dan setelah dia tahu apa yang wanita itu lakukan, dia sangat marah lalu berubah menjadi dingin dan tidak ingin berbicara dengan wanita ini lagi. Apakah wajar jika dia melakukan hal itu pada wanita itu?" jelasnya sambil memiringkan kepala dan alis yang bertautan kurang yakin.

"COO Wang, apakah ini tentangmu?" tanya Xu Zhan sambil senyum dan melirik ke arah kaca spion belakang.

"Bukan aku! Tapi, temanku," kelitnya.

Xu Zhan mengangguk mengerti dan mengiyakan saja ucapan Xiuhan.

"Bagaimana menurutmu, Xu Zhan?" tanya Xiuhan yang penasaran dengan jawaban sekretarisnya itu.

"Soal ini, aku tidak terlalu yakin. Tapi, apakah wanita ini memakaimu karna ada suatu masalah dan tak bisa cerita kepadamu?" balas Xu Zhan sembari memiringkan kepala lalu melirik ke arah kaca spion belakang.

Xiuhan berdecak. "Ck! Bukan aku, ini adalah cerita temanku."

"Baik, baik. Maaf, ya. Kalau begitu, temanmu mungkin salah paham pada wanita itu soal memakainya untuk melindungi dirinya sendiri karena tak ingin rahasianya terbongkar."

"Iya juga, dia tidak pernah bilang apa-apa soal forum sekolah dan dia hanya bilang untuk melupakan soal kejadian kemarin malam tentang pacar palsu di sekolah. Tetapi, dia sebenarnya ada apa? Kenapa tiba-tiba berubah seperti ini?" batin Xiuhan.

"Kalau begitu, terima kasih, ya. Aku akan menyampaikan kepada teman satu kampusku," ucap Xiuhan dan menepuk pundak Xu Zhan yang ada di depan sedang menyetir mobil.

🐏🐏🐏

Ia memakai jaket berwarna cokelat, baju dan celana berwarna putih dan mengikat rambutnya ke atas dengan gaya messy bun. Berjalan keluar dari gedung A setelah memberikan surat izin pergi pertukaran pelajar ke Paris lalu berjalan ke ruang menari hendak latihan tari balet sebelum audisi jam dua siang di mulai.

Tangan kanan Zhang Xue membuka pintu ruang menari dan seperti yang sudah diduga, banyak sekali orang di ruang menari untuk latihan sebelum audisi jam dua siang. Tetapi, kakinya lebih dahulu menapak di lantai kayu ruang menari dengan canggung.

Banyak mata melihat ke arahnya dan kembali sibuk dengan kegiatannya, ia berjalan dengan pakaian latihan yang dahulu sering dipakai dengan tangan kiri yang memegang pointe shoes dan duduk di pinggir untuk peregangan sebelum memakai pointe shoes.

"Siapa dia?" bisik seseorang sambil melirik ke arah Zhang Xue yang lagi melakukan peregangan split.

"Entahlah, bukankah dia Zhang Xue, si Ratu Baiyue?" balasnya yang lagi memakai pointe shoes. "Apakah dia sama dengan jurusan kita?" lanjutnya.

"Tidak mungkin, aku tidak pernah melihat wajahnya di kelas kita. Apa dia datang untuk mengikuti audisi?"

Dia berdiri setelah selesai memakai sepatunya. "Sudahlah, mari kita fokus berlatih sebelum seseorang datang!"

"Siapa? Apa maksudmu si Meiling?" tanyanya dan berdiri tepat di sebelah kanan temannya lalu dia mengangguk dua kali sebagai jawaban. "Zhang Xue, bukankah namanya terdengar sangat familiar ditelinga? Apa dahulu penari balet juga?" bisiknya sambil berjalan mendekati sebuah barre atau tiang untuk berlatih balet.

"Aiya, simpan saja pertanyaanmu dan lakukan peregangan dengan baik!"

"Baiklah," balasnya lesu dan mulai melakukan peregangan dengan baik serta sungguh-sungguh.

Tak lama kemudian, Zhang Xue juga memakai barre untuk kestabilan bahu dan pinggul karena sudah lama tidak menari balet walau sudah berlatih mati-matian selama satu minggu penuh demi audisi.

Meiling masuk ke dalam ruangan dan semua orang segera berjalan menjauh memberikan jalan kepadanya kecuali Zhang Xue yang masih melakukan peregangan, ia menepuk tangan pada dedikasi Zhang Xue untuk kembali ke posisi pertama yang sekarang ada di dalam genggaman tangannya.

Ia berdiri tegak dan membalikkan badan melihat Meiling yang persis berdiri tepat di depannya sambil melipat kedua tangan di bawah dada.

"Teman-teman, mari ku perkenalkan dia kepada kalian semua! Dia adalah mantan penari balet dan teman baik sewaktu sekolah menengah atas, kini dia ingin kembali ke dunia balet dan audisi untuk acara akhir tahun," kata Meiling dengan suara keras mengisi satu ruangan sangat jelas. "Jadi, jika kalian berbaik hati ingin melepaskan peran utama kepada Zhang Xue atau aku, Su Meiling. Kalian semua dapat uang untuk makan selama satu bulan dan uang tambahan dariku," lanjut Meiling sambil merangkul mantan teman dekatnya dan tersenyum pada mereka yang ada di dalam ruangan.

"Su Meiling, apakah kau mulai untuk melawanku dengan cara murahan?" tanya Zhang Xue yang mengepalkan tangan kirinya.

"Aku? Ck, tidak mungkin. Kau tidak akan pernah bisa kembali lagi jadi penari balet dan hanya bisa duduk diam menjadi penonton saja karena kau sudah cacat. Aku tak perlu susah untuk menyingkirkanmu dari hidup yang sudah ku rencanakan sempurna karena kau akan gagal audisi," ucap Meiling sambil tersenyum miring dan pergi meninggalkan ruangan menari.

Zhang Xue berdiri diam tak bergerak, sedangkan para murid jurusan balet kembali pada kegiatan masing-masing seolah itu tak pernah terjadi.

"Kau telah berubah menjadi sangat terang-terangan sekali," gumamnya lalu tersenyum miring dan kembali memasang wajah datar. "Aku mulai menyukai gayamu yang sekarang, Su Meiling," lanjutnya dan melipat kedua tangan di bawah dada.

🐏🐏🐏

YOU ARE MY SUNSHINEWhere stories live. Discover now