🌞 31 | decision

18 7 0
                                    

Zhang Xue duduk di sofa tamu rumah sambil melipat kedua tangan di dada dengan raut wajah cemberut dan ia memalingkan wajahnya dari ayahnya yang duduk di sofa berbeda darinya di sisi kirinya.

Weilong melepas kacamatanya untuk menutup matanya sebentar dengan tangan kanan dan memakai kembali, ia menyandarkan punggung ke kursi lalu melihat Zhang Xue yang masih saja dengan raut muka cemberut dan memalingkan wajahnya.

"Xiao Xue, bisakah kau kurangi keras kepalamu itu dan pulang ke rumah? Kau adalah perempuan," kata Zhang Weilong dengan nada lembut supaya tidak menimbulkan pertengkaran di rumah dan menyilangkan kakinya.

"Bukankah aku melakukan semua ini untuk kebaikanmu di masa depan? Di sebelah mana yang kurang baik untuk kebaikanmu nanti, katakan," tambah Weilong yang melihat putrinya masih memalingkan wajahnya.

Zhang Xue melihat ke arah ayahnya di sisi kiri sofanya lalu berkata, "Pa, apa aku masih harus memberitahumu ke sekian kalinya? Aku sudah bilang, aku ingin kembali menari balet!"

"Bukannya aku melarangmu kembali menari balet, tapi aku tidak ingin tiga tahun lalu itu terulang lagi kepadamu. Apakah kau tahu itu? Dia tidak akan pernah merasa bersalah atas kejadian tiga tahun yang lalu. Apa kau pernah mendengar kata 'maaf' dari mulutnya sendiri?" jelas Weilong panjang lebar membuatnya tidak bisa berkata-kata.

"Benar, yang kau katakan benar. Tapi, aku ingin memulai menjadi ballerina di Paris bukan di sini, bisa 'kan?" kata Zhang Xue yang masih tidak melepas mimpinya sebagai penari balet.

"Baik, tidak masalah. Tapi, kau harus putus dengan putra Wang Xian, Wang Xiuhan. Apa kau setuju?"

Zhang Xue seakan sedang menaiki roller coaster, ia seperti tersambar petir ketika mendapat izin kembali menjadi penari balet namun salah, pilihan dari ayahnya semakin sulit dan tidak bisa ditebak.

"Pa!" pekiknya dan berdiri dari sofa sambil mengepalkan tangannya kuat.

"Zhang Xue!" bentak Weilong sambil berdiri dari sofa melihat mata Zhang Xue yang melotot. "Apa kau tahu dia mendekatimu karena suatu alasan? Xiuhan tidak sesederhana yang kau bayangkan, Xiao Xue!" lanjutnya.

"Aku tidak perduli dan tidak percaya dengan kau katakan barusan! Xiuhan tidak seperti yang kau katakan, dia sama sekali tidak ada niatan apapun!"

"Zhang Xue!" bentak Weilong kedua kalinya sambil mengerutkan dahinya.

"Pa, kita sudah bersama sebelum dia masuk ke perusahaan Nangxi, jangan berpikir berlebihan!" balas Zhang Xue dengan nada tinggi.

"Apapun alasanmu itu, aku tidak akan memberi izin hubungan kalian lanjut menjadi pernikahan!" tekan Weilong.

Zhang Xue menganggukkan kepala lalu berkata, "baik, sebenarnya, kau tidak perlu memberi dua pilihan itu padaku hari ini. Itu karena, aku sudah mendapat jawabannya."

"Katakan," sahut Weilong ketus.

"Pa, kau boleh melarangku untuk jadi penari balet, aku baik-baik saja. Tapi, jikalau, kau melarangku berpacaran dengannya, aku tidak akan tinggal diam seperti orang bodoh! Meskipun, kau melarangku dengannya, aku tidak akan memberikan kau ruang untuk memisahkan kita berdua," balasnya sembari mengepalkan tangannya.

"Cukup!" bentak Weilong. "Apa yang kau katakan barusan? Karena cinta monyetmu itu merusak masa depan yang sudah aku rencanakan selama ini, apa kau tahu itu!" tambahnya.

"Sudah cukup, Pa! Kau dibutakan oleh perusahaan, perusahaan, perusahaan dan perusahaan. Apa kau tidak lelah? Aku sudah lelah, Pa. Bisakah kau tak egois? Bisakah kau mendengar saran dan pendapat dariku atau mama? Apa kau bisa? Kau tidak bisa! Itu karena, kau egois, keras kepala dan tidak mau dengar pendapat orang lain."

YOU ARE MY SUNSHINEWhere stories live. Discover now