Bagaimana aku jika kau tak lagi ada di sini?
Bagaimana aku akan bernafas di saat ku rasa udara menyiksa ku?
Aku akan menjadi lagu-lagu yang kau ingat, aku akan menjadi cuplikan ingatan dan atmosfer yang hanya kau yang tahu bagaimana rasanya, meski kadang yang muncul tak melulu bahagia, ada cemas, marah, rindu, kecewa, bahkan ada pula masa-masa tanpa arah. Aku akan melihat mu dari sini, dari kejauhan, dari dimensi yang tak pernah kau pikirkan sebelumnya, aku akan tetap ada di detak jantungmu, aku pun merindukanmu, meski ku tak bisa lagi menyentuh mu, bahkan ketika aku masih di sana, menyentuh mu hanya lewat doa. Kini, setiap doa yang kau kirimkan untukku adalah nafas rinduku pula kepadamu. Meski kita tak ada di langit yang sama, tapi hembusan angin yang terkadang ada di sekitarmu, sebagai tanda aku hanya ingin kau bahagia, sampai tiba nanti waktunya... Ada bagian cerita kita yang lebih baik, lebih tenang, dan dimana malam, tak begitu panjang, dimana aku tak perlu berbohong, dimana aku tak perlu menyembunyikan rinduku, aku akan muncul dalam alunan-alunan lagu yang kau dengarkan, dari nada-nada yang kau nyanyikan, karena aku yakin, kau membawa sebagian perangkat surga, dengan suaramu ketika bernyanyi, kau hanya belum menggunakannya semaksimal mungkin...
