Debar

10 0 0
                                    

Tidakkah mata mu lelah,
Memandangi tanpa berkomentar apa-apa?
Tidakkah belakangan ini isi kepalamu lebih penuh dari biasanya?
Dan tidakkah kau abaikan rasa debar di jantungmu?
Tidakkah kau rasakan panas perlahan seperti ada lubang yang menganga di tengahnya?
Masih saja kau gigit ujung kuku dan kau kerutkan keningmu?
Kenapa tidak kau buang saja semua dengan tegas?
Karena,
Kau tak ingin.
Kau menikmati perihnya
Kau mendambakannya dari ujung kaki hingga mengumpat ke bagian belakang telingamu.
Tak kuasa kau ditarik-tarik rindu yang sepaket dengan ketidakberdayaan.
Seperti duri yang bersembunyi diantara kelembutan.
Bersiap melukai kapan pun itu.
Dan Hujan,
Membantumu untuk meringankan lukamu.

Sekali lagi,
Sampai nanti.

Sederhana (Kumpulan Puisi)Where stories live. Discover now