Langit

4 0 0
                                    

Aku masih terjaga dengan seribu pertanyaan yang sebenarnya aku sudah tahu jawabannya.
Akan kah kau masih menunggu ku di bawah hujan?

Kenapa sesaknya masih berasa ketika terakhir mata itu melihatku dengan nafas yang tertahan.
Aku membenci diriku yang berkali-kali berusaha.

Meskinya aku terima saja bagian itu,
Meskinya aku sadar, bahwa aku memang belum bisa lupa.

Untuk apa peperangan yang melelahkan di dalam  pikiran ini?
Kenapa kau goyahkan lagi kapal yang sudah pernah kau lubangi itu?
Ketika kau melihat langit kau akan teringat oleh ku,
Bahwa ada cerita kita yang tak hilang benang merahnya,
Begitu semesta memisahkan yang seharusnya berhenti di sana.

Untuk sekali lagi aku berusaha menemuinya melalui mimpi dan berakhir dengan doa.
Anehnya kini ku mendoakan yang baik untuknya,
Bukan sebuah luka yang tak kau rangkum dan kau kenang sakitnya.

Kini, semua lebih ringan.
Bukan kah relasi ini yang paling istimewa di kehidupan keduanya?

Sederhana (Kumpulan Puisi)Where stories live. Discover now