Rao's Lunch Box

1.7K 262 75
                                    




Doyoung tengah berada di salah satu bilik kamar mandi kampus dekat fakultas Junkyu, ia berniat menebeng pulang dengan sang kakak. Setelah menyelesaikan urusan buang airnya ia hendak keluar dari bilik kamar mandi, tetapi ia urungkan ketika mendengar suara yang ia kenal diluar.

"Gua ngga nyangka k-kalian yang bully Dobby? Sahi, Shiho kenapa? K-kenapa kalian tega?" Tangis Junkyu pecah setelah berhari hari menahannya.

Doyoung mengintip dari celah pintu, melihat bagaimana Junkyu yang kepayahan menahan tangisnya sementara Asahi dan Mashiho hanya berwajah datar tanpa beban.

"Terus kalau kita yang bully adik lo, lo mau apa Junkyu? Ngambek sama kita? Marah sama kita? Emang lo mampu? Temen lo cuma anak Treasure, inget itu!" Ucap Mashiho meremehkan.

"Ck lagian lo nggausah sok baik dan sok peduli sama adik lo deh, bukannya lo justru yang nyebabin penderitaan terbesarnya?" Tanya Asahi dengan seringai menyebalkan miliknya.

"Ap-apa m-maksud lo?" Tanya Junkyu terbata.

"Hahahaha lo pikir kita nggatau gimana liciknya lo 5 tahun lalu? Ngakuin ke Haruto kalau lunch box yang ada inisialnya Rao itu dari lo? Padahal itu titipan adik lo kan? Adik yang katanya lo sayang itu, dia berharap lo kasih lunch box itu ke cinta pertamanya atas nama dia. Tapi lo dengan jahatnya justru ngakuin lunch box itu buatan lo, dari lo! Dan lo bilang ke adik lo kalau Haruto nolak lunch box itu ke Doyoung padahal Haruto suka banget dia bahkan berkali kali muji makanan buatan adik lo. Kim Junkyu, lo monster yang sebenarnya! Lo monster! Lo jahat Kim Junkyu! Lo ambil cinta adik lo sendiri demi keegoisan lo, jadi nggausah sok baik dan sok suci karena nyatanya lo ngga ada bedanya sama kita." Ucap Mashiho panjang lebar, sebelum akhirnya meninggalkan toilet bersama Asahi. Sedangkan Junkyu jatuh terduduk dan menangis, mengingat perbuatannya pada sang adik.

Sementara itu Doyoung terbelalak, membekap mulutnya menahan isakkan. Sakit sekali, hatinya sakit, jantungnya seperti ditarik paksa keluar. Orang yang ia anggap sumber kebahagiaannya ternyata adalah sumber penderitaannya selama ini. Andai saja Junkyu tidak berbohong pada Haruto, setidaknya Doyoung akan mendengar Haruto memuji masakannya. Seandainya Junkyu tidak berbohong, Haruto pasti akan tau siapa yang sering memberinya sticky notes berinisial Rao. Seandainya Junkyu tidak sejahat itu, Haruto pasti sangat berterimakasih pada Doyoung.

Doyoung berlari keluar dari toilet saat Junkyu sudah pergi dari sana, Doyoung terhuyung jatuh di koridor setelah tidak sanggup lagi menahan beban tubuhnya.

"Hiks s-sakit hiks." Doyoung memukuli dadanya, berharap rasa sesaknya akan hilang dengan begitu.

Jihoon terkejut menemukan keadaan Doyoung yang kepayahan, ia buru buru mendekap sang submissive dalam pelukannya.
"Hei, ada apa? Kenapa nangis? Ada yang jahatin kamu?" Tanya Jihoon, tangannya senantiasa mengusap lembut punggung Doyoung yang bergetar.

"J-jihoon hiks d-dia nggatau hiks d-dia hiks dia nggatau." Tangis Doyoung.

"Dia siapa Doyoung? Dia nggatau apa?" Tanya Jihoon bingung.

"Sakit hiks sesak Jihoon sesak hiks." Doyoung semakin terisak dan mengeratkan pelukannya pada tubuh Jihoon, sementara Jihoon hanya membiarkan Doyoung dan berusaha menenangkan pria itu dengan mengusap punggungnya juga memberikan kecupan di puncak kepala si kelinci manis.

.

.

.

Doyoung sudah lebih tenang, walau begitu jejak air mata masih ada di pipi chubby pria itu.
"Mau cerita?" Tawar Jihoon karena tidak menyukai suasana hening yang ada.

"5 tahun Hoon, 5 tahun." Bisik Doyoung, Jihoon hanya diam menunggu Doyoung melanjutkan ceritanya.

"5 tahun lamanya gua dibohongin, 5 tahun lamanya gua ngga pernah tau kenyataan yang sebenarnya." Lanjutnya.

Beautiful LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang