Pura Pura Lupa

1.9K 255 132
                                    






Doyoung sudah lebih tenang, tetapi beberapa hari ini ia terus menghindari Junkyu. Melihat Junkyu hanya akan membuat hatinya lebih kesakitan dan Doyoung tidak mau itu terjadi. Terlebih ia tidak ingin memaki sang kakak.

Ia juga beberapa hari ini tinggal di rumah dan tidak menghubungi teman temannya sama sekali, ia jadi merindukan mereka dan ingin bercerita. Jadi ketika teman temannya mengajak bertemu ia langsung menyetujuinya. Malam nanti mereka akan berkumpul di cafe langganan mereka yang tak jauh dari apartemen Doyoung, ia juga berencana akan kembali ke apartemen bersama teman temannya setelah bertemu nanti.

Doyoung tersenyum menatap pigura foto yang berisi potret 10 orang yang tampak bahagia, itu adalah ia dan kesembilan temannya. Doyoung mengusapnya pelan seolah itu adalah barang pecah belah yang rapuh. Ia menerawang, mengingat kembali pertemuan mereka dan bagaimana mereka akhirnya menjalin pertemanan yang erat. Hanya teman temannyalah yang dengan tulus menyayangi Doyoung, dan hanya merekalah yang dengan tangan terbuka mau menerima Doyoung. Terutama Taeyoung, pria yang saat ini menempati posisi tertinggi di hatinya itu adalah segalanya bagi Doyoung. Taeyoungnya adalah kebahagiaannya.

Doyoung mengembalikan pigura foto itu ke tempat sebelumnya kemudian bersiap menemui teman temannya karena hari mulai beranjak malam.

.

.

.

Doyoung telah sampai di cafe tempat mereka janjian, mengedarkan pandangannya ke dalam cafe dan terpekik girang ketika menemukan teman temannya berada di spot pojok tempat biasa mereka nongkrong. Dengan berlari kecil Doyoung menghampiri mereka.

"Hosh,,,hosh,,,maaf telat mommy bawel banget soalnya hehehe." Ucap Doyoung dengan cengiran lucunya, yang hanya dibalas tatapan khawatir dari yang lain.

"Sini duduk." Ucap Taeyoung sambil menepuk tempat disebelahnya.

Doyoung menurut, duduk tepat di sebelah Taeyoung kemudian bergelayut manja pada pria itu. Tangannya dengan otomatis mengambil makanan ringan yang tersedia, memakannya dengan riang. Tidak menyadari atmosfir tegang disana.

"Udah pada pesen? Dobby mau es krim dong." Pintanya dengan manja seperti biasa.

Teman temannya hanya diam, sibuk dengan pikiran masing masing. Doyoung yang menyadari keanehan teman temannya mengernyitkan keningnya.

"Kalian kenapa sih? Daritadi aneh banget, tegang banget mana Dobby dicuekin terus." Kesal Doyoung sambil mengerucutkan bibirnya.

Taeyoung menggenggam tangan Doyoung kemudian mengusapnya dengan sayang, menyebabkan hati ke empat manusia disana terasa tercubit.

"Kita keluar yuk? Ada yang mau aku jelasin ke kamu." Ucap Taeyoung lembut.

"Oh? Kita berdua aja? Yang lain?" Tanya Doyoung bingung.

"Iya kita berdua aja, yang lain udah tau."

"Emm yaudah ayo." Ucap Doyoung sambil menggaruk tengkuknya, merasa bingung.

"Taeyoung biar aku ikut, biar aku bantu jelasin sama Dobby." Ucap Seongmin sambil berdiri.

Doyoung mengernyitkan keningnya bingung, sebenarnya ada apa sih? Mereka mau menjelaskan apa? Dan kenapa teman temannya tampak aneh?

"Nggausah Seongmin, gua butuh waktu sama Dobby dan gua butuh privasi buat ngomong berdua karena ini soal hubungan gua sama Dobby." Jawab Taeyoung, lagi lagi menohok ulu hati Seongmin.

Taeyoung menggenggam jemari lentik Doyoung kemudian mengajaknya ke taman dekat Cafe. Mereka duduk di salah satu bangku taman masih dengan keadaan saling bergenggaman tangan.

Beautiful LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang