Bagian 50

909 186 80
                                    

SMA Uktama dibuat gempar dengan berita yang baru saja menjadi trending topik di salah satu stasiun televisi. Di sana ditayangkan konverensipers Arsen, salah satu pengusaha sukses. Dikabarkan putrinya yang dua belas tahun silam dinyatakan meninggal, kini sudah kembali pulang dan ternyata baik-baik saja.

Kabar itu bahkan sampai di telinga, Alim, Rere serta teman mereka yang lain.

Mereka tercengang melihat Nina yang baru saja sampai bersama Rama. Mereka sempat berselisih. Tapi, kedua saudara itu tampak enggan menyapa mereka. Entah kerena mereka tidak melihat kehadiran Alim dan Rere atau karena memang segaja tidak ingin menyapa.

"Nggak nyangka gue, anjir. Bisa begitu," kata Dimas seraya geleng-geleng kepala merasa tidak habis pikir.

"Kayaknya habis ini lo berdua bener-bener nggak akan mereka pandang, deh. Lim, Re." Zein menepuk bahu Rere dan Alim bersamaan membuat dua insan itu saling pandang.

"Entahlah." Rere menoleh pada Alim.

Alim tersenyum kecil.

"Gue udah biasa, dari dulu juga dia nggak pernah mandang gue sebagaimana gue memandang dia," imbuh Alim.

"Baguslah, Lim. Abis ini lo nggak usah bucin lagi, oke?" saran Elang. Elang agak senang melihat Alim bisa sedikit pintar untuk tidak terlalu mencintai gadis seperti Nina sedalam itu.

***

Di kelas XI IPA 3 banyak murid yang sibuk menggosip tentang Nina dan Rama. Kisah cinta Nina yang bertepuk sebelah tangan selama ini terlihat semakin miris karena ternyata gadis itu mencintai abangnya sendiri.

Di saat desas-desus itu terus menyebar ke seantero SMA Uktama, Alim dan Rere masuk ke dalam kelas.

Alim duduk di bangkunya, Rere masih berdiri karena Rama tidak memberinya akses untuk masuk ke dalam.

Rama menoleh, peka dengan itu dia pun memberikan Rere akses untuk masuk dengan menggeserkan kursinya sedikit ke belakang.

Rere berusaha keras agar terlihat baik-baik saja. Dia pura-pura membaca buku pelajaran untuk mengabaikan Rama. Tapi, sialnya buku itu malah terbalik. Rama hampir saja tertawa, Rere sangat tidak teliti saat mendiamkannya.

"Jadi sekarang lo punya keahlian membaca buku dengan terbalik?"

Alis Rere menyatu, dia pun memperhatikan bukunya dan benar buku itu terbalik. Rere berdehem sekali, kalau begini bisa ketahuan jika dia tadi sedang melamun.

"Ehem, ini gaya baru," jawabnya canggung.

Rere masih saja berdehem-dehem pura-pura batuk tidak jelas, lama-kelamaan tenggorokannya benar-benar gatal. Rere pun terbatuk.

Rama mengeluarkan botol minum yang entah sejak kapan dia bawa. Tanpa basa-basi Rere terima dia minum sampai setengah.

"Sejak kapan kau bawa-bawa botol minum kek gitu?"

Rama melihat botol minum kacanya.

"Ini bukan punya gue, ini punya Suci, eh. Maksud gue Nina, mungkin tadi pagi Mama salah masukin botol minum." Ya. Semenjak tadi malam Nina langsung kembali tinggal di rumahnya yang sebenarnya.

"Oh."

Setelahnya hening, bukan kelas. Tapi, Rere dan Rama. Tidak biasanya mereka saling diam begini, jika sudah begini Rere sangat berharap semoga guru yang mengajar cepat masuk.

Gadis MeresahkanWhere stories live. Discover now