Bagian 1

6K 469 125
                                    

Rere Belea Sinaga, gadis asal Medan yang kini tengah terdampar di Jakarta dan sedang cekcok dengan supir taxi. Mempermasalahkan kembaliannya yang seribu lima ratus lagi.

"Wak, kembalianku seribu gopek lagi mana?"

"Maaf nih, Neng. Gakada uang pecah, iklasin aja, ya?" rayu supir itu. Dia masih duduk anteng di dalam taxinya.

Rere membesarkan matanya, kepalanya menggeleng.

"Enggak, Wak. Enggak," ditolaknya.

"Astaga pelit amat, cuman seribu lima ratus, anggap aja sedekah," balas supir taxi.

Rere bertolak pinggang, dia menjatuhkan kopernya begitu saja di trotoar.

"Wak, seribu gopek pun duit, mana sini!" Rere menadahkan tangannya.

Supir taxi tak ada pilihan lain, lebih baik dia pergi, dan itu yang sedang dia lakukan, manancap gasnya dan pergi dari sana.

"MAAF, NENG. IKHLASKAN AJALAH" teriak supri taxi.

Mata Rere semakin membesar, tidak bisa dibiarkan, Rere bergegas merogo tas salempangnya mencari apa saja hal yang bisa dia lembarkan, dapat yang dia cari keluar sebuah pisang. Rere bersiap akan melempar, tapi urung dia lakukan Rere mengkupas kulit pisang terlebih dahulu dan langsung melahap utuh pisangnya lalu melemparkan kulit pisang ke taxi, namun sayang tidak kena malah salah sasaran. Sebuah sepeda oleng dan jatuh masuk ke dalam parit.

Rere menutup mulutnya kaget, persekian detik berikutnya Rere tertawa ngakak. Memegangi perutnya.

"Bangsat, kulit pisang siapa yang nusuk mata gue," teriak korban itu.

Mendengar teriakan tersebut Rere kembali bungkam, sebenarnya Rere bingung dia harus lari atau membantu orang yang menjadi sasaran kulit pisangnya. Akhirnya Rere memilih membantu saja. Mendekati orang itu, menjulurkan tangannya.

"Pegang tanganku, biar kubantu kau," ujarnya.

Pemuda yang wajahnya sudah terkena air hitam pekat comberan, langsung mendongak, dia melepas helm sepedanya dengan kasar, matanya melotot.

"Lo yang lempar kulit pisang itu?" tanyanya tidak santai.

Rere mengangguk polos.

"Maaf, ya. Tak segaja." Rere menampilkan deretan gigi putihnya.

"Goblok, gak segaja mata lo bisulan, gara-gara lo gue jadi nyungsup ke sini."

Rere memutar bola matanya jengah.

"Mangkanya kubantu kau, ayok! Banyak kali pun cerita kau dari tadi."

Pemuda itu memegang telapak Rere.

"Lo pegang kuat-kuat. Kalo enggak abis lo gue tenggelamin di sini," sungutnya.

"Halah, selepeh kali kau samaku, aku jagonya kalo soal mengang memegang. Cepatlah!"

Rere benar-benar menarik pemuda itu keluar.

Rere mengelap tangannya, dia mengeluarkan kertas dan pulpen dari tas selempangnya. Pemuda itu menatapi Rere dengan kesal. Pemuda itu mengelap wajahnya dan bajunya yang sudah basah karena air comberan.

"Nama?" tanya Rere tiba-tiba.

Pemuda itu tak menyaut. Rere menoleh, dia menyentil lengan pemuda itu.

"Nama kau siapa?" ulang Rere.

"Alim Fairus Holang KAYAH!" tekannya.

Rere kembali ngakak, sereceh itu memang si gadis berkucir kuda.

Alim menatapnya jengah, entah apa yang lucu. Padahal Alim mengatakan hal yang sesungguhnya.

Rere mengatur tawanya, dia menghembuskan napas sekali, lalu diam. Dua detik kemudian dia ngakak lagi, tahan Rere kembali meredam tawanya walau agak sulit, Rere akan redam lagi, dan berhasil sekarang hanya tinggal senyuman yang menyebalkan yang terdapat di bibirnya. Tangannya sibuk menuliskan sesuatu di dalam buku kecil bergambar hello kity.

Gadis MeresahkanTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon