03. New Life

3.5K 396 1.2K
                                    

Hai, update lagiii

Siapa yang seneng tunjuk tangan!!

Sebelum baca jangan lupa vote dulu yaa! Tinggalkan komentar disetiap baris, okayy

•••

Selamat membaca, Amories!♡
. · . · . · . · . · . · . · . · . · . · . ·. · . · .

✰✰✰

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


✰✰✰

Sinar mentari pagi mengusik tidur cowok tampan berambut cokelat gelap. Hangatnya matahari pagi ini bahkan terasa seperti menyentuh kulitnya. Ia mengerjapkan mata beberapa kali sambil mengacak-acak rambut cokelatnya.

“Ekhm.”

Suara dehaman seseorang yang dikenalnya langsung membuat Prince membuka mata. Sosok pria yang pertama kali dilihatnya membuat ia menghela nafas kasar. Ia menatap bingung ayahnya. Ada apa gerangan ayahnya itu berdiri di pinggir kasur.

“Kenapa?” Prince bertanya dengan bias suara serak khas bangun tidur.

“Nggak mau sekolah?” Malvin balik bertanya.

Dahi Prince mengerut bingung, “Ibu Mila, kan, belum sampai kesini.”

“Ngapain bu Mila kesini?”

Prince menegakkan tubuh menatap datar ayahnya itu, “Terus kalau bu Mila nggak kesini, mau belajar sama siapa? Sama Papah? Kan sibuk kerja.”

Malvin terkekeh pelan menatap putranya, “Belajar sama guru di sekolah, lah.”

“Maksudnya?”

Malvin memberikan paperbag hitam lumayan besar pada Prince, “Coba buka.”

“Apalagi, sih, Pah?” Prince membuka paperbag itu, mengeluarkan isi di dalamnya.

Terdapat buku-buku pelajaran dan perlengkapan alat tulis disana. Alis Prince menyatu bingung melihat benda terakhir. Ia mengambil seragam sekolah yang pernah dipamerkan Adzriel lalu menatap ayahnya, “Apa ini?”

“Itu namanya seragam. Uniform,” kata Malvin tersenyum.

“Untuk apa? Sekolah di rumah pakai seragam?”

Malvin berdecak kesal mendengar pertanyaan anaknya, “Otak kamu kesedot atau gimana, Prince? Kok mendadak jadi bego?”

Malvin menunjuk buku dan perlengkapan alat tulis diatas kasur Prince serta tas sekolah yang di letakkan diatas meja belajar anak itu, “Jam delapan bel masuk sekolah bunyi. Kalau nggak mau telat di hari pertama, cepat mandi terus pakaian. Abis itu sarapan, nanti diantar Mamah ke sekolah.”

“Hah?” Prince masih berusaha mencerna ucapan ayahnya.

Sedetik.

Dua detik.

PRINCE ⨾ Speck of Happiness Donde viven las historias. Descúbrelo ahora