48. EPILOG

3K 250 104
                                    

Huft,,, part yang benar-benar terakhir :( Sedikit gak rela, tapii, yang namanya awal pasti ada akhir.

Udah ah, mellow mulu :( yuk sebelum baca pencet vote dulu yuk.

•••

Selamat membaca, Amories!♡
. · . · . · . · . · . · . · . · . · . · . ·. · . · .

✰✰✰

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

✰✰✰

“Hai, Oma. Hai, Opa,” sapa Prince mengelus nama diatas nisan dua orang yang sampai sekarang bahkan sampai akhir hidupnya akan selalu ia rindukan.

“Sesuai janjiku. Aku datang lagi, setelah Papahku yang dulu kembali.” Prince melihat gadis disebelahnya, lalu tersenyum mengelus tangan gadis itu. “Aku datang sama adikku, Cassie.”

“Hai, Oma. Hai, Opa,” sapa Cassie.

“Oma, Opa, aku sudah bahagia. Aku sudah berdamai dengan trauma masa lalu. Aku sudah gak takut lagi. Pelan-pelan aku mulai berhenti minum obat anti depresan. Dokter bilang harus secara bertahap, tapi aku sudah gak perlu minum obat tidur lagi supaya bisa tidur. Aku juga gak perlu minum obat penenang lagi.”

“Kak Prince hebat, kan, Oma Opa?” tanya Cassie walau tak akan mendapat jawaban.

“Aku bisa melewati semua ini karena banyak orang baik yang sayang sama aku, Oma Opa.”

“Apapun itu, kak Prince yang berusaha sendiri, kak Prince yang terhebat,” ujar Cassie.

Prince mengacak gemas rambut pirang adiknya. “Oma, tau gak? Cassie ini mirip banget sama Oma. Cerewetnya pun sama. Kalau Oma masih ada, pasti yang paling tertekan sekarang Papah. Karena Papah harus menghadapi tiga perempuan yang sama-sama cerewet, bikin pusing.”

“Oh gitu, jadi maksud kamu Mamah bikin pusing?”

Prince dan Cassie menoleh melihat pemilik suara lembut tiba-tiba saja berdiri tiga langkah dibelakang mereka.

“Papah, Mamah?” gumam Prince

Alea bersama Malvin jalan mendekati mereka. “Mamah bikin kamu pusing?”

“Gak, kok. Maksud aku yang pusing Papah, bukan aku,” ujar Prince.

“Benar, aku bikin kamu pusing?” tanya Alea menatap suaminya penuh selidik.

“Kamu bikin candu, bukan bikin pusing.”

“Terus siapa yang pusing sama Mamah, hah?” tanya Alea pada mereka bertiga.

“Prince, tuh. Alasan aja dia bawa-bawa Papah,” kata Malvin mengompori.

“Iya, Mah. Kak Prince, tuh. Kata kak Prince Cassie juga bikin pusing,” ujar Cassie menimpali.

PRINCE ⨾ Speck of Happiness Donde viven las historias. Descúbrelo ahora