"Kesedihan, kesendirian, kehilangan, kegelapan, kekecewaan dan tipu daya selalu melekat di kehidupan nya."
Seorang gadis cantik memiliki banyak luka dan rahasia. Anak broken home yang selalu salah di mata papanya. Seakan-akan dunia begitu membeci di...
Vanya merapikan dress nya agak kusut. Dia memasang senyum.
"Lo kok bisa disini? Lo enggak ngeliat yang terjadi 'kan? Please kalau ngeliat kejadian tadi, gue mohon jangan disebar. Atau gue potong tu belut Lo," lanjut Vanya gugup.
Orang tersebut melengo. Dia belum paham maksud 'belut'. Vanya mengaruk tengkuk nya. Vanya membuang muka sambil menunjuk bagian yang dimaksud. Orang tersebut mengikuti arah telunjuk Vanya. Dia baru paham, dia langsung menutup bagian yang maksud mengunakan telapak tangan.
"Makannya sebelum keluar dicek dulu, pengen cepet-cepet eh malah itu nya lepas," kekehan Vanya. Tiba-tiba moodnya membaik.
Atau berkat pemuda yang ada dihadapannya?
Vanya menahan tawa agar tidak lepas. Tu cowok bego, atau gimana sih? Udah tau kebuka kagak langsung dibenerin, batin Vanya.
"Sial," umpat tu cowok, dia langsung memutar tubuh, membenarkan resleting celana nya yang terbuka.
"Tutup," ucapnya.
"Ngapain tutup mata? Lo nya aja putar badan. Ya kali gue ngitip, kagak minat kali," balas Vanya. Dia bergerdik ngeri. Bisa-bisanya tu cowok, ngira gue mau ngeliat tu belut batin Vanya.
"Masa?" tanyanya setelah selesai. Dia mendekati Vanya. "Kok gue enggak percaya?" bisiknya.
Vanya bersedekap dada. Dia tersenyum remeh. "Ngapain juga gue percaya ke Lo? Lo siapa gue?"
Cowok tampan tersebut menyamakan tinggi badan Vanya. Dia tersenyum miring. Dia menunduk kan kepalanya, hidung mereka saling bersentuhan. Vanya memejamkan matanya.