55

125 32 9
                                    

Chaeyeon menangis sesenggukan di depan IGD. Dia ditenangkan oleh Lia dan Chaewon.

"Kamu yang tenang. Chaeryeong akan baik-baik saja." ucap Lia

Beberapa saat kemudian, pintu IGD terbuka, dan dokter yang menangani Chaeryeong keluar.

"Dengan kerabat dari Lee Chaeryeong?"

Chaeyeon langsung bangkit dari duduknya. "Saya kakaknya, Dok. Bagaimana keadaan adik saya?"

"Benturan yang didapat Lee Chaeryeong cukup keras. Pasien sempat kehilangan cukup banyak darah, dan butuh beberapa jahitan juga. Untungnya tadi ada yang mendonorkan darah untuk adik anda. Sekarang, pasien sudah melewati masa kritis, dan tinggal menunggu waktu bagi pasien untuk sadarkan diri."

Chaeyeon menghembuskan nafas lega.

"Kalau boleh saya tahu, siapa yang mendonorkan darah untuk adik saya, Dok?"

"Maaf, pendonor tidak mau disebut identitasnya. Saya hanya bisa memberitahu kalau orangnya sama dengan yang membawa adik anda ke rumah sakit ini. Baiklah, saya permisi dulu."

"Ah, iya. Terima kasih, Dok."

Sepeninggal sang dokter, Chaeyeon, Chaewon dan Lia saling pandang.

"Kira-kira siapa ya yang nolongin Chaeryeong?" ucap Chaeyeon

Chaewon mengangkat kedua bahunya. "Siapapun dia, dia pasti orang yang baik banget. Semoga dia selalu dalam lindungan Tuhan, deh."

"Aamiin..."

**

Jiheon berjalan sedikit tergesa-gesa dari arah kantin rumah sakit. Tadi ketika berada di kantin, Jiheon bertemu dengan Jisung. Dari Jisung, Jiheon tahu kalau Chaeryeong mengalami kecelakaan dan dirawat di rumah sakit ini. Jiheon sendiri sedang menjenguk Jaehee tadi, dan belum pulang sejak tadi siang.

Karena terburu-buru, Jiheon menubruk seseorang yang memakai topi hitam dan masker yang menutupi hampir seluruh wajahnya. Untung kopi cup yang dibawa Jiheon tidak tumpah.

"Eh aduh, maaf banget, maaf. Nggak sengaj- loh Dongpyo? Kamu ngapain di sini?"

Anak laki-laki yang ternyata adalah Dongpyo itu panik. Dia menoleh ke sekeliling, takut ada yang melihatnya.

"Sssttt jangan sebut-sebut namaku, Ji..."

"Hah? Kenap--"

Ucapan Jiheon terpotong ketika atensi gadis itu tertuju kepada lengan Dongpyo yang terdapat plester kecil.

"Kamu habis ngapain sih, Pyo?"

"Ih Jiheon, jangan sebut-sebut namaku, dong. Soal plester ini, tolong jangan kasih tau siapapun. Pokoknya anggap kamu nggak ketemu aku malam ini."

"Tapi kenap--"

"Udah, sana kamu pergi. Aku tau kamu mau jenguk Kak Chaer kan? Dia masih di IGD. Udah ya, bye. Ingat, jangan kasih tau siapapun kalo kamu ketemu aku."

Setelahnya, Dongpyo pun pergi. Sepertinya dia terburu-buru.

Jiheon menghela nafas. "Kamu nggak mau orang-orang tau kalo kamu yang nolongin Kak Chaeryeong ya, Pyo?"

**

Eunsoo baru saja menyelesaikan PR nya. Dia baru dikabari oleh Jiheon kalau Chaeryeong kecelakaan dan dirawat di rumah sakit yang sama dengan Jaehee dan Kyungho. Dan ups, Jiheon kelepasan memberitahu tentang pertemuannya dengan Dongpyo, juga tentang Dongpyo yang ingin merahasiakan kalau dialah yang menolong Chaeryeong.

Pandangan Eunsoo nanar. Selain memikirkan Chaeryeong, gadis itu juga memikirkan Dongpyo. Entah kenapa, wajah anak muda itu jadi mulai sering mampir di pikirannya, bahkan hampir menggeser posisi Cha Junho.

Duh, nggak bisa gini, batin Eunsoo. Dia senang Dongpyo sudah benar-benar berubah menjadi anak baik. Ah, dari awal anak itu memang anak baik, hanya saja tertutup keinginan balas dendam.

Eunsoo menghela nafas. Pada saat itulah dia merasakan semilir angin dingin memenuhi kamarnya.

"Kak Wangyi ya?"

Suara Yiren pun mulai terdengar. Tapi wujudnya tidak tampak. "Kamu hafal ya sama tanda-tanda kemunculanku? Ngomong-ngomong, kenapa kamu panggil aku Wangyi? Namaku Yiren."

"Namamu Wang Yiren kan, Kak?"

"Iya. Namaku Wang Yiren."

"Yaudah, nggak salah dong aku manggil Kak Wangyi?"

"Kamu hobi banget ngubah nama orang. Si itu tuh, Yuna kamu panggil Yuyun. Trus cowok ganteng itu kamu panggil Chacha. Aku dipanggil Wangyi. Terus cowok mini itu mau kamu panggil apa?"

"Poyo."

"Hah?"

"Dongpyo, kan? Aku panggil Poyo- eh kok aku kasih tau sih?"

Yiren terkikik. "Kayaknya dia mulai mengusik pikiranmu, ya?"

Pipi Eunsoo seketika mmerah. "Ah, apa sih Kak Wangyi ini. Kakak mau apa ke sini? Kalo nggak penting, pergi aja sana."

"Dih, galak. Aku cuma mau kasih kamu semangat aja. Soalnya bebanmu makin berat dari periode sebelumnya. Yang terbaru aja, Chaeryeong ikut jadi korban. Kamu harus kuat. 'Kekuatan' mu lagi nggak bisa dimaksimalin kan? Maaf aku nggak bisa sering-sering muncul buat bantuin kamu dan yang lainnya."

"Kakak udah tau soal kecelakaan Kak Chaer? Apa Kakak juga tau soal kecelakaan Jaehee dan Kak Kyungho?"

"Ya, aku tau."

"Kalau gitu, apa Kakak bisa bantu kasih petunjuk soal pelakunya?"

Hening. Tak ada sahutan. Hanya ada semilir angin yang sudah normal kembali. Yiren sudah tak ada di tempatnya.

Eunsoo menghela nafas. "I'll do my best with my own way."


#####

ICY One: New CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang