01 || SAMUDRA

35 6 11
                                    

brum... brum..

Seorang pengendara sepeda motor melajukan motornya diatas rata rata, yang diikuti oleh segerombolan geng motor. Suasana mulai tegang dan membuat jalanan jakarta dimalam hari sangat ricuh. 

"BERHENTI WOII!"

"SAMUDRA!! BERHENTI!!"

"WOAH! SAMUDRA BERHENTI!!!!!"

Teriak segerombolan motor yang saling bergantian menyusul pengendara sepeda motor yang  memimpin terlebih dahulu. Mendengar teriakan yang semakin jelas, lelaki pengendara sepeda motor itu menambahkan kecepatannya diatas rata rata. Tanpa disadari terdapat seorang gadis yang sedang berusaha berniat menyebrang, dengan seketika lelaki itu menancapkan rem-nya berusaha untuk menghentikan laju sepeda motornya.

Brugh!!

Lelaki itu berusaha bangkit dari posisinya yang tergeletak di aspal jalan. Melihat lelaki itu bersusah payah bangkit, gadis itu berusaha untuk membantunya. Tetapi lelaki itu enggan menerimanya.

"Lo baik baik aja? Sini gue bantu!" Ucap gadis itu dengan nada panik sambil mentitah lelaki itu yang sedang bersusah payah berusaha berdiri. Lelaki itu membuka helm fullfacenya dan membenarkan rambutnya yang acak-acakan. Tanpa disadari teriakan segerombolan sepeda motor yang mengikutinya tadi semakin jelas dan sekarang posisinya tepat di hadapan lelaki dan gadis itu.

"SA...MU...DRA..." Ucap seseorang lelaki dari segerombolan sepeda motor itu,yang meremehkan keberadaan Samudra, yang beraninya menampakan dirinya dihadapannya. Ya betul, dia Samudra tepatnya Samudra Mahardika. Samudra hanya tersenyum tipis sambil memutar balikan bola matanya seraya meremehkan keberadaan lelaki itu.

"WOW, SIAPA INI CEWE?" 

"BERANI BANGET LO BAWA CEWE MALEM MALEM DI TEMPAT GELAP GINI" Ucap lelaki itu sambil tertawa kecil, dengan sigap Samudra meraih tangan gadis itu berniat berusaha untuk melindungi gadis itu dari lelaki berandal yang berbicara di hadapannya. Gadis itu hanya terdiam, sambil berpikir untuk berusaha kabur dari segerombolan anak berandal itu.

"Ikut gue!" Ucap gadis itu sambil menarik tangan Samudra dan berusaha melarikan diri dari anak berandalan itu. Samudra hanya terdiam dengan tingkah lucu gadis itu sambil menggenggam erat tangan gadis itu dan berlari mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.

"SAMUDRA BERHENTI!!!"

"BERHENTI SAMUDRA!!!'" Ucap lelaki berandal itu, tidak sesekali Samudra melirik arah datangnya teriakan. Samudra dan gadis itu berusaha bersembunyi di sebelah tumpukan balok kayu. Tangan kirinya masih menggengam erat tangan gadis itu dan tangan kananya memegang pucuk rambut gadis itu yang sedari tadi berusaha untuk berdiri tapi ditahan oleh Samudra. 

"SAMUDRA DIMANA LO?"

"SAMUDRA KELUAR!!!" Ucap berandal itu sambil berlari berusaha mencari keberadaan Samudra. Mendengar suara berandal itu semakin samar, Samudra berusaha untuk keluar dan tanpa disadari dia masih menggengam tangan gadis itu. Gadis itu berusaha bangkit dari tempat persembunyiannya dan melepas genggaman Samudra tanpa canggung.

"Yang lo lakuin salah!" Ucap Samudra, sambil menatap tajam gadis itu. Gadis itu hanya membalas dengan senyum tipisnya. "ANG-KA-SA.." Eja Samudra didalam batin sambil membaca tanda baju gadis itu

"Hah? Maksud lo apa?"

"Gausah narik narik gue! Ketika lo berusaha untuk kabur!" 

"What?! Lo mau abis jadi lemper sama anak berandal itu hah??!!" Ucap gadis itu kesal karena tidak habis pikir dengan pemikiran lelaki yang sekarang sedang berbicara dihadapanya.

"Gue bisa jaga diri gue sendiri!!!" Ucap Samudra, sambil meninggalkan gadis itu yang sedari tadi mengomel dikuping Samudra yang akan membuat kupingnya meledak. Samudra bukanlah lelaki yang penakut tapi gadis itu yang menariknya yang membuat anak berandal itu semakin menjadi-jadi untuk mengejar mereka yang berusaha kabur. 

• • •

Cahaya matahari pagi yang mengusik tidur nyenyak Nesya, tidak sesekali dia mengedipkan  mata sambil membuka matanya dan berusaha untuk bangkit dari tidurnya. Dia memijakan kakinya di karpet lantai yang hangat, melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan berusaha untuk bersiap siap untuk berangkat sekolah dipagi hari.

"Berangkat pah! Dah.." Ucap Nesya sambil mencium tangan Atmaja, Atmaja adalah Papah Nesya. Dia sangat sayang kepada Nesya karena dia adalah salah satunya Kristal yang dia punya. 

"Iya sayang, semangat belajarnya ya! Papah sayang banget sama kamu" Ucap Atmaja sedikit menenangkan Nesya yang telah ditingalkan oleh mamanya beberapa hari yang lalu. Itu alasan mengapa Nesya dan Atmaja pindah tempat tinggal sekaligus tempat bekerja dan sekolah.

"Iya pah! Papah hati hati ya, jangan ngebut!" Ucap Nesya menuju sekolah dengan melambaikan tangannya, Atmaja membalasnya dengan lambaian tangannya dengan senyum manisnya. Anak gadisnya itu sudah tidak terlihat lagi keberadaanya, secepat mungkin Atmaja mengemudikan Mobilnya menuju tempat dimana dia bekerja.

 Kring.. kring..

Bel masuk kelaspun berbunyi, siswa siswi masuk menuju kelasnya masing masing. Kelas XI Angkasa yang ramai dan ricuh tidak berubah ketika dirga selaku wali kels XI angkasa datang. Keberadaan Dirga tidak membuat diam satu kelas malah teriakan teriakan semakin keras mungkin karena terdapat sesorang lelaki yang disampingnya yang menambah kegaduhan.

"Tolong diam semua! Ini Samudra, dia sudah tidak lama berangkat karena sibuk merawat ibu-nya yang dirawat dirumah sakit. Tolong baik baik sama Samudra ya!" Ucapnya Dirga

"Silahkan duduk Samudra!" ucapnya lagi, Samudra tersenyum tipis berjalan tanpa kata kata menuju tempat duduk-nya. 

"Dia yang kemarin kan?" Batin Nesya sambil tersenyum tipis kepada Samudra ketika berjalan di samping tempat duduk Nesya. Samudra tak membalasnya, dia tetap pada pendiriannya menekukan tangan dan meletakkan dahi-nya dimeja. Nesya sesekali memberanikan untuk melirik Samudra memastikan lelaki itu apakah yang bersamanya malam tadi

• • •

Kring.. kring..

Bunyi lonceng istirahatpun berbunyi, siswa siswi berhamburan kesana kemari mencari tempat yang nyaman untuk mengistirahatkan sejenak pikirannya ketika sudah berpikir panjang ketika jam pelajaran.

"Omg Hyung!"

"Mau deh jadi budaknya Samudra"

"Pengin banget jadi penghangatnya Arka"

Teriakan alay dari gadis gadis seantero Angkasa ketika melihat pria idaman mereka berdua sedang berada di kantin sekolah. Arka beranjak pergi meninggalkan suasana kantin yang ramai membuat Arka merasa risih. 

"Minggir!" Ucap Samudra, dengan menyenggol piring Arka menggunakan siku tangan.

Prangh!!

Suara piring jatuh membuat teriakan teriakan alay terhenti, suara bising berubah menjadi senyap. Melihat serpihan piring yang berserakan di lantai, Arka segera memungutnya. Melihat perlakuan Samudra kepada Arka, membuat kesabaran Nesya habis. Dengan segera Nesya menghampiri Samudra yang dengan seenaknya hanya melihati Arka yang sedang memungguti serpihan pecahan piring.

"Ini bukan tontonan!" Ucap Nesya, dengan memunggut serpihan pecahan yang berada didepannya

"Gue ga ada urusan sama lo!" Ucap Samudra, yang masih fokus dengan Arka.

"Dasar Breng-k" Celetuk Nesya, dengan sigap Nesya berusaha meraih tangan Arka pergi dari keberadaan Samudra. Samudra hanya tersenyum tipis melihat Arka dan Nesya.

Samudra menyengirkan bibrirnya dengan mengingat kembali apakah dia pernah melihat gadis itu? Sepertinya tidak asing di mata-nya.

"Lepas!"

• • •

Apa yang akan terjadi dengan Arka dan Nesya?
Kenapa Samudra sangat membenci Arka?
Dan mengapa Arka tidak membalas Samudra? Apakah dia takut?

PELABUHAN ANGKASAWhere stories live. Discover now