6

1.8K 244 6
                                    

Paginya, Harry berguling di atas kasur dengan posisi tengkurap. Dagunya dia tempatkan pada telapak tangan dan mata hijaunya dengan malas melirik pada sebuah buku kecil dan tebal. Itu adalah buku tua, dengan kerutan dan halaman yang menguning berisi nama dan artinya. Rambutnya telah kembali normal ke warna gelap, yang mana terasa aneh. Ular-ular Harry berdebat saling melingkar di atas karpet coklat gelap.

"Master lebih menyukaiku," Si hitam-hijau berucap

"Yeah? tapi Master bilang sisikku indah," si merah-kuning mengangkat kepalanya sedikit lebih tinggi, dia membuat suara senilai dengan 'humph.'

"W-well Master berpikir aku lucu!" si hitam-hijau dengan cepat menambahkan, terbata akan kata-katanya.

Harry tertawa mendengar mereka dan kembali memusatkan perhatiannya pada buku. Dia melihat beberapa nama sebelum dia melihat nama 'Nimmy'. Berasal dari bahasa India dan berarti teman sang api. Harry pikir itu nama yang cukup bagus untuk si merah-kuning. Kulitnya merah dan kuning dan matanya adalah campuran aneh antara oranye cerah dan kuning neon. Warnanya menunjukkan Gryffindor tapi perilakunya sangat menunjukkan Slytherin. Kalimat 'Serigala berbulu domba' mampir di otaknya. Harry menyeringai.

"Bagaimana kalau Nimmy?" Tanyanya dalam parseltongue.

Dua ular tadi berhenti bertengkar dan mengangkat kepala mereka menghadap dirinya. "Nimmy?" ucap mereka bersamaan.

"Yeah," kata Harry mengangguk pada si merah-kuning. "Untukmu." katanya. "Artinya teman sang api."

"Teman sang-" si hitam-hijau menghentikan perkataannya dengan tawa. Dia terjatuh ke belakang, memamerkan perut hijaunya dan menggeliat di karpet dengan tawa mendesis. Warnanya memang senada dengan Slytherin tapi tidak dengan tingkahnya yang seperti Gryffindor.

Nimmy menekuk dan mengayunkan kepalanya dari sisi ke sisi, seperti menyiapkan diri untuk menyerang. Dia menurunkan rahangnya, taringnya berkilau terkena cahaya matahari yang menyorot dari jendela.

"Nimmy!" Harry memanggilnya dengan nada peringatan.

Dengan cepat si merah-kuning mengatupkan rahangnya dan merendahkan dirinya ke karpet. Dia mengeluarkan lidah, merasakan kekecewaan yang mengudara dari Masternya dan menggulung diri. Ular itu bahkan menjauh dan menyembunyikan kepalanya.

Harry berbalik menatap si hitam-hijau. "Dan kau," dia memulai, "tak seharusnya tertawa pada saudaramu seperti itu."

Si hitam-hijau kemudian mengeluarkan lidahnya dan menggulung dirinya, merendahkan kepala pada kulitnya. "Sorry Master," dia meminta maaf, "Sorry Nimmy."

Dia lalu meluncur mendekati Nimmy dan membenamkan wajahnya di belakang kepala ular betina itu. Dia menarik diri ketika Nimmy mengangkat kepalanya. Nimmy mendesis pelan, "idiot," dan menciumkan ekornya ke saudara laki lakinya.

"Walaupun begitu," Harry menatap bukunya dan dengan cepat mengacungkan jempol, senyum tertarik melintasi bibirnya, "Namamu tak lebih baik darinya."

Nimmy menjentikkan ekornya. "Itu tak mengejutkan, Master."

Mendengus, Harry memutuskan menamai si hitam-hijau setelah melihat nama pertama di halaman paling akhir. "It's Verde," katanya, "artinya hijau."

"Tapi Master!" Verde merengek. "Itu membosankan!"

Menutup bukunya, Harry menyeringai. "Terlambat untuk mencari nama baru sekarang, Verde. Aku sudah menutup bukunya dan aku terlalu lelah untuk membuka bukunya lagi."

Harry. Exe Has Stopped WorkingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang