Rasanya pengen berhenti

96 38 173
                                    

"Hati ini terlalu kelu perihal ronta, kadang malu, bahkan rasanya ingin pergi dari tatapan itu."
-katakosong

Siang ini, tepat kala hujan mulai berhenti. Aku meratapi bulir yang berguguran, merasakan sebuah airmata yang bercucuran.

Aku merasa... bahwa akulah manusia paling berdosa, manusia paling durhaka, manusia paling tak tahu diri akan kemampuan yang aku miliki.

"Aku ngga tau."

Dan kata-kata itu terlontar tiap kali aku menannyakan sebuah hal yang bersangkutan dengannya.

"Lalu, pada siapa lagi aku bertanya? Bukankah dirimu yang berkewajiban mengingatnya?"

Aku selalu berkata demikian, karena aku sendiri merasa lelah akan hal yang aku hadapi. Aku sendiri, hanya sendiri. Melakukan semua yang yang benar-benar membebani, kadang aku ingin mundur. Tapi... jalan yang begitu berliku benar-benar nyata di hadapanku.

Rasanya sudah tak searah berbicara dengannya, hanya ada perdebatan dan pertikaian. Jangankan solusi, mungkin... aku lebih baik diam, tapi rasanya semua tak kuat aku terima.

"Seperti apa diriku sebenarnya? Apa aku benar-benar manusia paling durhaka di dunia ini?"

Inginku mengelak, namun kenyataan ini membawaku pada sebuah nyata yang tak pernah bisa aku ubah, bentakkan itu rasanya benar-benar menjadi kelemahan hidupku.

Mungkin hanya diriku yang bisa merasakan ini, kala sebuah masalah datang silih berganti, berharap esok adalah hari akhir dari masalah yang aku temui.

"Besok ya, nunggu ini kelar. Baru deh aku lanjut ke kamu."

Bisa saja esok adalah hari di mana aku berjanji esok di hari esok yang akan datang, lalu seterusnya berlanjut sampai minggu, bulan, dan tahun berlalu.

Ini hanya segelintir kata yang entah bisa kalian baca, atau mungkin hanya bisa kalian susun abjadnya saja.

-salam dari diri yang tak sempurna ini.

Ruang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang