7-Nen no sugoshita jikan (Time spent 7 years)

16 1 4
                                    

"Papa, besok hari ulang tahunku." tukas gadis kecil lucu yang rambutnya sedang aku ikat.

"Kau mau hadiah apa?" tanyaku yang masih sibuk mengikat rambutnya.

"Hmm.." gadis kecil itu berpikir sejenak sebelum dia menjawab keinginannya.

"Aku ingin ke makam mama" jawabnya sambil tersenyum memperlihatkan deretan gigi rapihnya.

Deg.. aku terdiam saat mendengar permintaan malaikat kecilku, apakah aku sanggup mengajak Airin si malaikat kecilku ke tempat peristirahatan terakhir mamanya, tapi mungkin ini saatnya Airin bertemu mama-nya walaupun yang dia temui hanya makam dari mamanya.

"Baiklah, hari minggu nanti kita pergi ke makam mama mu"

"Asik"
Airin bersorak kegirangan
terlihat raut bahagia dari wajah Airin saat aku akan mengajaknya bertemu dengan sang mama, Airin tak sabar menunggu hari itu tiba.

Sawamoto Airin gadis kecil berumur tujuh tahun yang harus kehilangan mamanya sejak dia masih sangat kecil. Mamanya meninggal tiga jam setelah melahirkan Airin. Sejak saat itu Airin tumbuh tanpa sosok seorang ibu, dia hidup bersama lelaki yang dia panggil papa. Airin sangat menyanyangiku, bagi Airin aku adalah seorang pahlawan super yang rela melakukan apapun demi kebahagian Airin.

***
Akhirnya hari itu tiba sejak pagi Airin sudah tak sabar untuk menemui ibunya.

"Papa cepat sedikit!!" teriak Airin.

"Sebentar sayang, papa mengunci pintu dulu" jawabku seraya mengunci unit apartemen yang kami tinggali.

Tak lama kami langsung bergegas menuju lobi dan menunggu taksi online yang sebelumnya sudah aku pesan.

Dan untung saja kami tak perlu menunggu terlalu lama, saat kami baru saja sampai lobi apartemen taksi online yang dipesan sudah terpakir di depan lobi. Kami pun tak membuang waktu dan langsung masuk ke dalam lalu taksi online pun mulai berjalan menelusuri jalanan kota yang cukup lengang pagi hari ini.

"Papa, apakah mama secantik aku?" tanya Airin yang sekarang sedang bersandar di tubuhku.

"Mamamu cantik dan sama sepertimu berisik banyak bicara"
Aku mencubit pelan caping hidung Airin, Airin yang tak suka dia hanya mengerucutkan bibirnya.

Setelah dua puluh menit menempuh perjalanan, kami sampai di tempat pemakaman umum. Tanpa banyak omong Airin langsung menarik lenganku masuk ke dalam pelatara makam.

"Tunggu sayang, papa tidak bisa berjalan dengan benar kalau kau menarik papa seperti ini" keluh aku yang kesusahan mengikuti langkah Airin

Airin melepaskan pegangan tangannya dan berbalik badan.

"Maafkan aku papa, aku hanya tidak sabar ingin bertemu mama"
Kini wajah Airin berubah menjadi sendu, aku yang tak tega melihat gadis kecilku bersedih. Aku kemudian berjongkok untuk menyamai posisi badan Airin dan mengusap rambut lurus gadis kecil itu.

"Kau tak perlu meminta maaf, sini pegang tangan papa dan berjalan santai saja" aku mengulurkan tangan dan Airin pun menyambut uluran tangan dariku.

Akhirnya kami tiba disebuah makam yang bertuliskan nama Sawamoto Mitsuko. Airin tersenyum dia merasa bahagia bisa bertemu mamanya walaupun hanya makamnya saja.

"Mama, aku sekarang sudah besar. Papa yang merawatku dengan baik selama ini" Airin sedikit menyeka air matanya.

"Aku tidak sedih, aku bahagia papa selalu menjadi papa terbaik untuk aku"

Aku yang sejak tadi berdiri di belakang Airin tak kuasa menahan air mata, ada rasa sakit yang aku rasakan di dalam hati. Perasaan yang entah apa aku pun tak tau. Aku menatap wajah Airin yang nampak bahagia namun sedikit terbalut raut sedih, semakin aku menatap wajah Airin semakin timbul rasa bersalah pada diriku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 11, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ai no KatachiWhere stories live. Discover now