• F&S: Tiga

40 7 1
                                    

"Meski tak dekat, namun rindu tak pernah retak."

- First & Second -
••••

Pagi ini cerah seperti biasanya. Rosa yang baru saja selesai menyapu, memutuskan duduk di sofa terlebih dahulu. Rehat sejenak untuk pekerjaan rumah tangga lainnya.

Sebagai mantan wanita karir yang selalu sibuk dan jarang di rumah, jujur saja Rosa rindu pekerjaan kantornya dulu. Kini dia hanya berdiam diri di rumah bertemankan tv, cemilan, dan ponsel.

Tangan lentiknya menggulir beranda sosial media. Saat sedang asyik-asyiknya, Rosa mendadak teringat akan teman Dirga yang kemarin menabrak itu.

Namanya Jani. Dirga bilang itu temannya sewaktu di kantor lamanya.

Rosa iseng mencari nama Jani di kolom followers dan following milik Dirga. Siapa tau mereka berteman di sosial media juga kan?

Dan benar saja ada satu akun yang menunjukkan nama itu. Rosa membukanya untuk memastikan.

Di sana ada beberapa foto Jani, dua diantaranya fotonya bersama orang lain. Ada satu foto yang menarik perhatiannya, yaitu foto Jani dengan seorang wanita yang sepertinya sahabat dekatnya.

"Ini dia bukan ya?" batin Rosa.

Foto itu diambil dari jauh, wajahnya tak terlalu jelas. Namun latar tempatnya seperti tak asing di mata Rosa. Tapi ia tak pikir panjang, dan langsung mem-follownya.

Tak lama setelah tenggelam dalam sosial media itu, tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk.

Nathan is calling....

Wanita itu mengernyit, kemudian mengangkatnya.

"Halo, Nath? Ada apa?"

"Tolong sampein ke Dirga, Mama drop lagi suruh dia pulang ke rumah. Tadi aku telpon nggak diangkat soalnya."

Terdengar balasan dari seberang.

Rosa terhenyak sesaat, kemudian menjawabnya. "Oh, iya iya. Nanti aku kabarin Dirga soal ini. Aku kesana sekarang ya, Nath! Makasih infonya," kata Rosa lalu menutup teleponnya.

***

Setelah mendapat kabar tentang ibunya dari Rosa, Dirga langsung keluar dari kantornya. Buru-buru menyalakan mobil dan segera menuju rumah ibunya.

"Pasti Mama habis makan udang," desisnya cemas.

Dirga memijit pangkal hidungnya pelan, sesekali memejamkan mata untuk mengurangi penatnya. Meskipun masih pagi, pekerjaannya tetap saja menumpuk ingin segera dieksekusi.

Belum sempat menenangkan pikirannya, tiba-tiba terdengar  suara keras dari luar.

Ciiittt...

Laki-laki itu langsung menghentikan mobilnya. Menepikannya di bahu jalan.

"Kenapa sih?"

Dirga membuka pintu dan keluar untuk mengecek keadaan. Ia melihat seorang wanita jatuh terduduk dengan keranjang bunga yang agak rusak.

First & Second (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang